×

Akun anda bermasalah?
Klik tombol dibawah
Atau
×

DATA


Kategori

ritual

Provinsi

Kalimantan Timur

Asal Daerah

Kutai Kertanegara

Dayak Ngugu Tahun

Tanggal 29 Jan 2015 oleh Tia Amelia.

Acara adat Ngugu Tahunan yang  merupakan tradisi khas adat Dayak Tunjung Benuaq dan Bentian di Kalimantan Timur khususnya Kutai kartanegara

Acara adat Ngugu Tahunan yang merupakan tradisi khas adat Dayak Tunjung Benuaq dan Bentian di Kalimantan Timur khususnya Kutai kartanegara yang merupakan salah satu warisan budaya dan tentunya menjadi salah satu daya tarik wisata budaya di daerah Kukar. Dimulainya acara ditandai dengan alunan music khas masyarakat dayak dilanjutkan dengan prosesi penyembuhan yang dilakukan oleh pawing untuk mengusir penyakit dan tolak bala juga untuk menyuburkan lahan pertanian. Ditengah-tengah lapang juga terdapat sebuah patung yang terbuat dari bahan kayu ulin dipahat berbentuk manusia serta dihiasi dengan ukir-ukiran lain yang sesuai dengan selera dan keahlian sipemahatnya. Patung ini lazimnya dikatakan oleh mereka sebagai patung orang mati atau patung kuangkaikarena dipergunakan dalam upacara adat Kuangkai (yaitu upacara pemindahan tulang dari tempat selong atau Lungun ketempat lain Templak, Klerengatau Taloh). Pada upacara adat tadi patung blontang hanya berfungsi sebagai tempat mengikat hewan kerbau yang akan dikorbankan. Kerbau tadi dibunuh sedikit demi sedikit dengan mempergunakan senjata tombak yang kemudian barulah ditamatkan riwayatnya dengan cara disembelih. Kemudian darah binatang ini diambil dan dipelaskan pada tempat atau wadah menyimpan tulang tadi yang memang sudah tersedia. Bagi para pemuda yang berani menombak kerbau tidak boleh menombak bagian lingkaran putih yang sudah ditandi oleh panitia. Panitia juga menyiapkan pengganti bila terjadi hal-hal yang tak d inginkan dengan sebuah piring dan uang sebesar Rp. 50.000 Maksud penyembeihan kerbau ini, menurut kepercayaan suku tersebut, diantaranya adalah sebagai penebus dosa almarhum yang diperbuatnya selama masih hidup, juga kelak akan dipergunakan oleh mereka (simati) sebagai teman tunggangan sewaktu menuju ketempat peristirahatan terkahir yang disebutGunung Lumut , Selain itu mengusir penyakit dan tolak bala juga untuk menyuburkan lahan pertanian. Suprianto yang mewakili Bupati kukar dalam sambutanya mengatakan Upacara adat ini merupakan suatu tradisi yang turun menurun dan dibudayakan dalam kehidupan adat dayak Tunjung Benuaq, dan Bentian, sehingga patut dilestarikan dan dikembangkan agar generasi selanjutnya tetap memiliki pemahaman dan kemampuan untuk melakukan dan melestarikan kegiatan budaya ini. Masyarakat dapat mengambil sisi positif dari pelaksanaan upacara adat ini, sebagai mana tradisi di dalam adat dayak Tunjung Benuaq yang selalu didasarkan pada budaya Sempekat (Gotong-Royong). â€Å"Budaya Sempekat ini sangat perlu pertahankan dan dilestarikan, sebagaimana sebuah ungkapan dalam ilmu sosiologi, bahwa tidak ada masyarakat tanpa kebudayaan. Demikian juga sebaliknya, tidak ada kebudayaan tanpa masyarakat’ ujarnya. Di dalam hal ini tumbuhnya nilai-nilai kegotongroyongan atau Sempekat diharapkan dapat menjadi perekat masyarakat untuk menjalin kebersamaan dan kerukunan antara sesama. Tidak dapat dipungkiri bahwa aktifitas budaya dapat memberikan manfaat yang menyehatkan, menyelamatkan, serta mensejahterakan bagi kehidupan masyarakat. Pemerintah daerah sendiri akan sangat mendukung setiap upaya masyarakat yang benar-benar serius untuk mengembangkan pertanian di dalam tradisi kebudayaan yang terus terpelihara. Oleh sebab itu mari bekerja sama untuk memajukan pertanian dan tradisi yang ada ini sehingga menjadi suatu pengembangam yang signifikan terhadap obyek wisata yang ada di Kabupaten Kutai Kartanegara, selain kesejahteraan yang diharapkan dari upacara adat ini. Ia berharap budaya-budaya yang memiliki nilai luhur yang tinggi dapat laksanakan dan terus dilestarikan oleh generasi-generasi berikutnya. pelestarian adat istiadat dan budaya yang memiliki nilai-nilai positif ini sangat sesuai dengan program pemerintah untuk menggalakkan pariwisata daerah yang selanjutnya akan berdampak pada peningkatan perekonomian masyarakat.

DISKUSI


TERBARU


Ulos Jugia

Oleh Zendratoteam | 14 Dec 2024.
Ulos

ULOS JUGIA Ulos Jugia disebut juga sebagai " Ulos na so ra pipot " atau pinunsaan. Biasanya adalah ulos "Homitan" yang disimp...

Tradisi Sekaten...

Oleh Journalaksa | 29 Oct 2024.
Tradisi Sekaten Surakarta

Masyarakat merupakan kesatuan hidup dari makhluk-makhluk manusia saling terikat oleh suatu sistem adat istiadat (Koentjaraningrat, 1996: 100). Masyar...

Seni Tari di Ci...

Oleh Aniasalsabila | 22 Oct 2024.
Seni Tari Banyumasan

Seni tari merupakan salah satu bentuk warisan budaya yang memiliki peran penting dalam kehidupan masyarakat Cilacap. Tari-tarian tradisional yang ber...

Wayang Banyumas...

Oleh Aniasalsabila | 22 Oct 2024.
Wayang Banyumasan

Wayang merupakan salah satu warisan budaya tak benda Indonesia yang memiliki akar dalam sejarah dan tradisi Jawa. Sebagai seni pertunjukan, wayang te...

Ekspresi Muda K...

Oleh Journalaksa | 19 Oct 2024.
Ekspresi Muda Kota

Perkembangan teknologi yang semakin pesat tidak hanya ditemui pada bidang informasi, komunikasi, transportasi, konstruksi, pendidikan, atau kesehatan...

FITUR


Gambus

Oleh agus deden | 21 Jun 2012.
Alat Musik

Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual...

Hukum Adat Suku...

Oleh Riduwan Philly | 23 Jan 2015.
Aturan Adat

Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dal...

Fuu

Oleh Sobat Budaya | 25 Jun 2014.
Alat Musik

Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend...

Ukiran Gorga Si...

Oleh hokky saavedra | 09 Apr 2012.
Ornamen Arsitektural

Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai...