Apa yang terlintas di benak Anda ketika mendengar kata 'masjid'? Beberapa mungkin akan menjawab sebuah bangunan peribadatan umat Islam yang beratap kubah dan mempunyai beberapa menara atau minaret. Namun, tak jauh dari kota Bandung, terdapat sebuah masjid dengan desain arsitektur yang futuristik, dan berbeda dengan desain masjid-masjid pada umumnya, di Kota Baru Parahyangan.
Masjid tersebut ialah Masjid Al Irsyad. Dibangun pada 7 September 2009, masjid tersebut dibangun di atas lahan seluas 1 Ha yang menjadi satu kesatuan dengan Al Irsyad Satya Islamic School, sebuah sekolah Islam internasional di Kota Baru Parahyangan. Ridwan Kamil, sang arsitek masjid ini mengatakan bahwa bentuk kubus sederhana tanpa kubah tersebut terinspirasi oleh Ka'bah yang ada di Masjidil Haram.
Masjid yang terletak di Padalarang ini berhasil berada di posisi 5 besar "Building Of The Year 2010" oleh National Frame Building Association. Masjid Al Irsyad terpilih dalam kategori religious architecture. Desain Masjid Al Irsyad cukup populer di antara tempat ibadah yang lain dan hanya dikalahkan oleh Gereja Tampa Covenant, Florida, Amerika Serikat, seperti dilansir situs arsitektur popular, Archdaily.com. Setahun berikutnya, Masjid Al Irsyad juga meraih Green Leadership Award dari BCI Asia.
Memang, desain masjid seluas 1.871 meter persegi ini hanya memiliki tiga unsur warna, yaitu putih, hitam, dan abu-abu sehingga tidak begitu mencolok. Namun demikian, kombinasi ketiga warna monokromatis tersebut menjadikannya simple, elegan, dan berkesan khusyuk dan tenang.
Fasad masjid ini merupakan susunan concrete block yang membentuk kaligrafi kalimat syahadat. Lubang angin yang terdapat di sisi dinding menjadikan sirkulasi udara di masjid ini sangat baik, sehingga pengunjung tidak merasa panas meskipun tidak terdapat AC atau kipas angin.
Di siang hari, cahaya alami matahari akan menembus ke dalam. Cahaya tersebut terlihat seperti sebuah elemen digital yang membentuk dua kalimat syahadat. Saat senja, semburat cahaya matahari akan memasuki masjid tersebut. Sedangkan pada malam hari, cahaya dari dalam masjid akan memancar keluar, membentuk kaligrafi syahadat yang berpendar.
Pada bagian dalam masjid, terdapat 99 buah lampu sebagai simbol 99 nama-nama Allah atau Asmaul Husna. Masing-masing lampu kotak tersebut memiliki sebuah tulisan nama Allah. Tulisan pada lampu-lampu itu dapat dibaca secara jelas dimulai dari sisi depan kanan masjid hingga tulisan ke-99 pada sisi kiri bagian belakang masjid.
Ruang salatnya mampu menampung sekitar 1.500 jamaah. Tidak ditemukan tiang penopang atap di masjid ini, sehingga berkesan luas. Hanya empat sisi dinding yang menjadi pembatas sekaligus penopang atapnya.
Beranjak ke bagian selanjutnya, mihrab dirancang sebagai tempat menghadap Allah dengan konsep keindahan alam dan kebesaran Allah. Mihrab tersebut langsung membuka ke arah gunung dan langit tanpa dinding.
Lansekap masjid sengaja dirancang berbentuk garis-garis melingkar yang mengelilingi bangunan. Lingkaran-lingkaran yang mengelilingi masjid terinspirasi dari konsep tawaf yang mengelilingi Ka'bah. Pohon-pohon Ketapang Kencana (Terminalia mantaly) berjajar dengan rapi, sehingga menambah keasrian lansekap masjid Al-Irsyad.
1. Rendang (Minangkabau) Rendang adalah hidangan daging (umumnya sapi) yang dimasak perlahan dalam santan dan bumbu rempah-rempah yang kaya selama berjam-jam (4–8 jam). Proses memasak yang sangat lama ini membuat santan mengering dan bumbu terserap sempurna ke dalam daging. Hasilnya adalah daging yang sangat empuk, padat, dan dilapisi bumbu hitam kecokelatan yang berminyak. Cita rasanya sangat kompleks: gurih, pedas, dan beraroma kuat. Rendang kering memiliki daya simpan yang panjang. Rendang adalah salah satu hidangan khas Indonesia yang paling terkenal dan diakui dunia. Berasal dari Minangkabau, Sumatera Barat, masakan ini memiliki nilai budaya yang tinggi dan proses memasak yang unik. 1. Asal dan Filosofi Asal: Rendang berasal dari tradisi memasak suku Minangkabau. Secara historis, masakan ini berfungsi sebagai bekal perjalanan jauh karena kemampuannya yang tahan lama berkat proses memasak yang menghilangkan air. Filosofi: Proses memasak rendang yang memakan waktu lama mela...
Ayam goreng adalah salah satu menu favorit keluarga yang tidak pernah membosankan. Namun, jika kamu ingin mencoba variasi yang lebih gurih dan harum, ayam goreng bawang putih renyah adalah pilihan yang tepat. Ciri khasnya terletak pada aroma bawang putih yang kuat serta kriukannya yang renyah saat digigit. Resep ini juga sangat mudah dibuat, cocok untuk menu harian maupun ide jualan. Bahan-Bahan Bahan Ayam Ungkep ½ kg ayam (boleh potong kecil agar lebih cepat matang) 5 siung bawang putih 4 siung bawang merah 1 sdt ketumbar bubuk 1 ruas kunyit (opsional untuk warna) Garam secukupnya Kaldu bubuk secukupnya Air ± 400 ml Bahan Kriuk Bawang 5–6 siung bawang putih, cincang halus 3 sdm tepung maizena ¼ sdt garam ¼ sdt lada Minyak banyak untuk menggoreng Cara Membuat Ungkep ayam terlebih dahulu Haluskan bawang putih, bawang merah, kunyit, dan ketumbar. Tumis sebentar hingga harum. Masukkan ayam, aduk rata, lalu tuang air. Tambahkan garam dan kaldu...
Ayam ungkep bumbu kuning adalah salah satu menu rumahan yang paling praktis dibuat. Rasanya gurih, aromanya harum, dan bisa diolah lagi menjadi berbagai hidangan seperti ayam goreng, ayam bakar, hingga pelengkap nasi kuning. Keunggulan lainnya, resep ini termasuk cepat dan cocok untuk kamu yang ingin memasak tanpa ribet namun tetap enak. Berikut resep ayam ungkep bumbu kuning cepat yang bisa kamu coba di rumah. Bahan-Bahan ½ kg ayam, potong sesuai selera 4 siung bawang putih 5 siung bawang merah 1 ruas kunyit 1 ruas jahe 1 ruas lengkuas (geprek) 2 lembar daun salam 2 lembar daun jeruk 1 batang serai (geprek) 1 sdt ketumbar bubuk (opsional) Garam secukupnya Kaldu bubuk secukupnya Air ± 400–500 ml Minyak sedikit untuk menumis Cara Membuat Haluskan bumbu Blender atau ulek bawang merah, bawang putih, kunyit, jahe, dan ketumbar bubuk (jika dipakai). Semakin halus bumbunya, semakin meresap ke ayam. Tumis bumbu hingga harum Panaskan sedikit m...
Sumber daya air merupakan sebuah unsur esensial dalam mendukung keberlangsungan kehidupan di bumi. Ketersediaan air dengan kualitas baik dan jumlah yang cukup menjadi faktor utama keseimbangan ekosistem serta kesejahteraan manusia. Namun, pada era modern saat ini, dunia menghadapi krisis air yang semakin mengkhawatirkan (Sari et al., 2024). Berkurangnya ketersediaan air disebabkan oleh berbagai faktor global seperti pemanasan, degradasi lingkungan, dan pertumbuhan penduduk yang pesat. Kondisi tersebut menuntut adanya langkah-langkah strategis dalam pengelolaan air dengan memperhatikan berbagai faktor yang tidak hanya teknis, tetapi juga memperhatikan sosial dan budaya masyarakat. Salah satu langkah yang relevan adalah konservasi air berbasis kearifan lokal. Langkah strategis ini memprioritaskan nilai-nilai budaya masyarakat sebagai dasar dalam menjaga sumber daya air. Salah satu wilayah yang mengimplementasikan konservasi berbasis kearifan lokal yaitu Goa Ngerong di kecamatan Rengel,...
Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...