GANDANG TAMBUA TANSA
Gandang Tambua Tasa adalah salah satu kesenian tradisi masyarakat Minangkabau. Kesenian ini tumbuh dan berkembang di Pariaman. Hebatnya, kesenian ini menjadi tradisi yang tidak pernah ditinggalkan oleh masyarakat Pariaman bahkan menjadi bagian penting disetiap acara-acara adat di Pariaman.
Kesenian Gandang Tambua Tasa merupakan kombinasi dari 2 jenis instrument perkusi (alat musik pukul), diantaranya Gandang Tambua dan Gandang Tasa. Gandang Tambua berbentuk tabung dengan bahan kayu dengan dua permukaan kulit. Gandang Tambua dimainkan dengan cara disandang pada salah satu bahu oleh pemain dalam posisi berdiri dengan menggunakan dua panokok tambua, semacam stik yang terbuat dari bahan kayu. Sedangkan Gandang Tasa lebih mirip setengah bola yang hanya memiliki satu sisi kulit
Sekarang ini bahan yang digunakan dalam pembuatan Gandang telah lebih praktis, seperti kulit yang dulunya dari kulit binatang sekarang diganti dengan Fiber yaitu plastik khusus sehingga keindahan bunyi dapat bertahan lebih lama. Gandang Tasa dikalungkan ke leher pemain dengan posisi berdiri sehingga Tasa terletak disekitar depan perut dan dipukul dengan dua potong rotan kecil.
Permainan musik yang diusung oleh masyarakat Pariaman ini telah memberi warna tersendiri dalam kesenian Minang. Selain komposisi musiknya yang memprovokasi dan bercirikhas kesenian ini memiliki keunikan dalam memainkannya. Gandang Tambua Tasa dimainkan oleh 7 (tujuh) orang pemain yang terbagi menjadi 6 (enam), pemain gandang tambua dan 1 (satu) orang pemain tasa. Gandang Tasa berperan sebagai intro (pembuka) sebelum Gandang tambua dimainkan. Gandang Tasa juga menjadi penyambung dalam peralihan lagu, menentukan durasi lagu, dan secara keseluruhan Gandang Tasa merupakan komando dari kesenian ini.
Sedangkan Gandang Tambua adalah pengiring Gandang Tasa yang berperan penting dalam meningkah bunyi Gandang Tasa hingga menghasilkan irama yang sahut menyahut dan saling mengisi (system interlocking and hoketing).
Di beberapa daerah Minangkabau, kesenian ini biasa dimainkan pada setiap perayaan-perayaan adat seperti mengiringi acara Bararak kawin dan arakan Sunnah Rasul. Di daerah asalnya Pariaman, Gandang Tambua Tasa istimewa dimainkan pada puncak upacara Tabuik, penampilan yang paling dinantikan masyarakat Pariaman setiap 10 Muharam. Acara ini merupakan penghormatan dan peringatan atas pergorbanan Husein bin Ali, cucu Nabi Muhammad SAW yang meninggal dengan pengikutnya pada saat melawan Khafilah Yazid di Karbela Irak, pada tahun 61 Hijriyah.

Bagi masyarakat Pariaman kesenian Gandang Tambua Tasa merupakan simbol semangat kepahlawanan, karenanya ia menjadi kesenian wajib dalam puncak upacara Tabuik. Lagu yang dibawakan adalah lagu Oyak Tabuik dan Sosoh yang bertempo cepat, dinamik keras, dan sangat energik sehingga penghayatan yang mendalam membangkitkan semangat kepahlawan. Irama perjuangan yang terjalin pada lagu tersebut memancing berbagai ekspresi baik dari pemain maupun penonton Tabuik.
Pemain Tabuik akan termotivasi untuk menggoyang-goyangkan tabuik, merebahkan, membawanya lari sambil meneriakan dengan lantang “hoyak hosein” berulang kali sehingga penonton pun terbawa dalam semangat pemain dengan ikut berteriak-teriak dan menari.
Kecintaan masyarakat Pariaman terhadap kesenian leluhur ini mereka lestarikan dengan mewariskannya kepada anak kemenakan mereka mulai dari usia dini. Tak heran jika disetiap grup-grup gandang yang ada di jorong dan nagari di wilayah Pariaman banyak ditemui pemain Gandang Tambua Tasa berusia remaja bahkan anak-anak. Mereka memainkan Gandang dengan lincah tak kalah dengan orang dewasa.
Selain pada upacara Tabuik, kesenian Gandang Tambua Tasa juga mempunyai event tersendiri bagi masyarakat Pariaman khususnya, baik yang diselenggarakan formal maupun non-formal. Seperti di masyarakat Pariaman Utara yang rutin melaksanakan pertunjukan antar grup secara bergantian setiap dua minggu sekali pada desa dan tempat yang berbeda dalam kecamatan Pariaman Utara.
Kegiatan ini diselenggarakan sebagai bentuk kesadaran masyarakat secara spontan terhadap kesenian yang telah lama hidup di daerah mereka. Kegiatan ini masih berlangsung hingga sekarang walau tanpa hadiah atau iming-iming juara, mereka menyebutnya latihan sekaligus pertunjukan seni. Pada acara tersebut semua group bebas bermain secara bergantian, saling mengamati, dan saling menghargai. Grup-grup yang saling unjuk kebolehan tidak hanya orang dewasa dan generasi muda tetapi justru yang paling menarik adalah munculnya grup gandang tingkat anak-anak.
Bapak Zulkifli Lubis (52 tahun) sangat bersyukur, karena kesenian Gandang Tambua Tasa tidak seperti kesenian tradisi lainya yang hampir kehilangan generasi penerus, setidaknya untuk saat ini. Dipariaman umumnya anak muda dan remaja munguasai kesenian tersebut. Bahkan sangat digemari oleh anak-anak. Menurut beliau hampir disetiap desa/nagari di Pariaman memiliki grup Tambua dewasa maupun anak anak. Pembina grup Tambua anak-anak ini juga berharap, “dengan melatih anak-anak mulai dari usia dini insyallah walau nantinya musik modern semakain menyebar, mereka tetap dapat menguasai kesenian tradisi mereka, kemudian mengembangkanya."
#OSKMITB2018
Ayam goreng adalah salah satu menu favorit keluarga yang tidak pernah membosankan. Namun, jika kamu ingin mencoba variasi yang lebih gurih dan harum, ayam goreng bawang putih renyah adalah pilihan yang tepat. Ciri khasnya terletak pada aroma bawang putih yang kuat serta kriukannya yang renyah saat digigit. Resep ini juga sangat mudah dibuat, cocok untuk menu harian maupun ide jualan. Bahan-Bahan Bahan Ayam Ungkep ½ kg ayam (boleh potong kecil agar lebih cepat matang) 5 siung bawang putih 4 siung bawang merah 1 sdt ketumbar bubuk 1 ruas kunyit (opsional untuk warna) Garam secukupnya Kaldu bubuk secukupnya Air ± 400 ml Bahan Kriuk Bawang 5–6 siung bawang putih, cincang halus 3 sdm tepung maizena ¼ sdt garam ¼ sdt lada Minyak banyak untuk menggoreng Cara Membuat Ungkep ayam terlebih dahulu Haluskan bawang putih, bawang merah, kunyit, dan ketumbar. Tumis sebentar hingga harum. Masukkan ayam, aduk rata, lalu tuang air. Tambahkan garam dan kaldu...
Ayam ungkep bumbu kuning adalah salah satu menu rumahan yang paling praktis dibuat. Rasanya gurih, aromanya harum, dan bisa diolah lagi menjadi berbagai hidangan seperti ayam goreng, ayam bakar, hingga pelengkap nasi kuning. Keunggulan lainnya, resep ini termasuk cepat dan cocok untuk kamu yang ingin memasak tanpa ribet namun tetap enak. Berikut resep ayam ungkep bumbu kuning cepat yang bisa kamu coba di rumah. Bahan-Bahan ½ kg ayam, potong sesuai selera 4 siung bawang putih 5 siung bawang merah 1 ruas kunyit 1 ruas jahe 1 ruas lengkuas (geprek) 2 lembar daun salam 2 lembar daun jeruk 1 batang serai (geprek) 1 sdt ketumbar bubuk (opsional) Garam secukupnya Kaldu bubuk secukupnya Air ± 400–500 ml Minyak sedikit untuk menumis Cara Membuat Haluskan bumbu Blender atau ulek bawang merah, bawang putih, kunyit, jahe, dan ketumbar bubuk (jika dipakai). Semakin halus bumbunya, semakin meresap ke ayam. Tumis bumbu hingga harum Panaskan sedikit m...
Sumber daya air merupakan sebuah unsur esensial dalam mendukung keberlangsungan kehidupan di bumi. Ketersediaan air dengan kualitas baik dan jumlah yang cukup menjadi faktor utama keseimbangan ekosistem serta kesejahteraan manusia. Namun, pada era modern saat ini, dunia menghadapi krisis air yang semakin mengkhawatirkan (Sari et al., 2024). Berkurangnya ketersediaan air disebabkan oleh berbagai faktor global seperti pemanasan, degradasi lingkungan, dan pertumbuhan penduduk yang pesat. Kondisi tersebut menuntut adanya langkah-langkah strategis dalam pengelolaan air dengan memperhatikan berbagai faktor yang tidak hanya teknis, tetapi juga memperhatikan sosial dan budaya masyarakat. Salah satu langkah yang relevan adalah konservasi air berbasis kearifan lokal. Langkah strategis ini memprioritaskan nilai-nilai budaya masyarakat sebagai dasar dalam menjaga sumber daya air. Salah satu wilayah yang mengimplementasikan konservasi berbasis kearifan lokal yaitu Goa Ngerong di kecamatan Rengel,...
Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...
Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembongb berwarnaungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok dan pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belaka...