×

Akun anda bermasalah?
Klik tombol dibawah
Atau
×

DATA


Kategori

Kesenian

Elemen Budaya

Alat Musik

Provinsi

Sumatera Barat

Asal Daerah

Pariaman

Gandang Tambua Tansa

Tanggal 16 Aug 2018 oleh OSKM18_16318005_Victory .

GANDANG TAMBUA TANSA

Gandang Tambua Tasa adalah salah satu kesenian tradisi masyarakat Minangkabau. Kesenian ini tumbuh dan berkembang di Pariaman. Hebatnya, kesenian ini menjadi tradisi yang tidak pernah ditinggalkan oleh masyarakat Pariaman bahkan menjadi bagian penting disetiap acara-acara adat di Pariaman.

 

Kesenian Gandang Tambua Tasa merupakan kombinasi dari 2 jenis instrument perkusi (alat musik pukul), diantaranya Gandang Tambua dan Gandang Tasa. Gandang Tambua berbentuk tabung dengan bahan kayu dengan dua permukaan kulit. Gandang Tambua dimainkan dengan cara disandang pada salah satu bahu oleh pemain dalam posisi berdiri dengan menggunakan dua panokok tambua, semacam stik yang terbuat dari bahan kayu. Sedangkan Gandang Tasa lebih mirip setengah bola yang hanya memiliki satu sisi kulit

 

 

Sekarang ini bahan yang digunakan dalam pembuatan Gandang telah lebih praktis, seperti kulit yang dulunya dari kulit binatang sekarang diganti dengan Fiber yaitu plastik khusus sehingga keindahan bunyi dapat bertahan lebih lama. Gandang Tasa dikalungkan ke leher pemain dengan posisi berdiri sehingga Tasa terletak disekitar depan perut dan dipukul dengan dua potong rotan kecil.

 

Permainan musik yang diusung oleh masyarakat Pariaman ini telah memberi warna tersendiri dalam kesenian Minang. Selain komposisi musiknya yang memprovokasi dan bercirikhas kesenian ini memiliki keunikan dalam memainkannya. Gandang Tambua Tasa dimainkan oleh 7 (tujuh) orang pemain yang terbagi menjadi 6 (enam), pemain gandang tambua dan 1 (satu) orang pemain tasa. Gandang Tasa berperan sebagai intro (pembuka) sebelum Gandang tambua dimainkan. Gandang Tasa juga menjadi penyambung dalam peralihan lagu, menentukan durasi lagu, dan secara keseluruhan Gandang Tasa merupakan komando dari kesenian ini.

 

Sedangkan Gandang Tambua adalah pengiring Gandang Tasa yang berperan penting dalam meningkah bunyi Gandang Tasa hingga menghasilkan irama yang sahut menyahut dan saling mengisi (system interlocking and hoketing).

 

Di beberapa daerah Minangkabau, kesenian ini biasa dimainkan pada setiap perayaan-perayaan adat seperti mengiringi acara Bararak kawin dan arakan Sunnah Rasul. Di daerah asalnya Pariaman, Gandang Tambua Tasa istimewa dimainkan pada puncak upacara Tabuik, penampilan yang paling dinantikan masyarakat Pariaman setiap 10 Muharam. Acara ini merupakan penghormatan dan peringatan atas pergorbanan Husein bin Ali, cucu Nabi Muhammad SAW yang meninggal dengan pengikutnya pada saat melawan Khafilah Yazid di Karbela Irak, pada tahun 61 Hijriyah.

 

Hasil gambar untuk tambua tasa

 

Bagi masyarakat Pariaman kesenian Gandang Tambua Tasa merupakan simbol semangat kepahlawanan, karenanya ia menjadi kesenian wajib dalam puncak upacara Tabuik. Lagu yang dibawakan adalah lagu Oyak Tabuik dan Sosoh yang bertempo cepat, dinamik keras, dan sangat energik sehingga penghayatan yang mendalam membangkitkan semangat kepahlawan. Irama perjuangan yang terjalin pada lagu tersebut memancing berbagai ekspresi baik dari pemain maupun penonton Tabuik.

 

Pemain Tabuik akan termotivasi untuk menggoyang-goyangkan tabuik, merebahkan, membawanya lari sambil meneriakan dengan lantang “hoyak hosein” berulang kali sehingga penonton pun terbawa dalam semangat pemain dengan ikut berteriak-teriak dan menari.

 

Kecintaan masyarakat Pariaman terhadap kesenian leluhur ini mereka lestarikan dengan mewariskannya kepada anak kemenakan mereka mulai dari usia dini. Tak heran jika disetiap grup-grup gandang yang ada di jorong dan nagari di wilayah Pariaman banyak ditemui pemain Gandang Tambua Tasa berusia remaja bahkan anak-anak. Mereka memainkan Gandang dengan lincah tak kalah dengan orang dewasa.

 

Selain pada upacara Tabuik, kesenian Gandang Tambua Tasa juga mempunyai event tersendiri bagi masyarakat Pariaman khususnya, baik yang diselenggarakan formal maupun non-formal. Seperti di masyarakat Pariaman Utara yang rutin melaksanakan pertunjukan antar grup secara bergantian setiap dua minggu sekali pada desa dan tempat yang berbeda dalam kecamatan Pariaman Utara.

 

Kegiatan ini diselenggarakan sebagai bentuk kesadaran masyarakat secara spontan terhadap kesenian yang telah lama hidup di daerah mereka. Kegiatan ini masih berlangsung hingga sekarang walau tanpa hadiah atau iming-iming juara, mereka menyebutnya latihan sekaligus pertunjukan seni. Pada acara tersebut semua group bebas bermain secara bergantian, saling mengamati, dan saling menghargai. Grup-grup yang saling unjuk kebolehan tidak hanya orang dewasa dan generasi muda tetapi justru yang paling menarik adalah munculnya grup gandang tingkat anak-anak.

 

Bapak Zulkifli Lubis (52 tahun) sangat bersyukur, karena kesenian Gandang Tambua Tasa tidak seperti kesenian tradisi lainya yang hampir kehilangan generasi penerus, setidaknya untuk saat ini. Dipariaman umumnya anak muda dan remaja munguasai kesenian tersebut. Bahkan sangat digemari oleh anak-anak. Menurut beliau hampir disetiap desa/nagari di Pariaman memiliki grup Tambua dewasa maupun anak anak. Pembina grup Tambua anak-anak ini juga berharap, “dengan melatih anak-anak mulai dari usia dini insyallah walau nantinya musik modern semakain menyebar, mereka tetap dapat menguasai kesenian tradisi mereka, kemudian mengembangkanya."

 

#OSKMITB2018

DISKUSI


TERBARU


Candi Ijo - Sej...

Oleh Dewiarya | 02 May 2024.
Bangunan Bersejarah

Candi ijo terletak di kecamatan Prambanan Sleman DIY , kita harus melewati perbukitan Boko yang berbatu cadas, Candi Ijo merupakan situs seja...

Lumpia

Oleh Kyaya | 28 Apr 2024.
Makanan khas

Lumpia merupakan salah satu kuliner khas semarang yang banyak di gemari masyarakat. Ciri khas dari lumpia semarang yaitu berada pada isianya, rebun...

Kolintang: Alat...

Oleh Klasiktoto | 27 Apr 2024.
Alat Musik Tradisional

Sulawesi Tenggara, surganya keberagaman budaya, telah menjadi tempat bagi berbagai suku yang membentuk kehidupan dan kebudayaan yang kaya. Dalam jurn...

Bubur Pedas

Oleh Sherly_lewinsky | 25 Apr 2024.
Makanan khas Kalimantan Barat

Bubur pedas adalah salah satu makanan khas dari Kalimantan Barat. Biasanya, bubur ini akan dilengkapi dengan berbagai macam sayuran seperti daun kuny...

ANALISIS FENOME...

Oleh Keishashanie | 21 Apr 2024.
Keagamaan

Agama Hindu Kaharingan yang muncul di kalangan suku Dayak sejak tahun 1980. Agama ini merupakan perpaduan antara agama Hindu dan kepercayaan lokal su...

FITUR


Gambus

Oleh agus deden | 21 Jun 2012.
Alat Musik

Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual...

Hukum Adat Suku...

Oleh Riduwan Philly | 23 Jan 2015.
Aturan Adat

Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dala...

Fuu

Oleh Sobat Budaya | 25 Jun 2014.
Alat Musik

Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend...

Ukiran Gorga Si...

Oleh hokky saavedra | 09 Apr 2012.
Ornamen Arsitektural

Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai...