EMANG DONGAN (Cerita Rakyat Daerah Sumbawa)
Cerita ini mengisahkan tentang seorang gadis cantik bernama Sari di Desa Pungkit. Sehari-hari Sari menenun kain sarung, kebaya, selendang, dan tudung kepala di atas loteng. Kecantikan Sari kerap membuat banyak pemuda jatuh hati kepadanya namun tak pernah berhasil menarik perhatiannya. Sari juga memiliki teman bermain bernama Sena. Persahabatan mereka selalu seia sekata bagai saudara kandung. Sari juga memiliki sepupu laki-laki dari garis keturunan ayah, bernama Rambanging dan sepupu laki-laki dari garis keturunan ibu bernama Sampuang.
Suatu hari datanglah Dea Lebeh, utusan dari orang tua Rambanging di Sumbawa, untuk meminang Sari. Mereka diterima oleh Pak Umar, ayah Sari. Maksud dan tujuan kedatangan mereka disampaikan melalui pantun berbalas. Pada akhirnya lamaran dari orang tua Rambanging ditolak oleh keluarga Sari, demikian pula ketika keluarga Sampuang melamar Sari. Karena penolakan tersebut, timbul perpecahan diantara keluarga Rambangin dan Sampuang.
Untuk mendamaikan kedua belah pihak, maka Sari memutuskan untuk mengundang keluarga Rambanging dan Sampuang ke Temang Dongan pada hari Rabu di pagi hari. Sesampainya di Temang Dongan, Sari dan Sena saling tatap kemudian menangis sambil berpelunkan, menerjunkan diri ke jurang Temang Dongan. Mereka pun tewas dan tak lama kemudian jenazahnya ditemukan oleh keluarga Rambangin dan Sampuang, yang terpaksa kembali dengan berat hati dan menyesali pertengkaran di antara mereka.
Konon tubuh Sari dan Sena menjelma menjadi batu bertindih yang bentuknya menyerupai tubuh manusia, sedangkan rambut Sari menjelma menjadi tumbuhan pakis yang dapat dipakai sebagai obat penyubur rambut.
Pesan Budaya
Sari mengorbankan dirinya untuk mencegah terjadinya perpecahan di keluarga besar. Jiwa rela berkorbannya ini menjadi bukti persembahan dirinya demi sebuah kedamaian
 
            Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak, Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman)...
 
                     
            Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembongb berwarnaungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok dan pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belaka...
 
                     
            Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN : terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembong berwarna ungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok ataupun pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR : sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH : Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghad...
 
                     
            aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan
 
                     
            Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang
