Ritual
Ritual
Pernikahan Maluku Utara Halmahera Utara
Faen
- 18 November 2018

Kawin keluar atau faen yaitu perkawinan dimana perempuan atau sang calon istri  ikut memasuki rumah adat suaminya,tetapi kawin keluar atau faen ini memiliki proses yang agak beda yaitu pengaturan maharnya berbeda penetuan maharnya akan lebih banyak karena anak gadis ini tidak akan tinggal bersama kedua orang tuanyaserta menjadi bagian keluarga dari sang suami jadi pada intyinya hubungan iya dan keluarga ibunya tidak akan dekat lagi sehingga perkawinan ini di sebut perkawinan keluar  dan  prosesnya pun berbeda wanita ini akan dibawah kerumah lelaki maka diadakan suatu acara dimana wanita ini akan diarak karena  Zaman dahulu  tidak ada kendaraan diarak menggunakan kuda tetapi sepanjang jalan akan ada semacam acara seperti tarian,seperti likurai,tebe atau menari,dan juga di sepanjang jalan menuju rumah pria di buang uang emas ini menunjukkan kebahagian karena sang pria dan kelaurganya berhasil membawa seorang gadis yang akan masuk kerumah adat suaminya.secara tidak langsung karena gadis ini sudah sudah di faen maka ketika iya mempunyai keturunan anak –anak mereka mengikuti suku Ayahnya dan system kekeluargaan yang tidak ada putus-putusnya.perkawinan ini memiliki dampak posifi dan negatifnya dampak positifnya yaitu semua yang diberikan suami tak ada beban artinya suami bekerja untuk keluarganya dan si istri berhak penuh dalam suku ini menghasilkan kelauarga yang tidak terputus tidak seperti pada perkawinan tinggal bersama sehingga perkawinan keluar sistem kekeluargaannya tidak akan hilang apabila keluarga atau ayah atau ibu meninggal dan dampak negatifnya adalah setelah suaminya meninggal sang istri tidak bisa kembali pada keluarganya mengingat dia sudah di faen,jadi ketika anak perempaun ini akan kerumah ibunya hanya pada saat upacara adat misalnya pembangunan rumah adat atau ada kematian dimana perkawinan keluar mengasilkan satu bentuk hubungan yang dalam bahasa daerah di sebut Malu Ai dan Ai baa  malu aii dan aii baaa ini tidak akan terputus ini akan  berlangsung secara turun temurun kecauali ada perubahan yang di lakukan oleh generasi muda misalnya menghapuskannya gadis ini akan datang apabila ada keluarga yang meninggal adalah suku gadis tersebut gadis ini akan datang kerumah suku ibunya sebagai Malu ai disana iya akan membawa kain Adat atau hewan tetapi ini akan akan dilihat apakah sesuai atau tidak sesuai dengan adat yang di tetapkan apabila tidak sesuai suku dari ibunya boleh menolak dan gadis ini akan membawa lagi kain adat atau hewan sesuai dengan apa yang di tentukan oleh suku ibunya tersebut,ketika orang yang meninggal tersebut di kuburkan Malu aii ini akan berpamitan kepada suku ibunya pamitan ini bukan sebagai pamitan biasa tetapi pamitan ini adalah pamitan adat  yaitu iya akan diberikan  berupa uang,sehingga apabila banyak malu Aii yang dating maka semakin banyak pula uyang yang akan di kelauarkan ini terjadi karena ada aturan sesuai turun temurun bahwa malu Aii akan mendapat uang dan Aii baa akan mendapat kain. Perkawinan kelaar pada Zaman dahulu sering terjadi.di kalangan Suku marae sendiri, tetapi pada Zaman sekarang perkawinan ini tidak berlaku lagi karena mengingat anak gadis akan tinggal di rumah suaminya apabila dia meninggal atau suaminya meninggal  pun  iya tidak bias kembali kepada keluarga ibunya iya  akan dikuburkan dalam kuburan suku suaminya mengingat hal ini perkawinan kelaur atau faen tidak terjadi atau tidak dilakukan  lagi oleh masyarakat Zaman sekarang pada suku Marae karena anak-anak serta keturunan dari gadis tersebut adalah milik keluarga laki-laki maka perkawinan semacamn ini tidak berlaku lagi pada Suku Marae pada Zaman sekarang.

sumber: http://ayobelajarsejind.blogspot.com/2013/11/adat-istiadat-suku-marae.html

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Tradisi MAKA
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Nusa Tenggara Barat

MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...

avatar
Aji_permana
Gambar Entri
Wisma Muhammadiyah Ngloji
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
SMP Negeri 1 Berbah
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Pabrik Gula Randugunting
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Kompleks Panti Asih Pakem
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja

avatar
Bernadetta Alice Caroline