Naskah Kuno dan Prasasti
Naskah Kuno dan Prasasti
Naskah Jawa Timur Ponorogo
Daluang: Kertas Asli Nusantara
- 12 Februari 2019

Kertas yang biasa dipakai sebagai sebuah bahan yang digunakan untuk tulis menulis. Sejarah umum mengatakan bahwa kertas yang banyak beredar saat ini ialah berasal dari Cina ataupun Eropa. Tapi ternyata Indonesia pun memroduksi kertas sendiri, yang biasa disebut kertas Daluang. 

Kertas Daluang adalah kertas yang berasal dari kulit pohon kayu Daluang atau Glugu. Kertas ini berguna untuk bahan tulis naskah-naskah kuno, pembuatan piagam perhargaan, dan juga sebagai alas untuk membuat kaligrafi di pesantren-pesantren.

Sejarah Kertas Daluang

Kertas Daluang atau yang biasa disebut juga kertas gedhog dimulai sejak Kyai Jaelani, tahun 1937 di Tegalsari Ponorogo, mencetuskan ide untuk membuat kertas daluang atau gedhog dengan bahan dasar kulit kayu pohon Glugu. Kertas gedhog dulunya digunakan untuk menulis teks-teks bersejarah di kalangan pesantren. Kertas ini juga digunakan untuk membuat piagam dan bahkan digunakan untuk membuat uang kertas. Pada tahun 1950-an pembuatan kertas gedhog sempat berhenti dan baru dimulai kembali pada 1980-an. Sayangnya, kini pembuatan kertas gedhog hanya terbatas jika ada mahasiswa praktik kuliah lapangan atau jika ada pemesan. Dan pembuatannya pun dilakukan secara swadaya dengan alat sederhana. Saat ini keahlian untuk membuat kertas gedhog diwarisi oleh generasi ketiga, yaitu Bapak Cipto Wiadi. Beliau merupakan generasi ketiga dari garis ibu. Bapak Cipto sendiri saat ini juga menjabat sebagai pegawai Dinas Purbakala Jawa Timur, bagian Arkeologi, di Trowulan.

Saat ini pembuatan kertas daluwang sudah tidak sebanyak dulu. Pak Cipto sebagai penerus pembuat kertas daluang hanya membuat kertas daluwang saat adanya pesanan dari beberapa pihak terkait. Misalnya dari pesantren, pihak pembuat wayang, dan beberapa pihak yang datang dan singgah untuk membuat kertas daluwang. Proses pembuatan kertas daluwang pun memerlukan waktu yang cukup lama dan proses yang cukup banyak. Sehingga dalam pemmbuatan satu kertas daluwang pun cukup menguras waktu dan tenaga.

Proses Pembuatan Kertas Daluang

Alat dan bahan yang digunakan untukpembuatan kertas daluang sebagai berikut

  1. Pohon Glugu
  2. Penumbuk gerigi besar
  3. Penumbuk gerigi kecil
  4. Pisau
  5. Ember
  6. Air
  7. Cangkang keong
  8. Batang pohon pisang

Pemilihan kayu untuk membuat kertas daluwang ialah memilih kayu dari pohon glugu yang berusia sekitar tiga sampai empat bulan. Usia kayu saat itu adalah usia kayu yang baik untuk dijadikan kertas, karena kulitnya tidak terlalu keras dan mudah dimemarkan saat proses pembuatannya. Jika usia kayu diatas tiga sampai empat bulan, saat proses mememarkan akan lebih sulit karena kayu sudah terlalu tua, selain itu juga warna kertas yang dhasilkan akan lebih tua dan kusam dibandingkan dengan usia yang tiga sampai empat bulan.

Pada proses pememaran terdapat dua alat khusus yang bertujuan untuk mememarkan batang kayu tersebut. Penumbuk gerigi besar dan penumbuk gerigi kecil. Penumbuk gerigi besar bertujuan untuk pememaran pada tahap pertama, setelah itu dilanjutkan dengan penumbuk gerigi kecil bertujuan untuk memperlebar kayu sesuai dengan ukuran yang akan dipesan.

Langkah – langkah yang harus dilakukan untuk membuat kertas daluang adalah :

  1. Memilih pohon glugu yang telah berumur 3-4 bulan, yang siap untuk diproses untuk menghasilkan kertas daluang. Usia 3-4 bulan dianggap sebagai usia yang pas karena akan memudahkan proses penumbukan menjadi kertas dan akan menghasilkan kualitas kertas yang baik.
  2. Pembersihan kulit luar dari tanaman daluang ini, serta pembersihan dari tunas-tunas yang tumbuh disekitar batang tanaman daluang. Hal ini mencegah kecacatan hal akhir proses kertas daluang ini.
  3. Setelah tanaman daluang telah dibersihkan bagian kulit luarnya, kemudian bagian dalam batang diiris secara melingkar, hingga menghasilkan bentuk setengah lingkaran.
  4. Kemudian dilakukan perendaman selama satu hari untuk memudahkan untuk pembentukan kertas dari batang tanaman daluang ini.
  5. Dengan menggunakan alat pemukul besi, batang pohon tanaman tersebut dipukul secara merata, hingga menipis. Untuk memberikan hasil yang maksimal ketebalan yang dianjurkan berkisar antara 0,09 mm hingga 0,11mm.
  6. Kemudian dikeringkan dengan cara dilekatkan pada batang pisang, dibawah terik matahari selama tiga puluh menit. Tujuan dari penggunaan batang pisang adalah agar permukaan kertas halus dan mengkilat.
  7. Dihaluskan dengan menggunakan kulit kerang. Dihaluskan secara merata.
  8. Kemudian hasilnya akan dipotong sesuai ukuran yang diinginkan.

Pembuatan kertas daluang ini, merupakan tradisi turun temurun yang telah dilakukan warga tegalsari sejak masa lampau. Kini kebutuhan akan penggunaan kertas daluang mulai muncul, dan bisa dipastikan dalam beberapa tahun yang akan datang, Ponorogo yang dulunya terkenal sebagai pemproduksi kertas daluang, akan dikenal kembali.

 

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Wisma Muhammadiyah Ngloji
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
SMP Negeri 1 Berbah
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Pabrik Gula Randugunting
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Kompleks Panti Asih Pakem
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Jembatan Plunyon Kalikuning
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Jembatan Plunyon merupakan bagian dari wisata alam Plunyon-Kalikuning yang masuk kawasan TNGM (Taman Nasional Gunung Merapi) dan wisatanya dikelola Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) setempat, yaitu Kalikuning Park. Sargiman, salah seorang pengelola wisata alam Plunyon-Kalikuning, menjelaskan proses syuting KKN Desa Penari di Jembatan Plunyon berlangsung pada akhir 2019. Saat itu warga begitu penasaran meski syuting dilakukan secara tertutup. Jembatan Plunyon yang berada di Wisata Alam Plunyon-Kalikuning di Cangkringan, Kabupaten Sleman. Lokasi ini ramai setelah menjadi lokasi syuting film KKN Desa Penari. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan zoom-in-whitePerbesar Jembatan Plunyon yang berada di Wisata Alam Plunyon-Kalikuning di Cangkringan, Kabupaten Sleman. Lokasi ini ramai setelah menjadi lokasi syuting film KKN Desa Penari. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan "Syuting yang KKN itu kebetulan, kan, 3 hari, yang 1 hari karena gunungnya tidak tampak dibatalkan dan diu...

avatar
Bernadetta Alice Caroline