Kota Bandung atau yang kita juga kenal sebagai Kota Parahyangan atau juga dikenal dengan nama Parij Van Java karena keindahannya pada jaman dahulu seperti Kota Paris di tanah Jawa. Bandung juga mempunyai beberapa cerita rakyat yang sangat terkenal. Seperti salah satunya adalah Sangkuriang.
Sangkuriang menceritakan kisah tentang seorang putri yang bernama Dayang Sumbi, anak Raja Sungging Perbangkara. Dayang Sumbi adalah seorang putri yang sangat cantik jelita. Banyak sekali raja-raja yang jatuh cinta karena kecantikan Dayang Sumbi sehingga mengakibatkan peperangan antara raja-raja tersebut. Merasa dirinya menjadi bahan sumber perperangan bagi raja-raja tersebut, akhirnya Dayang Sumbi memutuskan untuk pergi ke hutan dan menjalani hidupnya disana.
Pada suatu hari, ketika Dayang Sumbi sedang bertenun, pintalan benang tenunnya jatuh dan ia sangat malas untuk mangambilnya sehingga terucaplah kata-kata "Barangsiapa yang mengambil pintalan benang tenunku. Kalau dia perempuan, maka akan kujadikan saudaraku. Dan apabila dia laki-laki, akan kujadikan dia suamiku." Tiba-tiba seekor anjing mengambil pintalan tenun itu dan mengembalikannya kepada Dayang Sumbi. Sebenarnya anjing itu adalah keturunan dewa dan anjing itu bernama Tumang. Karena Dayang Sumbi sudah berjanji, dia tetap melaksanakan pernikahannya dengan Tumang dan melahirkan seorang anak yang bernama Sangkuriang.
Sangkuriang bertumbuh menjadi seorang pemuda yang tampan, gagah, dan sakti. Dia selalu ditemani oleh Tumang yang dia anggap hanya seekor anjing biasa yang sebenarnya adalah ayahnya. Suatu hari, Dayang Sumbi menyuruh Sangkuriang untuk berburu hati rusa di hutan.Setelah berburu seharian tanpa hasil, terpikirlah Sangkuriang untuk membunuh Tumang dan memberikan hatinya kepada ibunya sebagai hati rusa yang diminta ibunya agar ibunya tidak kecewa maka Sangkuriang benar-benar membunuh Tumang.
Ssampainya di rumah, Sangkuriang memberikan hati itu kepada ibunya, tetapi ibunya menyadari bahwa itu bukan hati rusa melainkan hati anjing yang dia yakini itu adalah hati si Tumang maka marahlah Dayang Sumbi dan memukul Sangkuriang dengan sendok lalu mengusirnya.
Sangkuriang pergi dan berkeliling di hutan sampai akhirnya dia kembali lagi ke desa asalnya dan bertemu seorang wanita cantik yang tanpa dia ketahui bahwa wanita itu adalah ibunya. Mereka saling jatuh cinta dan memutuskan untuk menikah, tetapi Dayang Sumbi menyadari bahwa Sangkuriang itu adalah anaknya ketika dia melihat bekas luka yang ada di kepalanya.
Untuk mengurungkan niat Sangkuriang menikahinya, Dayang Sumbi membuat dua permintaan yang mustahil untuk syarat pernikahannya. Dia menyuruh Sangkuriang membuat sebuah danau dan juga satu perahu yang sangat besar dalam waktu satu malam.Pada awalnya, Sangkuriang menyanggupi permintaan Dayang sumbi. Dia merasa dengan kesaktiannya dan bantuan makhluk halus, dia berpikir yakin dapat memenuhi permintaan Dayang Sumbi.
Sangkuriang membendung sebuah danau yang bernama Citarum dan membuat sebuah perahu. Dayang Sumbi sangat khawatir Sangkuriang dapat memenuhi permohonannya tersebut, maka Dayang Sumbi berdoa kepada Tuhan untuk menggagalkan rencana Sangkuriang. Tiba-tiba sebersit cahaya horizon muncul dari Timur dan terbitlah matahari.
Berpikir bahwa usahanya sia-sia, Sangkuriang sangat marah dan menendang perahunya sehingga terjadilah legenda Tangkuban Perahu dimana Tangkuban artinya terbalik dan Perahu artinya perahu.
Itulah salah satu cerita rakyat yang sangat terkenal di Bandung.
#OSKMITB2018
BAHAN-BAHAN 1 ikat kangkung bumbu halus : 5 siung bawang merah 2 siung bawang putih 2 butir kemiri 1 sdt ketumbar bubuk seruas kencur aromatic : 2 lembar daun salam 2 lembar daun jeruk 1 btg sereh seruas lengkuas,geprek seasoning : 1 sdt garam (sesuai selera) 1/2 sdt kaldu bubuk 1/2 sdm gula jawa sisir 1 sdt gula pasir Rose Brand 1 bungkus santan cair instan Rose Brand 1 liter air 3 sdm minyak goreng untuk menumis CARA MEMASAK: Siangi kangkung cuci bersih,tiriskan Haluskan bumbu Tumis bumbu halus hingga harum dengan secukupnya minyak goreng,masukkan aromatic,masak hingga layu,beri air 1 lt Masukkan kangkung,beri seasoning,aduk rata Koreksi rasa Sajikan Sumber: https://cookpad.com/id/resep/25030546?ref=search&search_term=kangkung
Bahan: 1 buah tomat, potong dadu 2 ekor ikan tongkol ukuran sedang (1/2kg) 1/2 bks bumbu marinasi bubuk 1 sdt bawang putih Secukupnya garam Secukupnya gula 7 siung bawang merah, iris 5 buah cabe rawit, iris 2 batang sereh, ambil bagian putihnya, iris 3 lembar daun jeruk, iris tipis-tipis 1 bks terasi ABC Minyak untuk menumis Secukupnya air Cara memasak: Cuci bersih ikan tongkol. Taburi bumbu marinasi desaku, garam secukupnya, air 2 sdm ke ikan tongkol. Siapkan bahan-bahan. Iris tipis bawang merah, daun jeruk, seret, cabe rawit. Kukus ikan tongkol selama 10 menit. Lapisi dengan daun pisang atau daun kunyit. Boleh jg tidak d lapisi. Setelah ikan di kukus, goreng ikan. Tumis bawang merah dan bahan lainnya. Masukkan terasi yg telah dihancurkan. Setelah matang, masukkan ikan yang telah digoreng. Aduk hingga rata. Sajikan dengan nasi hangat. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/24995999?ref=search&search_term=dabu+dabu
Bahan-bahan Porsi 2 orang Bumbu Ikan bakar : 2 ekor ikan peda 1 sdm kecap 1/2 sdm Gula merah 1/2 sdt garam Minyak goreng Bahan sambal dabu-dabu : 7 buah cabe rawit merah, iris kecil 1 buah tomat merah, iris dadu 3 siung bawang merah,iris halus 2 lembar daun jeruk, buang tulang tengah daun, iris tipis 2 sdm minyak goreng panas Cara Membuat: Marinasi ikan dengan air perasan jeruk nipis dan garam secukupnya, diamkan 20 menit, kemudian panggang diatas teflon(aku di happycall yang dialasi daun pisang) sesekali olesi minyak plus bumbu ke ikannya(aku pakai bumbu kecap dan gula merah) panggang sampai matang. Cara bikin Sambal dabu-dabu : Campurkan semua bahan sambal dabu-dabu ke dalam mangkok kecuali minyak kelapa, panaskan minyak kelapa, kemudian siram diatas sambal tadi, sajikan ikan peda bakar dengan sambal dabu-dabu. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/15232544?ref=search&search_term=peda+bakar
MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...
Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.