sumber gambar: http://assets.sajiansedap.com/media/article_image/cover/large/22153-ebatan.jpg
Bahan-bahan:
Lawar Daging
250 gram daging cincang
Bumbu Halus:
5 butir bawang merah
2 siung bawang putih
2 buah cabai merah keriting
2 buah cabai rawit
1 potong terasi
1 buah tomat
1 sendok teh garam
1/2 sendok teh gula
Sayuran Rebus:
1/2 buah kelapa sedang ukuran besar, tidak dikupas, bakar lalu parut kasar, kukus
100 gram nangka muda, potong-potong, rebus
5 buah terong hijau kecil, potong-potong, (mentah)
50 gram daun turi, rebus/bisa diganti daun katuk
6 buah kecipir, potong-potong, rebus
1 buah belimbing, potong kecil-kecil
250 ml santan kenal ( dari 1 butir kelapa)
Bumbu Baleq (haluskan):
8 butir bawang merah
3 siung bawang putih
4 butir kemiri, sangrai
2 buah cabai merah besar
2 buah cabai hitam (cabai keriting dibakar sampai kehitaman)
3 buah cabai rawit
2 cm kunyit bakar
2 cm lengkuas
1/2 sendok teh ketumbar
1 sendok teh garam
1 sendok teh gula merah
Cara Membuat Ebatan:
Untuk 5 porsi
sumber: http://sajiansedap.com/Masakan/Goreng/Ebatan
Ebatan selalu disajikan dalam acara begibung atau kumpul-kumpul dalam aktivitas makan bersama. DIsajikan bersama Ares. Ebatan hampir sama seperti Ares, hanya didapat pada saat acara tertentu dan pada bulan puasa Ramadhan. Biasanya orang-orang kampung lebih memilih Ebatan dan Pelecing Kangkung sebagai menu untuk berbuka puasa. Selain murah, meriah penyajian dan proses pembuatan makanan ini bisa dibilang mudah.
Acara makan-makan ini biasanya menggunakan daun pisang sebagai wadah untuk menaruh nasi bersama lauk-pauk yang beraneka jenis.
Masyarakat tradisional di sana, mengawali santapan ebatan dengan mencicipi sedikit garam. Setelah bersantap, mereka menyantap 1 atau 2 helai daun belimbing. Konon, ini cara jitu untuk mengusir racun.
Filosofi Ebatan:
Ebatan juga punya filosofi sendiri. Ingatlah terus pada sang pencipta dan syukuri segala rahmat yang telah diberikan dalam kehidupan.
Lawar daging yang disertakan di dalam hidangan ini melambangkan kemakmuran, hidup manis dan kebahagiaan. Sedangkan santan kentalnya mengajak kita bersabar di dalam menghadapi segala cobaan juga dalam kepahitan hidup (yang dilambangkan dengan daun belimbing dan pelepah pisang)
sumber: Majalah Sedap Edisi 4/XVI?2015
http://www.infolombok.net/ebatan-makanan-khas-saat-ramadhan/
Bahan: 1 buah tomat, potong dadu 2 ekor ikan tongkol ukuran sedang (1/2kg) 1/2 bks bumbu marinasi bubuk 1 sdt bawang putih Secukupnya garam Secukupnya gula 7 siung bawang merah, iris 5 buah cabe rawit, iris 2 batang sereh, ambil bagian putihnya, iris 3 lembar daun jeruk, iris tipis-tipis 1 bks terasi ABC Minyak untuk menumis Secukupnya air Cara memasak: Cuci bersih ikan tongkol. Taburi bumbu marinasi desaku, garam secukupnya, air 2 sdm ke ikan tongkol. Siapkan bahan-bahan. Iris tipis bawang merah, daun jeruk, seret, cabe rawit. Kukus ikan tongkol selama 10 menit. Lapisi dengan daun pisang atau daun kunyit. Boleh jg tidak d lapisi. Setelah ikan di kukus, goreng ikan. Tumis bawang merah dan bahan lainnya. Masukkan terasi yg telah dihancurkan. Setelah matang, masukkan ikan yang telah digoreng. Aduk hingga rata. Sajikan dengan nasi hangat. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/24995999?ref=search&search_term=dabu+dabu
Bahan-bahan Porsi 2 orang Bumbu Ikan bakar : 2 ekor ikan peda 1 sdm kecap 1/2 sdm Gula merah 1/2 sdt garam Minyak goreng Bahan sambal dabu-dabu : 7 buah cabe rawit merah, iris kecil 1 buah tomat merah, iris dadu 3 siung bawang merah,iris halus 2 lembar daun jeruk, buang tulang tengah daun, iris tipis 2 sdm minyak goreng panas Cara Membuat: Marinasi ikan dengan air perasan jeruk nipis dan garam secukupnya, diamkan 20 menit, kemudian panggang diatas teflon(aku di happycall yang dialasi daun pisang) sesekali olesi minyak plus bumbu ke ikannya(aku pakai bumbu kecap dan gula merah) panggang sampai matang. Cara bikin Sambal dabu-dabu : Campurkan semua bahan sambal dabu-dabu ke dalam mangkok kecuali minyak kelapa, panaskan minyak kelapa, kemudian siram diatas sambal tadi, sajikan ikan peda bakar dengan sambal dabu-dabu. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/15232544?ref=search&search_term=peda+bakar
MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...
Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.