Makanan Minuman
Makanan Minuman
Makanan Sumatera Utara Karo
Cimpa - Karo - Sumatera Utara
- 27 September 2017

Cimpa adalah makanan khas suku Karo. Cimpa menjadi makanan penting dalam acara-acara adat Karo.

Cimpa adalah makanan yang dibua dari beras ketan merah atau putih. Di dalam beras ketan merah dimasukkan gula merah atau gula aren yang telah dicampur dengan kelapa parut. Cimpa biasanya dibungkus dengan daun pisang. Cimpa biasanya dimasak dengan dikukus.

Cimpa adalah salah satu makanan yang sangat penting bagi orang Karo. Cimpa harus ada di setiap pelaksanaan acara-acara adat suku Karo. Cimpa harus dihadirkan saat berlangsungnya acara pesta adat pernikahan, kerja tahun atau merdang merdem, dan kematian. Jika dalam salah satu acara adat tersebut tidak dihadirkan cimpa, maka acara tersebut dianggap kurang dan tidak sempurna.

Pada awalnya, cimpa dihadirkan hanya pada saat acara kerja tahun atau merdang merdem suatu desa saja. Pembuatan cimpa tersebut dilakukan pada hari ke enam, pada saat kerja tahun atau merdang merdem. Cimpa disediakan di setiap rumah, di suatu kampung yang sedang melaksanakan kerja tahun. Namun pada saat ini, dalam acara-acara adat Karo, cimpa selalu disediakan.

Cimpa memiliki tiga jenis, yaitu:

  • Cimpa Unung
  • Cimpa Tuang
  • Cimpa Matah

Perbedaan antara tiga jenis cimpa ini terletak pada cara pemubuatan dan untuk acara adat apa cimpa tersebut disediakan.

Cimpa Unung

Dalam pembuatan cimpa unung, tepung beras ketan merah atau putih dicampur dengan air sedikit. Lalu, adonan beras ketan dengan air diisi dengan sedikit campuran dari kelapa dan gula merah atau yang disebut dengan inti. Setelah adonan tadi diisi dengan inti, adonan tersebut dibungku dengan daun psang. Selanjutnya, adonan dikukus selama 20 menit sampai 30 menit.

Jenis cimpa ini adalah yang paling lazim digunakan dalam acara-acara adat Karo. Dalam acara merdang merdem, cimpa unung adalah salah satu makanan utama yang harus disediakan. Cimpa unung adalah jenis cimpa yang cukup sulit pembuatannya.

Cimpa Tuang

Dalam pembuatan cimpa tuang, semua bahan seperti beras ketan, sagu, telur, kelapa, dan gula merah dicampur menjadi satu adonan. Setelah itu, adonan tersebut digoreng diatas panci yang sudah diolesi daging lemak sapi. Jenis cimpa ini biasanya disediakan sebagai bekal atau oleh-oleh. Pembuatannya lebih mudah dan penyajiannya tidak serumit cimpa unung.

Cimpa Matah

Pembuatan cimpa matah lebih mudah dan unik lagi. Dalam pembuatana cimpa matah, beras ketan, kelapa, gula merah ditumbuk jadi satu. Hasilnya disediakan dalam bentuk bubuk dan disediakan di atas piring. Biasanya cimpa ini dimakan untuk acara harian saja.

 

Bahan:

Daun pisang, untuk membungkus
Isi:

  • 1 butir kelapa setengah tua, parut
  • 500 g gula merah, sisir
  • 2 lembar daun pandan
  • 100 ml air
  • 2 sdm merica hitam bulat, tumbuk kasar
  • 1 sdt garam
     

Adonan kulit:

  • 500 g tepung ketan putih
  • 1 sdt garam
  • 400 ml santan cair
  • 3 sdm minyak sayur

 
Cara membuat:

Isi: 

  • Sangrai kelapa di atas api kecil hingga hampir mengering. Tambahkan sisa bahan, aduk hingga gula larut. Angkat.


Adonan kulit:

  • Aduk tepung dan garam. Tambahkan santan sedikit demi sedikit sambil diaduk hingga kalis dan tidak lengket di tangan. Sisihkan.
  • Olesi minyak pada daun pisang berukuran 15 x 15 cm. Taruh 1½ sdm adonan di atasnya.
  • Gulung lalu pipihkan menggunakan sendok.
  • Beri isi di tengahnya. Lipat adonan sambil ditekan-tekan di bagian tepinya.
  • Bungkus, sematkan dengan tusuk gigi. Ulangi proses serupa pada sisa bahan hingga habis.
  • Kukus dalam dandang panas hingga matang (± 30 menit). Angkat. Sajikan.

 

Untuk 16 buah
Kalori per buah: 364 Kkal

 

Sumber:

 

 

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Tradisi MAKA
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Nusa Tenggara Barat

MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...

avatar
Aji_permana
Gambar Entri
Wisma Muhammadiyah Ngloji
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
SMP Negeri 1 Berbah
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Pabrik Gula Randugunting
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Kompleks Panti Asih Pakem
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja

avatar
Bernadetta Alice Caroline