Cerita Rakyat
Cerita Rakyat
Legenda Mistis Jawa Tengah Pekalongan
Dewi Lanjar
- 24 Januari 2015

Ratu Laut Utara adalah sosok legenda penguasa laut utara, khususnya di utara Pekalongan, Jawa Tengah. Dalam kepercayaan masyarakat Pekalongan, nama Ratu Laut Utara yang sebenarnya adalah Dewi Lanjar. Lanjar adalah sebutan bagi wanita yang bercerai dengan suaminya dalam usia yang masih muda dan belum mempunyai anak.

Masyarakat Pekalongan, pada khususnya masih memiliki kepercayaan kental terhadap sosok Dewi Lanjar. Misalnya jika ada anak hilang saat bermain di pantai, masyarakat percaya bahwa anak tersebut dibawa oleh Dewi Lanjar. Konon letak keraton Dewi Lanjar terletak di pantai Pekalongan sebelah sungai Slamaran.

 

 

Pulau Jawa merupakan salah satu pulau bagian Negara Indonesia yang menyimpan sejuta hal yang sampai saat ini MASIH BELUM terungkap. Salah satunya adalah mengenai legenda Nyai Roro Kidul. Sayangnya selain Nyai Roro Kidul ada juga “Nyai Roro Lor” Sang penjaga Laut Utara Jawa. Tapi sebenarnya penjaga laut Utara Jawa tidak dikenal dengan sebutan tersebut, melainkan dikenal dengan Dewi Lanjar.

Pada zaman dulu kala, ada sebuah keraton ghaib di daerah Pekalongan. Keraton tersebut memiliki kehidupan yang mirip dengan dunia kita yang masih ada banyak aktivitas. Banyak masyarakat mempercayai keraton tersebut adalah keraton milik Dewi Lanjar yang dulu tinggal disekitar Pantai Selatan. Nama lain dari Dewi Lanjar adalah Dewi Rara Kuning.

Didalam kisah ini dijelaskan bahwa Dewi Rara Kuning merupakan seorang janda yang ditinggal mati oleh suaminya yang baru saja menggelar pernikahan mereka. Itulah sebabnya Dewi Rara Kuning dijuluki dengan “Dewi Lanjar”. Kata “lanjar” bermakna “seorang istri yang bercerai dengan suaminya dan belum memiliki keturunan”. Kehidupan Dewi Lanjar tidak bahagia lagi semenjak dia ditinggal mati suaminya. Dewi Lanjar akhirnya pergi dari kampung halamannya untuk merenungi nasibnya.

Setelah berjalan tidak lama, Dewi Lanjar berhenti di sebuah sungai yang diberi nama Sungai Opak. Ditempat ini, Dewi Lanjar tidak sengaja bertemu dengan Raja Mataram dan Mahapatih Singaranu yang sedang bertapa di sungai dengan keadaan diatas permukaan air sungai. Setelah menunggu pertapaan mereka selesai, Dewi mendekati sang Raja dan meluapkan isi hatinya kepada raja bahwa ia tak akan menikah lagi karena dia ingin setia kepada suaminya. Setelah mendengar curahan hati sang Dewi, Panembahan Senopati dan Mahapatih merasa kasihan. Akhirnya Mahapatih menyarankan Dewi Lanjar untuk pergi ke Pantai Selatan untuk bertapa disanan agar menemukan jalan yang lebih baik. Setelah tidak lama bercakap-cakap, mereka berpisah untuk melanjutkan perjalanan mereka masing-masing.

Setelah berhari-hari Dewi Lanjar menyusuri hutan dan sungai, akhirnya Dewi Lanjar sampai di Pantai Selatan. Kemudian Dewi Lanjar menempatkan dirinya di tempat yang nyaman untuk bertapa. Namun, saat akan bertapa tiba-tiba sang Dewi Lanjar menghilang. Ternyata, Dewi Lanjar telah dipertemukan secara langsung kepada Nyai Roro Kidul. Dengan adanya kesempatan itu, Dewi Lanjar meminta agar dirinya dijadikan pengikut Nyai Roro Kidul. Tanpa ada pertimbangan, akhirnya Nyai Roro Kidul menerima permintaan Dewi Lanjar.

Untuk tugas Dewi yang pertama kali, dia ditugaskan bersama jin-jin milik Nyai Roro Kidul untuk menggagalkan rencana seorang Raden yang sakti, yaitu Raden Bahu. Raden Bahu dengan kesaktiannya itu akan membuat sebuah hutan Gambiren di desa Sorogenen, Pekalongan. Saat Dewi Lanjar mencoba menggagalkan rencana Raden Bahu, Dewi Lanjar mengalami kegagalan dan tidak bisa kembali ke Pantai Selatan karena ditahan Raden Bahu. Dewi Lanjar  memohon kepada Raden Bahu untuk memberikan kesempatan hidup untuk tinggal di Pekalongan. Karena mengetahui Dewi Lanjar merupakan utusan Nyai Roro Kidul, Raden Bahu akhirnya menemui Nyai Roro Kidul dan membicarakan tentang permintaan Dewi Lanjar. Akhirnya Nyai Roro Kidul memperbolehkan Dewi Lanjar tinggal di Pekalongan dengan syarat Dewi Lanjar harus menjadi sosok seperti Nyai Roro Kidul yang bisa masuk ke dua alam yang berbeda. Setelah mendengar persyaratan itu, Raden Bahu setuju. Akhirnya Dewi Lanjar dikutuk oleh Nyai Roro Kidul menjadi sosok manusia yang memiliki setengah jiwa di dunia nyata dan setengah jiwa di  dunia ghaib.

 

 

 

Pada zaman dahulu di Pekalongan hiduplah seorang putri cantik bernama Dewi Rara Kuning. Ia telah menjadi janda di usia yang sangat muda karena suaminya meninggal beberapa waktu setelah pernikahan mereka. Itulah sebabnya Dewi Rara Kuning kemudian terkenal dengan sebutan Dewi Lanjar. Karena hal tersebut, Dewi Lanjar memutuskan untuk meninggalkan kampung halamannya agar tidak terus-menerus dirudung duka.

Setibanya di sungai Opak, ia bertemu Raja Mataram Panembahan Senopati bersama Mahapatih Singaranu yang sedang bertapa mengapung di atas air sungai. Dewi Lanjar mengutarakan isi hatinya dan berkata tidak akan menikah lagi. Panembahan Senopati dan Mahapatih Singoranu merasa kasihan kemudian menasehatinya agar bertapa di Pantai Selatan menghadap Ratu Kidul. Selanjutnya mereka berpisah, Panembahan Senopati beserta patihnya melanjutkan bertapa menyusuri sungai Opak sedangkan Dewi Lanjar menuju Pantai Selatan. Ia bertapa dengan tekun kemudian moksa dan bertemu dengan Ratu Kidul.

Dalam pertemuan itu, Dewi Lanjar memohon menjadi anak buah Kanjeng Ratu Kidul, Ratu Kidul tidak keberatan. Suatu hari, Dewi Lanjar bersama pasuka jin diperintahkan untuk mengganggu dan mencegah Raden Bahu yang sedang membuka hutan Gambiren (kini berada di sekitar jembatan anim Pekalongan dan desa Sorogenen). Namun, Raden Bahu tidak terpengaruh semua godaan Dewi Lanjar dan pasukan jinnya. Karena tidak berhasil menunaikan tugas, Dewi Lanjar memutuskan untuk tidak kembali ke Pantai Selatan, tetapi memohon izin kepada Raden Bahu untuk dapat bertempat tinggal di Pekalongan. Hal tersebut disetujui baik oleh Raden Bahu maupun oleh Ratu Kidul. Dewi Lanjar diperkenankan tinggal dipantai utara Jawa Tengah terutama di Pekalongan.

 

 

Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Ratu_Laut_Utara

http://www.nyairorokidul.com/dewi-dewi-penjaga-laut-jawa/

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Upacara Kelahiran di Nias
Ritual Ritual
Sumatera Utara

Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak, Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman)...

avatar
Admin Budaya
Gambar Entri
Prajurit Pemanah Kasultanan Kasepuhan Cirebon Di Festival Keraton Nusantara
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Jawa Barat

Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembongb berwarnaungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok dan pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belaka...

avatar
ASEP NU KASEP TEA ATUH PIRAKU
Gambar Entri
Prajurit pemanah kasultanan kasepuhan cirebon di festival keraton nusantara
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Jawa Barat

Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN : terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembong berwarna ungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok ataupun pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR : sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH : Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghad...

avatar
ASEP NU KASEP TEA ATUH PIRAKU
Gambar Entri
Kirab agung milad ke 215 kesultanan kacirebonan
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Jawa Barat

aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan

avatar
ASEP NU KASEP TEA ATUH PIRAKU
Gambar Entri
PANURUNG: Pasukan Pengawal Keraton Sumedang Larang
Senjata dan Alat Perang Senjata dan Alat Perang
Jawa Barat

Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang

avatar
ASEP NU KASEP TEA ATUH PIRAKU