Dongeng Si Kancil merupakan cerita rakyat Indonesia yang sangat terkenal. Berikut ini akan diceritakan dongeng si kancil menipu buaya yang merupakan lanjutan dari cerita si kancil mencuri timun. Setelah berhasil kancil mencuri timun kemudian lolos dari kurungan Pak Tani dengan cara menipu anjing, Si Kancil berlari ke hutan sampai akhirnya ia tiba ke sebuah sungai dalam. Kancil berpikir keras bagaimana caranya agar ia bisa menyeberangi sungai tersebut.
"Sungai ini sepertinya sangat dalam. Bagaimana aku bisa menyeberanginya sedangkan aku tidak bisa berenang?" Si Kancil berpikir keras.
Si Kancil melihat sekelompok pohon pisang tumbuh di dekat sungai. Dia kemudian berusaha merobohkan beberapa pohon pisang . Ia mendorong pohon pisang tersebut satu persatu hingga roboh. Rencanaya, Si Kancil hendak menggunakan batang-batang pohon pisang untuk menyeberangi sungai.
"Aduh berat sekali pohon-pohon pisang ini." Si Kancil mengeluh.
Saat sedang sibuk mendorong pohon-pohon pisang, tiba-tiba seekor buaya muncul dari dalam sungai. Mulut buaya menerkam kaki Si Kancil. Si Kancil kaget sambil berteriak kesakitan.
"Aduh Pak Buaya tolong jangan gigit aku!" teriak Si Kancil merasa kaget lgi kesakitan.
"Diam kamu cil. Aku sedang lapar sekarang cil." Pak Buaya tidak perduli.
"Iya aku tahu Pak Buaya, tapi sekarang perutku juga sedang lapar...Biarkan aku mencari makan dahulu baru nanti kau memakan tubuhku. Aku tidak mungkin bisa lari darimu Pak Buaya." Si Kancil memohon pada Pak Buaya.
"Baiklah. Kuberi kesempatan kau cari makan dulu cil. Tapi awas jangan coba-coba lari dariku cil." kata pak Buaya.
Pak Buaya dengan bodohnya percaya pada kancil. Dia tidak tahu bahwa kancil punya rencana untuk melarikan diri.
"Pak Buaya, temanmu banyak kan?" tanya kancil.
"Memangnya kenapa cil? Temanku di sungai ini banyak cil." ujar buaya.
"Tolong panggil teman-temanmu untuk ikut memakanku. Tapi sebelumnya biarkan aku mencari makan dahulu. Disekitar sungai ini banyak makanan, biarkan aku makan dahulu sampai kenyang. Setelah aku kenyang kalian boleh memakanku." jawab kancil.
Pak Buaya sedikit curiga terhadap permintaan kancil. Pak Buaya mengancam Si Kancil agar jangan coba-coba berbohong.
"Kau tidak berusaha membohongiku kan hei kancil? jangan coba-coba membohongiku kancil!" ancam pak buaya.
"Mana mungkin aku membohongimu pak buaya? tubuhku kecil, tidak mungkin bisa melawanmu." jawab kancil.
Pak buaya pun percaya kemudian memanggil teman-temannya. Selanjutnya ia membiarkan si kancil di tepian sungai untuk mencari makan. Setelah si kancil selesai mencari makan, ia mendatangi pak buaya dan menanyakan jumlah teman-temannya.
"Pak buaya, boleh aku tahu berapa jumlah teman-temanmu? Tubuhku kecil, bagaimana engkau mau membagi-bagikan dagingku pada temanmu secara adil jika engkau tidak tahu jumlah teman-temanmu?" tanya si kancil.
"Wah teman-temanku banyak cil. Aku tidak tahu berapa jumlahnya." kata buaya.
"Baiklah kalo begitu aku akan membantu menghitung jumlah kalian. Berbarislah dari sini hingga ke seberang sungai." kata si kancil.
Pak buaya menuruti permintaan si kancil dan segera meminta teman-temannya berbaris. Si Kancil pun segera melompat dari satu punggung buaya ke punggung buaya berikutnya sambil berhitung. Sesampainya di seberang sungai, si kancil segera melarikan diri dengan cepat seraya melambaikan tangan sembari mengucapkan selamat tinggal pada para buaya.
"Selamat tinggal Pak Buaya, terimakasih sudah menolongku mengantar ke seberang sungai." ujar si kancil.
Para buaya kaget dan marah pada si kancil.
"Kurang ajar kamu kancil sudah menipu aku! Aku belum memakan dagingmu tapi kamu malah melarikan diri." pak buaya marah.
"Aku masih ingin hidup. Siapa yang bodoh mau dimakan buaya." si kancil tertawa terbahak-bahak.
Para buaya sangat marah dengan kelakuan si kancil sambil menyesali kebodohan mereka.
Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kasultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN : terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. lalu baju & celana pangsi sunda berwarna hitam. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. kain sembong berwarna ungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam berupa golok dan pisau. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR : sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis namun ada juga yang memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH : Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce. QUIVER ( TEMPAT ANAK PANAH ): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock ana...
Pasukan pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI chapter dki jaya) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belakang.
aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan
Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang