Cerita Rakyat
Cerita Rakyat
Cerita Rakyat Jawa Barat Tasikmalaya
Cerita : Tentang Kampung Naggewer Tasikmalaya
- 9 Juli 2018
Berawal dari kejadian di Sumedang Larang,  lima orang bersaudara yang gagah berani berhasil  menumpas gerombolan kejahatan yang seringkali meresahkan rakyat. Kelima orang itu  tidak deketahui nama aslinya, namun memiliki julukan dan panggilan masing masing. Sangkleng dikenal sangat kuat dan tidak pernah basi basi dalam menyelesaikan perkara, Kidang memiliki kelebihan dalam berlari seperti Kijang, Jidang seorang alim dan memiliki ilmu tinggi dalam ilmu keagamaan,   Gajig seorang pemimpin yang selalu  sukses menumpas kejahatan dan Bonan seorang muda memilki ilmu kanuragan yang tinggi. Konon katanya ke lima orang ini memiliki garis keturunan dengan Sumedang Larang.
 Diceritakan penumpasan dipimpin oleh Gajig sukses menangkap pemimpin penjahat, setelah melakukan pertarungan sengit  sebelumnya, karena  penjahat melakukan perlawanan yang sengit,  dalam pertarungan itu Bonan mengalami  luka berat akibat sabetan penjahat.
Melihat pertarungan  dan setelah penjahat melukai Bonan yang  hampir saja  penjahat  itu berhasil  kabur,   rakyat waktu itu  yang sudah sangat benci dan dendam ikut mengepung bahkan  setelah penjahat itu tertangkap rakyat mengahakimi sendiri. Kejadian itu mendapat perhatian  dari pejabat      Sumedang, dan diputuskan bahwa kelima orang itu bersalah  harus bertanggung jawab atas penghakiman oleh massa.
Kelima orang ini tidak terima dengan keputusan penjabat Sumedang itu, dan “ngagelig”   keluar dari lingkungan Sumedang dan bersama sama menuju Gunung Cakra Buana, sayang akibat luka yang parah dalam perjalanan BONAN meninggal,  menurut cerita Bonan meninggal  di gunung yang sekarang dinamakan  Gunung Bonan. Setelah itu, kelima orang itu bersepakat untuk memencar di Kaki Gunung Cakra Buana.
Jidang menetap di salah satu kaki Gunung Cakra Buana, sekarang di kenal dengan Kampung Guranteng, dan Gajig  sempat sempat mangkal    untuk bertapa didekat sungai, sekarang Kampung Pangkalan, namun tidak lama karena  selalu  ada yang menggangu “nyarenghor” entah binatang atau makhluk halus,    sekarang  kampung itu bernama  Nyalenghor . Gajig pergi ke selatan dan membangun gubug di kampung Lamping, tempat itu sekarang dikenal dengan nama Kabuyutan. Gajig kemudian membuka kampung dan sawah.  Tidak Lama  di tinggal di Lamping pindah ke sawah. Sekarang sawah itu di kenal dengan nama kampung Nanggewer.
Menurut cerita, kata ”nanggewer”  itu berasal dari kata “nangeran”  yang berarti tempat tinggal pangeran. Mungkin menganggap Gajig itu adalah pangeran dari Sumedang.
Makam Mbah Gajig dikuburkan di dekat Patapaan dan berada di kebun keluarga Bapak Kartasenjaya.
KUWU pertama Naggewer adalah ARSAMANGGALA (Haji Bahrum),  karena kehebatannya memimpin Desa Nanggewer, beliow mendapat bintang dari Bupati Tasikmalaya waktu itu dan kenal dengan nama KUWU BINTANG,  kemudian diganti oleh adik iparnya namanya SUMADIMAJA (Haji Sidik).
Putra dan Buyut Mbah Gajig
<>1.2.3.4.Istrinya Sumadimaja
(Oleh Agus Hendradimaja, Disusun berdasarkan cerita dari mulut ke mulut orang tua)

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Prajurit Pemanah Kasultanan Kasepuhan Cirebon Di Festival Keraton Nusantara
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Jawa Barat

Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kasultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN : terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. lalu baju &amp; celana pangsi sunda berwarna hitam. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. kain sembong berwarna ungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam berupa golok dan pisau. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR : sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis namun ada juga yang memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH : Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple &amp; kayu spruce. QUIVER ( TEMPAT ANAK PANAH ): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock ana...

avatar
ASEP NU KASEP TEA ATUH PIRAKU
Gambar Entri
Pasukan pemanah kesultanan kasepuhan cirebon di festival keraton nusantara
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Jawa Barat

Pasukan pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI chapter dki jaya) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belakang.

avatar
ASEP NU KASEP TEA ATUH PIRAKU
Gambar Entri
Kirab agung milad ke 215 kesultanan kacirebonan
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Jawa Barat

aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan

avatar
ASEP NU KASEP TEA ATUH PIRAKU
Gambar Entri
PANURUNG: Pasukan Pengawal Keraton Sumedang Larang
Senjata dan Alat Perang Senjata dan Alat Perang
Jawa Barat

Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang

avatar
ASEP NU KASEP TEA ATUH PIRAKU
Gambar Entri
sate ayam madura
Makanan Minuman Makanan Minuman
Jawa Timur

soto ayam adalah makanan dari lamongan

avatar
Sadaaaa