Docang merupakan singkatan dari godogan kacang yang berarti air rebusan kacang (dage) yang dihaluskan. Docang terdiri atas lontong yang diiris-iris kecil, ditaburi parutan kelapa segar serta irisan daun singkong yang telah direbus, dan disiram kuah dage. Sebelum disajikan, taburkan remasan kerupuk. Docang biasa disantap untuk sarapan pagi. Namun lazim pula disantap pada siang, sore atau malam.
Bahan-bahan :
Daun singkong, direbus 100 gram
Oncom, dihaluskan 50 gram
Bumbu halus :
Ketumbar 1 sdt
Bawang merah 2 butir
Bawang putih 2 siung
Bahan kuah :
Santan 1 liter
Daun salam 1 lembar
Serai 1 tangkal
Jahe, dimemarkan 1 cm
Pelengkap :
Lontong 10 buah
Kelapa muda diparut ½ butir
Kerupuk ikan ¼ kg
Cara membuat :
Kaldu, oncom, bumbu halus, salam, serai jahe direbus hingga matang dan meresap.
Lontong, daun singkong, tauge, kelapa parut diwadahi dalam mangkuk atau piring makan. Tuangkan kuah, taburkan remasan kerupuk, kemudian dihidangkan dalam keadaan hangat.
Hasil : 8 porsi
sumber: Buku “KULINER TRADISIONAL CIREBON : Khasanah Makanan Khas”, Penerbit Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan Pariwisata Kota Cirebon
Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...
Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembongb berwarnaungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok dan pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belaka...
aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan
Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang