Cerita Rakyat
Cerita Rakyat
Cerita rakyat Sumatera Utara Sumatera utara
Datu parngongo
- 8 Mei 2018

batak punya cerita

DATU PARNGONGO Maret 04, 2015

Dulu di tanah Batak ada seorang raja bernama Datu Parngongo. Dia sangat dicintai rakyatnya dan disegani teman-temannya.Datu Parngongo mempunyai seorang anak laki-laki bernama Poda. Dia sangat sayang kepada anaknya itu.Suatu hari Poda menyampaikan keinginannya untuk menjadi raja. Karena rasa sayang kepada anaknya, Datu Parngongo memutuskan untuk mengabulkan permintaan itu. Dia pergi ke suatu tempat untuk menyepi. Hanya Marhati, pembantunya yang setia, yang tahu ke mana dia pergi. Sepeninggal ayahnya, Poda mengangkat dirinya menjadi raja. Berbeda dengan Datu Parngongo, Poda memerintah dengan sewenang-wenang. Poda juga sering menyuruh tentaranya menjarah harta milik rakyat di negeri tetangga. Akibatnya Raja Losung, raja di negeri seberang menjadi marah. Dia memanggil raja-raja yang ada di sekitarnya untuk berunding. Lalu mereka sepakat untuk mengundang Poda datang ke negerinya untuk berjudi. Dengan senang hati Poda memenuhi undangan itu. Dibawanya tiga kantong emas untuk taruhan. Marhati juga diajaknya untuk menemani. Acara diadakan di ruang balairung. Raja Losung mengeluarkan sekantung emas. Poda menuang sekantung uang emas di atas tumpukan emas itu, lalu dadu pun dilempar. Taruhan pertama Poda kalah ,pada taruhan yang kedua dan ketiga juga mengalami kekalahan. Akhirnya Poda tidak mempunyai emas lagi untuk dipertaruhkan. Tetapi karena sombong, Poda tidak mau mundur dari pertaruhan. "Ku pertaruhkan istana dan tanah pusaka milik kerajaan!" serunya. Marhati terkejut mendengarnya. Dia menatap Poda dengan cemas. Tetapi anak itu kelihatan sudah tidak peduli dengan nasihat. Seperti sudah diduga, Poda kalah dalam taruhannya yang terakhir. Kini dia tidak punya apa-apa lagi. Karena Raja Losung kenal bai dengan Raja Parngongo,kemudian dia berkata ke pada Poda , "Semua taruhanmu akan kukembalikan, asal kau sanggup menjawab dua pertanyaan yang akan kuajukan," kata Raja Losung. Raja Losung mengambil sebuah alu, alat untuk menumbuk padi. "Ini pertanyaan pertama," kata Raja Losung. "Coba kau tunjukkan mana ujung dan mana pangkal dari alu ini." Kemudian Raja Losung mengeluarkan sebuah kotak kecil. "Ini pertanyaan kedua. Di dalam kotak ini ada sepasang semut. Coba tunjukkan mana semut jantan dan mana semut betina. Nah, kuberi waktu satu jam untuk menjawab pertanyaan-pertanyaanku itu!" kata Raja Losung. Lalu gong dipukul, sebagai tanda waktu mulai dihitung. Poda mengamati kayu bulat dan sepasang semut itu, tetapi dia tidak bisa membedakannya. Marhati segera meninggalkan tempat itu menuju ke tempat Datu Parngongo menyepi. Diceritakannya kemelut yang sedang dihadapi Poda. "Pergilah sebelum waktunya habis," kata Datu Parngongo. Marhati segera memacu kudanya kembali ke arena taruhan. Segera Marhati mendekati Poda.Sementara Raja Losung terus mendesak "Bagaimana?" Tanya Raja Losung. Dan mendesak lagi, "Apa jawabanmu?" Setelah dapat bisikan dari Marhati ,kini wajah Poda tidak lagi cemas seperti sebelumnya. Dengan tenang dia maju ke depan. Diambilnya alu itu, dibawanya ke sungai yang mengalir di dekat istana. Pelan-pelan ditaruhnya alu itu ke dalam air. "Yang tenggelam lebih dulu, itulah pangkalnya. Karena usianya lebih tua daripada ujungnya, maka dia akan lebih berat." Sahutnya. "Bagus!" seru Raja Losung. "Jawabanmu benar. Bagaimana dengan pertanyaan kedua!" seru Raja Losung mengatasi sorak-sorai penonton. Poda mengambil kotak kecil itu. Kemudian dia minta dibawakan kuali berisi air. Diletakkan semut itu ke dalam kuali. Begitu menyentuh air, seekor semut berusaha berenang ke tepi untuk menyelamatkan diri. Sementara semut yang lain pelan-pelan tenggelam di dalam air. Lalu Poda berkata, "Semut yang berenang ke pinggir itu semut yang jantan. Karena dia lebih berani dan lebih kuat. Sedang yang tenggelam itu semut betina," Wow! Semua yang hadir mendecak kagum. Mereka tidak menyangka Poda bisa menjawab pertanyaan yang sulit itu. "Ternyata kau seorang anak muda yang cerdik," kata Raja Losung kagum. "Sebetulnya aku tidak bisa menjawab pertanyaan itu,"Jawab Poda terus terang.kemudian dia berkata. "Marhati yang membisikkan jawabannya kepadaku." "Bukan aku!" sahut Marhati dengan suara keras. "Tapi Datu Parngongo. Dia yang memberitahukan jawabannya kepadaku." Poda menjadi malu dengan tingkah lakunya selama ini. Diajaknya Marhati menemui ayahnya. "Ayah," katanya. "Kembalilah ke istana. Sekarang aku sadar kalau aku belum bisa menjadi seorang pemimpin." Datu Parngongo menolak ajakan Poda untuk kembali ke istana. "Ayah percaya, mulai saat ini kau akan menjadi pemimpin yang baik. Marhati akan mendampingimu sebagai penasihat," kata Datu Parngongo sambil menepuk pundak Poda dengan kasih sayang. Sejak saat itu Poda berusaha menjadi seorang pemimpin yang baik. Sehingga akhirnya dia menjadi raja yang dicintai rakyatnya dan disegani raja-raja lain. Sumber:http://ceritarakyatbatak.blogspot.co.id/2015/03/datu-parngongo_4.html

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Tradisi MAKA
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Nusa Tenggara Barat

MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...

avatar
Aji_permana
Gambar Entri
Wisma Muhammadiyah Ngloji
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
SMP Negeri 1 Berbah
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Pabrik Gula Randugunting
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Kompleks Panti Asih Pakem
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja

avatar
Bernadetta Alice Caroline