Di pinggir sebuah hutan tinggallah seekor kera tua yang telah berpengalaman. Di tengah hutan tersebut mengalirlah sebuah sungai yang deras airnya. Ditepi sungai, dekat, dekat dengan tempat tinggal kera tua itu, tinggal pula seekor penyu.
Setiap hari kera itu pergi minum air di tepi sungai. Si Penyu itu juga biasa mandi-mandi di dalam sunai itu setiap hari. Kedua jenis binatang ini sering bertemu di pinggir sungai itu. Karena itulah maka keduanya saling berkenalan dan sekaligus bersahabat.
Di seberang sungai, berdekatan dengan tempat tinggal mereka, ada sebuah kebun buah-buahan, kepunyaan seorang petani. Di dalamnya tumbuh berbagai jenis pohon buah-buahan seperti jeruk, sawo, mangga, dan lain-lain. Rumah pemilik kebun sangat jauh dari tempat itu. Di dalam kebun pak tani itu juga ada sebuah pohon manga yang sangat lebat buahnya. Saat itu buah-buahan mangga itu sedang bermasakan. Warna buahnya kemerah-merahan, ditimpa sinar matahari. Setiap pagi bila kera bangun dari tidurnya, ia selalu memandang ke arah pohon mangga yang sedang bermasakan itu. Terbit air liurnya bila ia melihat buah manga yang sedang bermasakan itu.
Ia sangat ingin menikmati lezatnya buah mangga itu. Padahal, ia tidak dapat menyeberang ke sebelah sungai itu karena ia tidak menyeberang ke sebelah sungai itu karena ia tidak dapat berenang.
Air sungai sangat deras arusnya. Ia berdaya upaya sedapat mungkin untuk memperoleh buah mangga itu. Ia berangkat menuju rumah penyu, kira-kira 100 meter jauhnya dari situ. Kebetulan sekali penyu itu sedang duduk nganggur di rumahnya. Lalu kera itu pun berkata kepada penyu: "Selamat pagi sahabatku penyu, apa kabar pagi ini? Kelihatannya engkau malas sekali." Penyu pun menjawab : "Saya zedang memikirkan cara untuk memperoleh rejeki pada hari ini. Tidak ada obyek yang dapat saya kerjakan untuk mendapat makanan hari ini." Lalu kera itu pun berkata: "Kau sangat bodoh.
Mengapa engkau engkau begitu ragu-ragu menghadapi hidup ini? Pergunakanlah otakmu untuk memecahkan kesulitan hidup yang kau hadapi."
Justru karena saya tidak dapat memecahkan persoalan itu maka saya hanya duduk merenung begini saja," ujar penyu itu. "Ada jalan, asalkan engkau mau melaksanakannya. Saya datang kemari agar kita dua bertukar pikiran tentang bagaimana cara kita dapat memperoleh rejeki hari ini. Lihatlah ke seberang sungai ini. Di situ ada ohon mangga semntara bermasakan buahnya. Mari kita bekerja sama, untuk mendapatkan buah mangga itu." "Bentuk kerja sama yang bagaimanakah yang engkau maksudkan, saudara kera?" "Begini dengarlah wahai penyu, sahabatku. Engkau bia berenang sedang saya bisa memanjat. Engkau membawa aku ke seberang sungai dengan menempatkan aku di punggungmu dan disana saya akan memanjat pohon mangga itu untuk memetik buahnya, untuk kita makan bersama sepuas-puasnya. Apabila kita kenyang baru kita kembali, seperti cara yang kita tempuh semula. Begitulah jalan yang kita tempuh untuk memperoleh rejeki setiap hari." Kata penyu, "Pendapatmu baik sekali, tetapi kita harus memilih waktu yang tepat untuk melakukan pekerjaan itu. Yang perlu kita ingat ialah bahwa pohon mangga itu kepunyaan si petani, yang setiap hari datang merawat kebun itu. Kalau kita kedapatan berada didalam kebunnya itu, maka tentunya kita akan dilempari batu atau dibunuhnya." "Itu hanya dugaan kita semata-mata, oleh sebab itu tidak perlu dirisaukan. Marilah kita bersiap-siap. Jangan menyia-nyiakan waktu," kata kera.
Keduanya pun sepakat lalu pergi menuju ke tepi sungai. Kera pun naik di punggung penyu dan penyu pun berenang menuju ke seberang. Tidak lama kemudian, tibalah kera danpenyu di bawah pohon mangga. Kera pun segera memanjat pohon mangga itu dan mulai memetik buahnya. Ia memetik buah mangga yang ranum lalu dimakannya. Kulit buah serta bijinya dibuang kebawah. Cara itu dilakukannya terus menerus sampai ia kenyang. Tidak sebuah pun diberikan kepada penyu yang sedang menunggu di bawah pohon mangga itu. Lama benar penyu itu menunggu tetapi tidak sebuah mangga pun yang dijatuhkan kera untuknya. Ia sadar bahwa kera menipunya. Ia sangat marah melihat tingkah laku kera yang tidak senonoh itu. Ia telah mengingkari janji yang telah diikrarkan bersama. Penyu pun bertekad untuk membalas dendam kepada kera itu. Ia berpura-pura lari menyembunyikan diri, sambil berteriak: "Petani datang, petani datang! Ayo, kawanku kera, lekas turun supaya kita pulang."
Mendengar teriakan penyu itu, tanpa berpikir panjang kera pun terjundari atas pohon mangga dan lari menuju tepi sungai mengikuti penyu. Setiba di tepi sungai, penyu pun berkata: "Kita tidak boleh lama-lama, lihatlah pintu pagar kebun sudah terbuka. Petani itu sudah masuk di dalam kebun. Kalau kedapatan, nanti kita akan dibunh." Kera pun disuruh naik di punggungnya. "Ayo, lekas naik, supaya kita pulang." Kera itu menurut apa yang disampaikan penyu kepadanya. Penyu pun berenang menuju ke tengah. Setiba di tengah sungai, tiba-tiba penyu itu menyelam ke dasar sungai. Karena derasnya arus, kerapun terlepas dari punggung penyu, dan hanyut dipermainkan arus air sungai yang deras itu. Kera pusing karena terlalu banyak air yang dihirupnya. Kira-kira 50 meter jauhnya dari tempat penyu itu menyelam, kerapun hanyut ke tepi. Kera pun mulai muntah-muntah sambil menangis tersedu-sedu. Segala daging buah mangga yang dimakannya tadi, dimuntahkan kembali.
Sementara itu, penyu sudah berada di tepi sungai sambil memperhatikan kera yang hanyut dipermainkan oleh arus air. Setelah kera tiba kembali di tepi, penyu pun menghampirinya dan berkata, "Bagaimana rasanya kawan? Saya kasihan sekali mengenang nasibmu. Saya tidak terlalu lemah karena lapar sehingga tidak kuat menahan arus sungai. Dada saya tertumbuk keras pada batu besar sehingga saya kehilangan keseimbangan dan karena itu kita terbalik.
Saya kasihan pada kawan karena tidak dapat berenang. Untung saja engkau hanyut dengan selamat ke tepi. Kasihan mangga-mangga diperutmu itu keluar semuanya."
Si kera menundukkan kepalanya sambil menangis. Ia belum bisa berkata-kata karena masing pusing dimainkan oleh arus air sungai. Ia sadar bahwa penyu membalas dendam kepadanya. Tiba-tiba kera berkata: "Sampai hati engkau berbuat seperti itu kepadaku, penyu". Sahut penyu: "Sampai hati engkau makan mangga sendiri tanpa menjatuhkan sebuah pun untukku. Engkau kenyang makan mangga sedang saya lapar menunggu mangga yang engkau berikan padaku.
Bukankah kita telah berjanji untuk bekerja sama guna kepentingan bersama bukan? Tetapi nyatanya engkau mengingkari janjimu sendiri. Engkau boleh makan mangga sepuas-puasnya dan saya boleh lapar sedapat-dapatnya. Bukankah engkau telah mengingkari janji kita ?" kata penyu. Lalu kera pun berkata: "Kalau perbuatanku itu salah serta menyinggung perasaan hatimu, mengapa engkau tidak menasihatiku baik-baik? Mengapa engkau menghukumku dengan menenggelamkan aku ke dasar sungai? Bukankah itu suatu perbuatan yang kejam? Saya tahu engkau sengaja berbuat demikian untuk membalas dendam padaku." "Memang, demikianlah maksudku supaya engkau menyadari perbuatanmu itu. Bila engkau telah menyadari perbuatanmu danmau bertobat maka perjanjian kerja sama kita dapat diteruskan."
Kera itu berdiam diri sambil tunduk mendengarkan perkataan penyu. Ia sadar akan kekeliruannya dan meminta maaf pada penyu.
Demikian pula penyu meminta maaf kepada kera atas perbuatannya, dan menyesal bahwa permulaan kerja sama mereka didahului dengan pristiwa yang kurang menyenangkedua belah pihak.
Sejak kejadian itu, kera dan penyu menjalin persahabatan yang lebih kokoh dan saling percaya mempercayai. Mulai dari saat itu keduanya pergi makan mangga di kebun petani itu, dengan kerja sama dan saling pengertian yang sebaik-baiknya.
sumber:
1. Rendang (Minangkabau) Rendang adalah hidangan daging (umumnya sapi) yang dimasak perlahan dalam santan dan bumbu rempah-rempah yang kaya selama berjam-jam (4–8 jam). Proses memasak yang sangat lama ini membuat santan mengering dan bumbu terserap sempurna ke dalam daging. Hasilnya adalah daging yang sangat empuk, padat, dan dilapisi bumbu hitam kecokelatan yang berminyak. Cita rasanya sangat kompleks: gurih, pedas, dan beraroma kuat. Rendang kering memiliki daya simpan yang panjang. Rendang adalah salah satu hidangan khas Indonesia yang paling terkenal dan diakui dunia. Berasal dari Minangkabau, Sumatera Barat, masakan ini memiliki nilai budaya yang tinggi dan proses memasak yang unik. 1. Asal dan Filosofi Asal: Rendang berasal dari tradisi memasak suku Minangkabau. Secara historis, masakan ini berfungsi sebagai bekal perjalanan jauh karena kemampuannya yang tahan lama berkat proses memasak yang menghilangkan air. Filosofi: Proses memasak rendang yang memakan waktu lama mela...
Ayam goreng adalah salah satu menu favorit keluarga yang tidak pernah membosankan. Namun, jika kamu ingin mencoba variasi yang lebih gurih dan harum, ayam goreng bawang putih renyah adalah pilihan yang tepat. Ciri khasnya terletak pada aroma bawang putih yang kuat serta kriukannya yang renyah saat digigit. Resep ini juga sangat mudah dibuat, cocok untuk menu harian maupun ide jualan. Bahan-Bahan Bahan Ayam Ungkep ½ kg ayam (boleh potong kecil agar lebih cepat matang) 5 siung bawang putih 4 siung bawang merah 1 sdt ketumbar bubuk 1 ruas kunyit (opsional untuk warna) Garam secukupnya Kaldu bubuk secukupnya Air ± 400 ml Bahan Kriuk Bawang 5–6 siung bawang putih, cincang halus 3 sdm tepung maizena ¼ sdt garam ¼ sdt lada Minyak banyak untuk menggoreng Cara Membuat Ungkep ayam terlebih dahulu Haluskan bawang putih, bawang merah, kunyit, dan ketumbar. Tumis sebentar hingga harum. Masukkan ayam, aduk rata, lalu tuang air. Tambahkan garam dan kaldu...
Ayam ungkep bumbu kuning adalah salah satu menu rumahan yang paling praktis dibuat. Rasanya gurih, aromanya harum, dan bisa diolah lagi menjadi berbagai hidangan seperti ayam goreng, ayam bakar, hingga pelengkap nasi kuning. Keunggulan lainnya, resep ini termasuk cepat dan cocok untuk kamu yang ingin memasak tanpa ribet namun tetap enak. Berikut resep ayam ungkep bumbu kuning cepat yang bisa kamu coba di rumah. Bahan-Bahan ½ kg ayam, potong sesuai selera 4 siung bawang putih 5 siung bawang merah 1 ruas kunyit 1 ruas jahe 1 ruas lengkuas (geprek) 2 lembar daun salam 2 lembar daun jeruk 1 batang serai (geprek) 1 sdt ketumbar bubuk (opsional) Garam secukupnya Kaldu bubuk secukupnya Air ± 400–500 ml Minyak sedikit untuk menumis Cara Membuat Haluskan bumbu Blender atau ulek bawang merah, bawang putih, kunyit, jahe, dan ketumbar bubuk (jika dipakai). Semakin halus bumbunya, semakin meresap ke ayam. Tumis bumbu hingga harum Panaskan sedikit m...
Sumber daya air merupakan sebuah unsur esensial dalam mendukung keberlangsungan kehidupan di bumi. Ketersediaan air dengan kualitas baik dan jumlah yang cukup menjadi faktor utama keseimbangan ekosistem serta kesejahteraan manusia. Namun, pada era modern saat ini, dunia menghadapi krisis air yang semakin mengkhawatirkan (Sari et al., 2024). Berkurangnya ketersediaan air disebabkan oleh berbagai faktor global seperti pemanasan, degradasi lingkungan, dan pertumbuhan penduduk yang pesat. Kondisi tersebut menuntut adanya langkah-langkah strategis dalam pengelolaan air dengan memperhatikan berbagai faktor yang tidak hanya teknis, tetapi juga memperhatikan sosial dan budaya masyarakat. Salah satu langkah yang relevan adalah konservasi air berbasis kearifan lokal. Langkah strategis ini memprioritaskan nilai-nilai budaya masyarakat sebagai dasar dalam menjaga sumber daya air. Salah satu wilayah yang mengimplementasikan konservasi berbasis kearifan lokal yaitu Goa Ngerong di kecamatan Rengel,...
Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...