|
|
|
|
Coto Makassar Khas Kota Makassar Tanggal 17 Sep 2018 oleh Ilmi . |
Coto Makassar adalah salah satu makanan khas Kota Makassar, makanan ini merupakan racikan kuah rempah dan kacang tanah yang direbus dengan jeroan sapi, atau dari campuran potongan daging sapi. Coto dihidangkan dengan ketupat khas Sulawesi Selatan dimana kulit ketupat terbuat dari jalinan daun pandan, atau dihidangkan dengan burasa atau buras, bahannya sama dengan ketupat yaitu menggunakan beras namun pembungkusnya terbuat dari gabungan daun pisang dan potongan daun pandan. Dalam penyajiannya coto juga dilengkapi dengan potongan jeruk nipis, irisan daun bawang, lombok tumis dan kecap manis yang dicampurkan dalam semangkuk Coto Makassar ketika ingin disantap.
Coto makassar dimasak dengan racikan rempah-rempah di dalam kuali tanah yang disebut dengan korong butta atau uring butta. Coto Makassar sudah ada sejak kerjaan Somba Opu, pusat Kerajaan Gowa, yang berjaya pada tahun 1538. Coto Makassar merupakan hidangan seni bercita rasa tinggi yang menjadi hidangan khusus bagi para kalangan istana kerajaan Gowa. Namun sajian ini juga dihidangkan oleh rakyat jelata dan disajikan kepada para pengawal kerajaan sebelum bertugas untuk menjaga kerajaan di pagi harinya dimana bagian utama yang dihidangkan dalam kuah coto adalah bagian jeroan. Coto Makassar biasa disantap dengan ketupat atau burasa, dan dilengkapi dengan sambal taoco. Penggunaan taoco ini memperkuat dugaan kalau makanan ini dipengaruhi oleh makanan Cina yang sudah dikenal pada abad ke-16 yang masuk akibat adanya jalur perdangangan melalui pelabuhan di kerjaan Gowa.
Cara Pembuatan
Jeroan sapi (limpah, otak, babat, hati, paru) dan daging sapi direbus hingga lunak, kemudian dipotong kecil-kecil, lalu di masukkan ke dalam rebusan kuah coto yang terdiri dari racikan rempah-rempah dan kacang tanah yang telah dihaluskan. Rempah-rempah kuah coto yang dihaluskan terdiri dari bawang merah, bawang putih, ketumbar, cabai, kemiri, pala, daun salam, serai, jintan, lengkuas, dan kayu manis. Setelah masak dan mendidih, coto kemudian disajikan ke dalam mangkuk keramik kecil, diberi tambahan perasan jeruk nipis, kecap manis, lombok tumis, taburan daun bawang atau bawang goreng sambil disantap bersama dengan ketupat.
Penjual
Penjual coto Makassar yang terkenal di Makassar yaitu Warung Coto Makassar, Coto Paraikatte. Cabang Pettarani dan Jalan Perintis Kemerdekaan Km.9 Makassar.
Sejarah Rumah Makan Coto Paraikatte
Nama Coto Paraikatte berasal dari bahasa Makassar, Paraikatte yang berarti coto kita bersama. Rumah makan Coto Paraikatte berdiri pada tahun 1979 didirikan oleh Dg. Narang dengan lokasi rumah makan pertama di Daerah Lelong Pasar Ikan, Jalan Rajawali Kota Makassar, namun karena digusur, Rumah Makan Coto Paraikatte kemudian berpindah ke Daerah Pettarani. Pada tahun 2009 cabang Daerah Perintis didirikan dan dilanjutkan oleh keluarga Dg. Narang yaitu H. Sudirman. Pada tahun 1970-an coto pertama kali disajikan dengan ketupat menjelang 1990-an terjadi penambahan nama dari coto menjadi Coto Makassar, penyajiannya kini beragam yaitu tidak hanya disajikan dengan ketupat tapi bisa juga disajikan dengan burasa atau buras.
Ciri khas Coto : Bumbu rempah dihaluskan secara manual yaitu dengan cara ditumbuk dengan ulekan, menggunakan bumbu rempah yang digoreng (bumbu kering) yang bertujuan untuk menjaga ketahanan rempah, mempertahankan aroma khas rempah, serta warna khas kecoklatan pada kuah coto. Kuah coto dimasak dengan campuran telur bebek, agar menangkal aroma amis pada daging serta dimasak secara tradisional dengan menggunakan kuali tanah liat dan bahan bakar kayu, yang semakin menambah aroma tradisional dan wangi rempah kuah khas Coto Makassar.
Buka : Pukul 08.00 – pukul 2
Harga : Rp. 18.000 / porsi Coto Makassar, dan tambahan ketupat Rp 1.000/ biji
Referensi :
Wawancara dengan H. Sudirman (Pemilik Warung Coto Makassar : CotoParaikatte).
https://www.indonesiakaya.com/jelajah-indonesia/detail/coto-makassar
Gambus
Oleh
agus deden
| 21 Jun 2012.
Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual... |
Hukum Adat Suku...
Oleh
Riduwan Philly
| 23 Jan 2015.
Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dala... |
Fuu
Oleh
Sobat Budaya
| 25 Jun 2014.
Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend... |
Ukiran Gorga Si...
Oleh
hokky saavedra
| 09 Apr 2012.
Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai... |