|
|
|
|
Festival Tanglong Balangan. Menyambut Bulan Ramadhan dan Malam Lailatur Qadr dengan Kemeriahan Lampion Warna Warni. Tanggal 04 May 2019 oleh Muhammad Jolviansyah. |
Tradisi budaya tanglong adalah sebuah tradisi budaya dalam rangka menyambut bulan Ramadhan dan malam Lailatul Qadr.
‪Dalam masyarakat Kabupaten Balangan, Tanglong dikenal sebagai sebuah ornament atau replika atau miniatur atau lebih mirip dengan lampion, dengan berbagai bentuk dan model yang dikemas dalam nuansa Islami.
Seperti dalam bentuk miniatur masjid, onta, manusia berbusana muslim, rumah adat Banjar, beduk, pohon kurma, gowa hira, hingga bentuk replika burung buraq.
‪Tradisi Tanglong kerap dilaksanakan pada malam ke 21 Ramadhan, atau dikenal dengan malam Nuzulul Quran, ataupun malam salikuran hingga menjelang lebaran. Dimana pada malam-malam tersebut dikenal pula sebagai malam Lailatul Qadar.
Sebab di malam-malam itu pula Allah SWT menjanjikan akan menurunkan Lailatul Qadar, sebagai malam paling dinanti dan diimpikan umat muslim di segala semesta alam.
Guna menyambut kemeriahan Ramadhan dan malam-malam Lailatul Qadar tersebut, masyarakat mengekspresikan lewat sebuah tradisi budaya bernuansa Islami.
Bahan Tanglong menggunakan kertas berwarna warni dan sejumlah kain yang ditopang rotan dan bilah bambu sebagai kerangka.
Tanglong biasanya dibuat di atas gerobak, becak, sepeda, sepeda motor, hingga mobil. Tradisi budaya ini sudah ada sejak lebih dari 30 tahun silam, saat Kabupaten Balangan masih sebagai sebuah kecamatan, di bawah Kabupaten induk, Hulu Sungai Utara.
Dalam sebuah riwayat masyarakat Banjar, Tanglong itu sendiri dulunya lebih dikenal dengan nama Badadamaran, karena penerangan ornament Tanglong masih menggunakan pelita lampu dari getah kayu damar.
Namun sejak 25 tahun silam, tradisi badadamaran ini memudar seiring habisnya damar dan tergantikan dengan pelita dari sumbu kain yang diletakkan di obor yang terbuat dari bambu maupun botol bekas atau kaleng kemasan dengan bahan bakar minyak tanah.
Dan seiring waktu, tradisi ini perlahan bergeser pola dan bentuknya, hingga kini dominan dihiasi oleh lampu hias dengan warna-warni yang lebih gemerlapan dan cemerlang.
Kini Tanglong menjadi sebuah tradisi budaya bernuansa Islami yang memiliki ruang tersendiri bagi masyarakat dari berbagai kalangan, berbagai umat agama, berbagai suku dan dari berbagai usia.
Tanglong kini menjadi sebuah penegasan budaya yang dapat ditemui di bulan Ramadhan, yang merupakan ekspresi budaya masyarakat dalam sebuah tontonan dan hiburan alternatif untuk semua kalangan.
Sumber : http://banjarmasin.tribunnews.com/2018/06/13/lestarikan-tradisi-budaya-tanglong-dewan-kesenian-balangan-gelar-kegiatan-ini.
Gambus
Oleh
agus deden
| 21 Jun 2012.
Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual... |
Hukum Adat Suku...
Oleh
Riduwan Philly
| 23 Jan 2015.
Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dala... |
Fuu
Oleh
Sobat Budaya
| 25 Jun 2014.
Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend... |
Ukiran Gorga Si...
Oleh
hokky saavedra
| 09 Apr 2012.
Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai... |