Makanan Minuman
Makanan Minuman
Festival Minuman Aceh Banda Aceh
Festival Kopi Aceh Blang Padang
- 2 Januari 2019

HABADAILY.COM - Pemerintah Kota Banda Aceh menggelar event berskala Internasional, Festival Kopi dan Kuliner Aceh tahun 2016. Event yang dibuka Staf Ahli Bidang Kemaritiman, Kementerian Pariwisata Republik Indonesia, Syamsul Lussa, Selasa (10/05/2016) mendapat antusias yang luar biasa dari wisatawan manca Negara dan wisatawan lokal. Festival ini juga mendapat perhatian besar dari ribuan Warga Banda Aceh yang memadati lapangan Blang Padang, Banda Aceh.

Pembukaan Festival Kopi dan Kuliner Aceh 2016 ini ditandai dengan proses penyaringan kopi bersama yang dilakukan oleh Wali Kota Banda Aceh Illiza Sa'aduddin Djamal SE, Sekretaris Jenderal Kota Serikat Turki, Hayrettin Gungor dan Staf Ahli Bidang Kemaritiman Pariwisata, Syamsul Lussa.

Sesaat sebelum pembukaan, panitia menampilkan sejumlah penampilan di panggung utama, mulai dari Rara Tarmizi dan Rahmi, kolaborasi tarian tradisional Aceh dan Bali hingga tarian kolosal Keumalahayati yang melibatkan 200-an penari. Penampilan para penari yang mengisahkan perjuangan heroik seorang perempuan Aceh, Laksamana Keumalahayati saat mengusir serdadu Belanda. Tarian itu berkali-kali mendapatkan standing applaus dari ribuan pengunjung.

Tak jauh dari panggung,  sejumlah stand kedai kopi berjajar rapi menyajikan aneka minuman dari kopi. Pengunjung yang datang, juga dapat menikmati kopi sambil bersantai di meja yang telah disiapkan. Stand-stand kopi ini juga dikunjungi dan oleh Syamsul Lussa, Wali Kota Banda Aceh Illiza Sa’aduddin Djamal SE dan Wakilnya Zainal Arifin, Kadis Pariwisata Aceh, Reza Fahlevi, Direktur Eksekutif JKPI Nanang Asfarinal dan para Bupati/Walikota anggota JKPI yang kemudian ikut mencicipi berbagai aneka rasa kopi yang telah mendunia tersebut.

Sejajar dengan stand kopi, berjejer stand-stand yang menampilkan sejumlah kue dan masakan khas Aceh. Ada ribuan menu makanan tradisional yang ditampilkan di sana. Selain itu pada event ini juga dilakukan prosesi masak 1000 kue apam yang biasa disebut masyarakat Aceh dengan  Teut Apam (makanan sejenis serabi). Memasak 1000 kue Apam ini diupayakan berhasil mencatat rekor di Museum Rekor Indonesia (MURI).

Kuliner Jadi Daya Tarik Wisatawan

Saat membuka event ini, Kementerian Pariwisata Republik Indonesia, Syamsul Lussa mengatakan, festival yang digelar Pemko Banda Aceh ini menunjukkan komitmen bahwa Pemko dan warga Banda Aceh memiliki komitmen yang kuat untuk meningkatkan kedatangan wisatawan.

Kata Syamsul Lussa, dari hasil survey, 40 persen wisatawan yang berkunjung ke suatu daerah menghabiskan biaya untuk kuliner, tentunya termasuk kopi. Karenanya, sudah sangat tepat Pemerintah Kota Banda Aceh dan Pemerintah Aceh membuat festival sebesar ini.

“Survey juga menunjukkan 50 persen pengunjung di Restoran adalah wistawan,” ungkap Syamsul Lussa.

Menurut Syamsul Lussa, ini merupakan peluang ekonomi, apalagi Aceh dan Indonesia memiliki kuliner yang beragam yang menjadi modal untuk menarik kunjungan wisatawan.

“Data tahun lalu, wisatawan membelanjakan uangnya sebanyak Rp 115 triliun untuk kuliner saja. Saya pikir festival seperti ini menjadi penting dalam rangka merebut peluang itu,” ungkapnya.

Sementara itu, Wali Kota Banda Aceh,Illiza Sa’aduddin Djamal SE saat memberikan sambutannya mengatakan bersyukur karena telah mampu menggelar Festival Kopi bertaraf Internasional di Kota Banda Aceh.

“Event ini salah satu cara untuk memperkenalkan budaya minum kopi yang kuat di Kota Banda Aceh. Selain itu, tujuan lainnya adalah memperkenalkan kota ini sebagai surganya kedai kopi kepada para pencinta kopi di seluruh dunia,” ujarnya.

Lanjut Illiza, sebagai ibu kota Provinsi Aceh, Banda Aceh telah dijuluki sebagai kota 1001 warung kopi. Karena hampir disetiap sudut Kota tersedia warung kopi yang selalu memanjakan pelanggan dan pencinta kopi. Bisnis kopi di Banda Aceh juga telah mampu untuk menampung banyak tenaga kerja dan menghidupi ribuan orang.

“Ini adalah rahmat dari Allah SWT, lewat Festival kopi Internasional ini, kiranya akan lebih menyebarluaskan informasi kualitas kopi Aceh yang memang berkelas dunia. Selain itu, momentum ini juga mampu mendorong para pengusaha kopi di Aceh untuk lebih kreatif meningkatkan kualitas rasa dan layanan dalam menyajikan kopi untuk setiap penikmat kopi. Kiranya, Kopi Arabica dan Robusta yang banyak dihasilkan khususnya oleh dataran tinggi Gayo, juga akan lebih berkontribusi terhadap peningkatan ekonomi masyarakat petani dan pegiat usaha di sektor ini.” Ungkapnya.

Di sisi lain, kegiatan ini diharapkan melahirkan berbagai kreasi dan inovasi baru dalam dunia bisnis kopi yang akan lebih menguntungkan khususnya di Banda Aceh. 

“Semoga ke depan usaha kopi akan lebih terbuka dengan berbagai kreativitas yang lebih menarik peminat datang ke Banda Aceh. Melalui momentum festival ini juga kiranya akan mendorong menguatnya kesadaran perdagangan kopi yang berkeadilan di seluruh dunia yang berpihak pada petani kopi untuk lebih sejahtera” harapnya.

Tekait dengan festival kuliner Aceh, Illiza mengatakan even ini adalah momentum yang paling tepat bagi Aceh untuk memperkenalkan berbagai rasa kuliner yang dimiliki. Kiranya, Gule plik, asam udeueng, Gulai Kambing, ayam tangkap dan berbagai sajian kuliner khas Aceh lain mampu menjadi pemikat dan daya tarik tersendiri untuk lebih meningkatkan kunjungan wisatawan ke Banda Aceh.

“Lewat ajang Festival kuliner juga kita ingin menyuguhkan rasa berkualitas kepada setiap tamu yang telah berkenan untuk bertandang ke kota pusaka Banda Aceh. Dan yang paling penting untuk kita sampaikan adalah, seluruh sajian kuliner Aceh dijamin halal,” ujarnya.

Hal lain yang ingin disampaikan ke dunia adalah Aceh memiliki selera tinggi dalam hal rasa. Karena itu, tidak salah bagi siapapun di dunia untuk menjadikan Banda Aceh sebagi daerah tujuan wisata.

“Kita akan senantiasa menyambut para tamu di kota ini dengan kopi dan kuliner berkualitas yang siap memanjakan lidah. Karena itu, kita ingin tegaskan kembali, selain memiliki nilai edukasi pusaka, Banda Aceh juga sangat bersahaja sebagai destinasi wisata kopi dan kuliner selera para raja-raja,” pungkasnya. [adv]

 

Sumber : https://habadaily.com/pemko-banda-aceh/6831/meriahnya-festival-kopi--kuliner-aceh-2016-di-blang-padang.html

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Wisma Muhammadiyah Ngloji
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
SMP Negeri 1 Berbah
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Pabrik Gula Randugunting
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Kompleks Panti Asih Pakem
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Jembatan Plunyon Kalikuning
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Jembatan Plunyon merupakan bagian dari wisata alam Plunyon-Kalikuning yang masuk kawasan TNGM (Taman Nasional Gunung Merapi) dan wisatanya dikelola Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) setempat, yaitu Kalikuning Park. Sargiman, salah seorang pengelola wisata alam Plunyon-Kalikuning, menjelaskan proses syuting KKN Desa Penari di Jembatan Plunyon berlangsung pada akhir 2019. Saat itu warga begitu penasaran meski syuting dilakukan secara tertutup. Jembatan Plunyon yang berada di Wisata Alam Plunyon-Kalikuning di Cangkringan, Kabupaten Sleman. Lokasi ini ramai setelah menjadi lokasi syuting film KKN Desa Penari. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan zoom-in-whitePerbesar Jembatan Plunyon yang berada di Wisata Alam Plunyon-Kalikuning di Cangkringan, Kabupaten Sleman. Lokasi ini ramai setelah menjadi lokasi syuting film KKN Desa Penari. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan "Syuting yang KKN itu kebetulan, kan, 3 hari, yang 1 hari karena gunungnya tidak tampak dibatalkan dan diu...

avatar
Bernadetta Alice Caroline