|
|
|
|
Dalem Prangwedanan Mangkunegaran Tanggal 11 Apr 2014 oleh mariska apriani. |
Dalem Prangwadanan merupakan bangunan yang terletak di sebelah timur Pura. Di sebelah timurnya masih terdapat bangunan lagi dengan bentuk pendapa yang diberi nama Panti Putra. Fungsi Dalem Prangwadanan adalah untuk tempat tinggal putra mahkota, juga sebagai tempat tinggal putera mahkota setelah diangkat sebagai Kangjeng Gusti Pangeran Prabu Prangwadana. Nama Prangwadana merupakan gelar kedua yang diberikan oleh Sunan Kuning kepada RM. Said ketika ia menyatakan diri bergabung dengan pasukan Cina melawan Kumpeni VOC pada 1741 di Kartasura. Peristiwa itu dalam sejarah Jawa biasa dikenal sebagai Geger Pacina. Sebelumnya dari Pakubuwana II RM. Said pernah mendapat gelar Pangeran Suryakusuma. Setelah Perjanjian Salatiga pada 17 Maret 1757 RM. Said memperoleh gelar Kangjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegara. Sejak itu ditetapkan bahwa gelar bagi pengganti Mangkunegara I adalah Kangjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegara jika si pengganti sudah berumur 40 tahun. Jika belum gelar yang diberikan adalah Kangjeng Gusti Pangeran Prabu Prangwadana. Satu-satunya keturunan Mangkunegara I yang langsung memakai gelar Mangkunegara ketika naik tahta adalah Pangeran Dayaningrat, yang bergelar Mangkunegara VI, karena sewaktu mengganti Mangkunegara V sudah berusia 40 tahun.
Selain sebagai tempat tinggal putra mahkota, pada masa Mangkunegara VII, Dalem Prangwadana sangat berperan penting dalam melahirkan pemikiran-pemikiran modern. Gerakan Nasionalisme Jawa yang dipimpin oleh RM. Soetatmo Soeriokoesoemo sering difasilitasi tempat ini. Selain itu Dalem Prangwadana lah sebagai tempat berlangsungnya debat para pemikir filsafat dari berbagai etnis di Jawa yang berasal dari Yogyakarta, Semarang, dan Surakarta yang tergabung dalam wadah Wijsgerig Studiekring (Kelompok Studi Filsafat). Tidak sedikit sumbangan pemikiran Mangkunegara VII dalam kelompok ini. Nantinya kelompok ini ditiru aktivitasnya di Surabaya dalam bentuk Kelompok Studi Kebudayaan, sebagai tempat melahirkan pemikiran nasionalisme.
Kini Dalem Prangwedanan lebih difungsikan untuk kegiatan berkesenian seperti karawaitan menari yang sering diadakan oleh sanggar seni Mangkunegaran yaitu Surya Sumirat.
referensi:
Simbol Modernitas Kota Mangkunegaran Surakarta oleh Susanto (Dosen Sejarah Universitas Sebelas Maret Surakarta) disampaikan pada acara Komunitas Blusukan Solo dengan tema Mangkunegaran Pelopor Kota Modern
Gambus
Oleh
agus deden
| 21 Jun 2012.
Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual... |
Hukum Adat Suku...
Oleh
Riduwan Philly
| 23 Jan 2015.
Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dal... |
Fuu
Oleh
Sobat Budaya
| 25 Jun 2014.
Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend... |
Ukiran Gorga Si...
Oleh
hokky saavedra
| 09 Apr 2012.
Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai... |