LANGSA - Pemerintah Kota Langsa bersama Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Aceh, menggelar Festival Rentak Melayu Raya, diikuti perwakilan dari Malaysia dan Thailand, di Lapangan Merdeka Langsa yang akan dibuka Jumat (28/9).
Kabid Bahasa dan Seni Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh, Suburhan SH, didampingi Kadisporapar Langsa, Drs Syafrizal, Kamis (27/9) mengatakan, festival ini diikuti 121 peserta dari Malaysia, Thailand, Medan (Sumut) dan sejumlah kabupaten/kota di Aceh.
Festival rentak seni budaya Melayu yang perdana dilaksanakan di Aceh ini bertujuan melestarikan nilai-nilai seni budaya Melayu. Dimana kebudayaan Melayu yang ada di Aceh, tidak terlepas dari rumpun beberapa negara Melayu di Asia, seperti Brunei Darussalam, Malaysia, Thailand, dan Singapura.
“Diharapkan even ini menjadi ajang silaturrahim bagi semua rumpun Melayu. Rentak seni budaya Melayu yang perdana digelar di Aceh ini mengangkat kesenian budaya Melayu di tingkat internasional. Festival budaya Melayu sudah sering kita laksanakan. Namun untuk tingkat internasional, baru kali ini,” ujarnya.
Suburhan menambahkan, ke depan Pemerintah Aceh melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata akan mengagendakan Festival Rentak seni budaya Melayu, untuk diikuti tujuh negara di Asia yang memiliki budaya Melayu.
Kepala Dinas Pemuda Olah Raga dan Pariwista (Disporapar) Langsa, Drs Syafrizal, menjelaskan dalam Festival Rentak Melayu Raya ini akan diisi dengan seminar internasional budaya Melayu yang bertema, Reinventing dan Revitalisasi Budaya Melayu di Nusantara, di Hotel Harmoni Langsa, pada Sabtu pagi (29/9).
Seminar ini menghadirkan narasumber Prof Dr H Syahrizal Abbas dari Banda Aceh, Dr H Zulkarnaini Abdullah MA dari Kota Langsa, Prof Siti Zainon Ismail dari Malaysia, Wan Abdullah Wan Ahmed dari Adul Waemat-Thailand, Tengku Muhammad Haris dari Aceh Tamiang, dan Muhammad Alkaf MSi selaku moderator.
Pada Sabtu malam, akan dilaksanakan pagelaran seni budaya Melayu yang diikuti 121 peserta berasal dari Malaysia, Thailand, Kota Medan, Kota Langsa, Aceh Tamiang, Aceh Timur, Lhokseumawe, dan Aceh Utara.
Kemudian dilanjutkan Minggu (30/9) pagi, para peserta akan melakukan city tour mengunjungi Hutan Mangrove dan Hutan Kota Langsa. Di hari yang sama, di Lapangan Merdeka juga digelar festival band lagu-lagu Melayu, diikuti 20 grup band. Sedangkan pada malam penutupan, Minggu malam, akan diisi penampilan sanggar seni di Lapangan Merdeka.(zb)
Sumber, http://aceh.tribunnews.com/2018/09/28/langsa-gelar-festival-rentak-melayu-raya.
Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak, Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman)...
Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembongb berwarnaungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok dan pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belaka...
Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN : terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembong berwarna ungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok ataupun pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR : sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH : Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghad...
aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan
Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang