Cerita Rakyat
Cerita Rakyat
Cerita Rakyat Daerah Istimewa Yogyakarta Yogyakarta
DONGENG BARON SEKENDER
- 18 Juli 2018

Baron Sekender adalah putra Nahkoda Karbin dari Negeri Spanyol dan mempunyai seorang saudara kembar bernama Baron Sukmul. Baron Sekender juga mempunyai 13 saudara tiri yang berlainan ibu. Suatu ketika, sang ayah menyerahkan Baron Sekender kepada seorang pertapa bernama Mahamintuna untuk dijadikan persembahan.

 

Dahulu, di Negeri Spanyol ada seorang nahkoda bernama NAHKODA KARBIN yang terkenal kaya raya dan mempunyai seorang istri yang cantik jelita. Namun sayang, sang istri belum memberinya keturunan. Oleh karena itu, Nahkoda Karbin memutuskan untuk menikah lagi dengan wanita lain tanpa menceraikan istri pertamanya. Beberapa lama kemudian, istri keduanya pun belum juga memberinya anak. Saking besarnya keinginan untuk memperoleh keturunan, Nahkoda Karbin terus menambah istrinya hingga menjadi 12 orang, dua di antaranya adalah dayang-dayangnya sendiri. Tapi rupanya Tuhan belum juga merestuinya untuk memiliki keturunan. Keadaan itu membuat sang Nahkoda sedih.
 
Pada suatu hari, Nahkoda Karbin terlihat gelisah. Sebentar-sebentar ia berdiri lalu berjalan mondar-mandir sambil mengelus-elus jenggotnya. Tiba-tiba, ingatannya tertuju pada seorang pertapa sakti mandraguna bernama MAHAMINTUNA.
  • “Hmmm… Mahamintuna, Mahamintuna,” Nahkoda Karbin berulang-ulang menyebut pertapa sakti yang bersemayam di Argapura itu, 
  • “Aku harus menemuinya. Siapa tahu dia bisa membantuku memperoleh keturunan.”
Dengan ditemani oleh beberapa pengawalnya, berangkatlah Nahkoda Karbin ke Argapura untuk menghadap Mahamintuna. Setibanya di sana, ia langsung menyampaikan maksud kedatangannya.
  • “Maaf jika kedatangan saya mengganggu Anda, Tuan Mahamintuna.” kata Nahkoda Kabin. 
  • ” Kedatangan saya kemari untuk meminta restu Tuan.”
  • “Apa yang dapat saya bantu, wahai Nahkoda Karbin?” tanya pertapa itu.
Nahkoda Karbin menjelaskan maksud kedatangannya kepada Mahamintuna. Mendengar penjelasan itu, pertapa itu pun bersedia menolong.
  • “Baiklah, Nahkoda Karbin. Aku bersedia membantumu, tapi kamu harus memenuhi satu syarat,” kata Mahamintuna.
  • “Apakah syarat itu, Tuan?” tanya Nahkoda Karbin dengan tidak sabar.
  • “Kamu harus menyerahkan satu anakmu kepadaku jika kelak kamu telah memperoleh keturunan,” jawab Mahamintuna.
  • ‘Baik, Tuan. Saya menyanggupi persyaratan itu,” kata Nahkoda Karbin.
Mahamintuna kemudian memberikan dua buah mangga kepada Nahkoda Karbin.
“Bawalah pulang kedua mangga ini untuk dimakan oleh istri-istrimu. Setelah memakan mangga itu, niscaya mereka akan melahirkan anak,” ujar sang Pertapa.
Benar kata pertapa sakti itu. Setelah memakan mangga tersebut, dari 12 istri Nahkoda Karbin, 11 di antaranya telah melahirkan anak. Salah seorang istrinya melahirkan putra kembar yang diberi nama BARON SEKENDER dan BARON SUKMUL
 
Dua dayangnya Kiti dan Kili yang ikut memakan isi buah mangga itu masing-masing melahirkan seorang anak dan diberi nama Sekeber dan Suhul. Adapun nama-nama putra Nahkoda Karbin dari istri-istrinya yang lain yaitu BARON SEPILMAS, BARON LASTEDENG, BARON ARDIYAS, BARON SENEMUT, BARON DRIANSAH, BARON ARTETE, BARON KASAMRAL, BARON KASERAH, DAN BARON SEMIT.
 
Selang beberapa tahun kemudian, Mahamintuna pun datang untuk menagih janji kepada Nahkoda Karbin. Sang Nahkoda pun memberikan putranya Baron Sekender kepada pertapa itu. Baron Sekender berangkat ke Argapura keesokan harinya dengan mengajak saudara tirinya, Sekeber. Setiba di Argapura, Baron Sekender melihat seorang tawanan lelaki tua di rumah Mahamintuna yang bernama BEGAWAN TUNA. Tawanan itu dijaga oleh puluhan anak buah Mahamintuna.
 
Dari situlah Baron Sekender dan Sekeber mengetahui bahwa Mahamintuna adalah seorang pertapa yang kejam dan suka memakan daging manusia. Menyadari hal itu, ia dan saudara tirinya bertekad untuk menumpas gerombolan manusia kanibal itu. Akhirnya, dua bersaudara itu berhasil membinasakan Mahamintuna beserta seluruh anak buahnya.
 
Sejak itulah, Baron Sekender menjadi terkenal dan disegani oleh semua yang pernah dicelakai Mahamintuna. Mereka pun tunduk dan patuh kepada Baron Sekender. Bahkan, ada yang rela menjadi abdi putra Nahkoda Karbin itu. Tiga di antaranya adalah seekor garuda sakti, kuda bersayap bernama WANENGPATI, dan NAGA SAKTI BARUKLINTING. Bersama ketiga abdinya tersebut, Baron Sekender kian terkenal hingga ke penjuru negeri. Bahkan, putri Raja Spanyol yang bernama LORENA pun jatuh cinta kepadanya yang kemudian menjadi istri Baron Sekender.
 
Sejak menikah dengan Putri Lorena, Baron Sekender bersama saudara tirinya Sekeber tinggal di istana Kerajaan Spanyol. Ia kemudian diangkat oleh Raja Spanyol menjadi Menteri Pertahanan dan Keamanan kerajaan dengan dibantu oleh Sekeber.
 
Suatu hari, ia ditugaskan untuk membinasakan Ratu Sinipraba dari Kerajaan Leburgangsa di Pulau Nussatembini. 
  • “Hai, Baron Sekender. Aku menugaskanmu untuk menghentikan Ratu Sinipraba yang suka mengganggu ketentraman negeri ini!” perintah Raja Spanyol, 
  • “Tapi, ingat! Kamu harus berhatihati menghadapinya karena dia adalah adik Mahamintuna. Dia memiliki kesaktian yang tinggi seperti kakaknya.”
  • “Baik, Baginda,” kata Baron Sekender sambil memberi hormat.
Usai berpamitan kepada istrinya, Baron Sekender pun berangkat ke Pulau Nussatembini bersama ketiga abdinya dengan menunggang Kuda Wanengpati. Alhasil, Baron Sekender berhasil mengalahkan Ratu Sinipraba. Namun, wanita raksasa itu berhasil melarikan diri.
 
Di tempat pelariannya, Ratu Sinipraba sedang menyusun siasat untuk mengelabui Raja Spanyol. Dengan kesaktian yang dimilikinya, ia berganti rupa menjadi wanita cantik dan menamakan dirinya GAYATRI
“Raja Spanyol itu pasti akan terpikat melihat kecantikanku!” gumam Ratu Sinipraba, ”Setelah itu, aku akan memperdayainya.”
Ratu Sinipraba yang telah berganti rupa menjadi Gayatri itu segera ke istana. Dengan bujuk rayunya, ia berhasil memikat hati Raja Spanyol. Ia pun akhirnya menjadi permaisuri kedua penguasa Negeri Spanyol itu.
 
Setelah itu, Gayatri terus melancarkan tipu muslihatnya dengan membujuk Raja Spanyol untuk menghabisi nyawa Baron Sekender. Namun, taktik licik tersebut berhasil dipatahkan oleh Baron Sekender berkat bantuan Begawan Tuna yang pernah ditolongnya dulu. Akhirnya, penyamaran Gayatri terbongkar. Wajahnya yang tadinya cantik nan mempesona tiba-tiba berubah menjadi Sinipraba, wanita raksasa yang menakutkan.
“Hai, Baron Sekender! Kali ini kamu tidak akan bisa mengalahkanku!” kata Sinipraba.
Baron Sekender langung menyerang dengan jurus-jurus saktinya. Tampaknya, ia kewalahan menghadapi Sinipraba seorang diri. Sekeber pun segera membantu. Namun, baru beberapa saat pertarungan sengit itu berlangsung, tiba-tiba wanita raksasa itu terbang ke angkasa. Melihat hal itu, Baron Sekender segera menaiki kuda semberani Wanengpati untuk mengejarnya. Sekeber pun segera menyusul dengan menunggangi Garuda Sakti. Alhasil, kedua orang bersaudara itu berhasil mengejar Sinipraba. Pertarungan sengit pun terjadi di atas awan.
 
Dalam pertarungan tersebut, Baron Sekender dan Sekeber hampir saja dikalahkan. Untung saja Baron Sukmul dan Suhul tiba-tiba datang membantu. Akhirnya, Sinipraba berhasil mereka binasakan. Setelah itu, mereka kembali ke istana Kerajaan Spanyol untuk menyampaikan kabar gembira tersebut kepada Raja Spanyol. Sang Raja pun menyambutnya dengan perasaan suka cita.
“Dengan tewasnya Sinipraba, negeri ini kembali aman dan tentram. Hal ini terjadi berkat bantuan kalian semua,” kata sang Raja kepada Baron Sekender dan saudara-saudaranya.
Setelah itu, Raja Spanyol mengangkat Baron Sekender menjadi raja, namun ia menolak. Tahta kerajaan itu ia serahkan kepada adiknya Baron Sukmul yang dibantu oleh Suhul. Baron Sekender bersama istri dan Sekeber lebih memilih berpetualang mengelilingi dunia. Baron Sekeber dan Lorena menunggangi Wanengpati sedangkan Sekeber menaiki Garuda Sakti.
 
Suatu waktu, petualangan mereka tiba di atas pulau yang hijau dan indah. Pulau itu ternyata Jawa. Karena terpesona melihat kehindahan pulau itu, Baron Sekender segera memerintahkan abdinya agar terbang lebih rendah. Kedua abdinya itu segera meluncur ke bawah dan kemudian terbang mengelilingi pulau itu. Saat mereka berada di atas Kerajaan Mataram, tubuh mereka seolah-olah tersedot bumi hingga akhirnya terjatuh. Putri Lorena pun tewas dalam peristiwa tersebut. Sementara itu, Sekeber berubah wujud menjadi kerbau dan Wanengpati berubah menjadi sapi perah. Sedangkan Garuda Sakti selamat dan kembali ke Spanyol. Baron Sekender diselamatkan oleh Raja Mataram Panembahan Senapati dan kemudian diangkat menjadi juru taman di Keraton Mataram. Ia ditemukan dalam keadaan kulit yang telah berubah menjadi belang-belang kehitaman, matanya menjadi biru, serta janggut dan kumisnya menjadi putih seperti rami, sejenis tanaman samak. Selain itu, Baron Sekender jadi hilang ingatan, ia lupa siapa dirinya dan semua kehidupan masa lalunya. Ia hanya mengetahui bahwa perjalanan hidup itu sangat sulit dimengerti.
 
Sumber: http://agathanicole.blogspot.com/2017/09/dongeng-baron-sekender.html

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Sambal Matah
Makanan Minuman Makanan Minuman
Bali

Resep Sambal Matah Bahan-bahan: Bawang Merah Cabai Rawit Daun Jeruk Sereh Secukupnya garam Minyak panas Pembuatan: Cincang bawang merah, cabai rawit, daun jeruk, dan juga sereh Campur semua bahan yang sudah dicincang dalam satu wadah Tambahkan garam secukupnya atau sesuai selera Masukkan minyak panas Aduk semuanya Sambal matah siap dinikmati

avatar
Reog Dev
Gambar Entri
Gereja Kristen Jawa Pakem Taman Lansia Ceria
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Bangunan GKJ Pakem merupakan bagian dari kompleks sanatorium Pakem, yang didirikan sebagai respon terhadap lonjakan kasus tuberculosis di Hindia-Belanda pada awal abad ke-20, saat obat dan vaksin untuk penyakit ini belum ditemukan. Sanatorium dibangun untuk mengkarantina penderita tuberculosis guna mencegah penularan. Keberadaan sanatorium di Indonesia dimulai pada tahun 1900-an, dengan pandangan bahwa tuberculosis adalah penyakit yang jarang terjadi di negara tropis. Kompleks Sanatorium Pakem dibangun sebagai solusi untuk mengatasi kekurangan kapasitas di rumah sakit zending di berbagai kota seperti Solo, Klaten, Yogyakarta, dan sekitarnya. Lokasi di Pakem, 19 kilometer ke utara Yogyakarta, dipilih karena jauh dari keramaian dan memiliki udara yang dianggap mendukung pemulihan pasien. Pembangunan sanatorium dimulai pada Oktober 1935 dan dirancang oleh kantor arsitektur Sindoetomo, termasuk pemasangan listrik dan pipa air. Sanatorium diresmikan oleh Sultan Hamengkubuwono VIII pada 23...

avatar
Seraphimuriel
Gambar Entri
Pecel Mie
Makanan Minuman Makanan Minuman
Jawa Timur

Bahan-bahan 4 orang 2 bungkus mie telur 4 butir telur kocok 1 buah wortel potong korek api 5 helai kol 1 daun bawang 4 seledri gula, garam, totole dan merica 1 sdm bumbu dasar putih Bumbu Dasar Putih Praktis 1 sdm bumbu dasar merah Meal Prep Frozen ll Stok Bumbu Dasar Praktis Merah Putih Kuning + Bumbu Nasi/ Mie Goreng merica (saya pake merica bubuk) kaldu jamur (totole) secukupnya kecap manis secukupnya saus tiram Bumbu Pecel 1 bumbu pecel instant Pelengkap Bakwan Bakwan Kriuk bawang goreng telur ceplok kerupuk Cara Membuat 30 menit 1 Rebus mie, tiriskan 2 Buat telur orak arik 3 Masukkan duo bumbu dasar, sayuran, tumis hingga layu, masukkan kecap, saus tiram, gula, garam, lada bubuk, penyedap, aduk hingga kecap mulai berkaramel 4 Masukkan mie telur, kecilkan / matikan api, aduk hingga merata 5 Goreng bakwan, seduh bumbu pecel 6 Siram diatas mie, sajikan dengan pelengkap

avatar
Netizen
Gambar Entri
Wisma Gadjah Mada
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wisma Gadjah Mada terletak di Jalan Wrekso no. 447, Kelurahan Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma Gadjah Mada dimiliki oleh Universitas Gadjah Mada yang dikelola oleh PT GAMA MULTI USAHA MANDIRI. Bangunan ini didirikan pada tahun 1919 oleh pemiliknya orang Belanda yaitu Tuan Dezentje. Salah satu nilai historis wisma Gadjah Mada yaitu pada tahun 1948 pernah digunakan sebagai tempat perundingan khusus antara pemerintahan RI dengan Belanda yang diwakili oleh Komisi Tiga Negara yang menghasilkan Notulen Kaliurang. Wisma Gadjah Mada diresmikan oleh rektor UGM, Prof. Dr. T. Jacob setelah di pugar sekitar tahun 1958. Bangunan ini dikenal oleh masyarakat sekitar dengan Loji Cengger, penamaan tersebut dikarenakan salah satu komponen bangunan menyerupai cengger ayam. Wisma Gadjah Mada awalnya digunakan sebagai tempat tinggal Tuan Dezentje, saat ini bangunan tersebut difungsikan sebagai penginapan dan tempat rapat. Wisma Gadjah Mada memiliki arsitektur ind...

avatar
Seraphimuriel
Gambar Entri
Rumah Indis Wisma RRI
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Bangunan ini dibangun tahun 1930-an. Pada tahun 1945 bangunan ini dibeli oleh RRI Yogyakarta, kemudian dilakukan renovasi dan selesai tanggal 7 Mei 1948 sesuai dengan tulisan di prasasti yang terdapat di halaman. Bangunan bergaya indis. Bangunan dilengkapi cerobong asap.

avatar
Seraphimuriel