Cerita Rakyat
Cerita Rakyat
Cerita Rakyat Nusa Tenggara Timur Nusa Tenggara Timur
Cerita Hana Lele
- 28 Desember 2018

Pada jaman dahulu kala, di Sabu hiduplah 3 (tiga) orang bersaudara. Yang sulung adalah seorang wanita bernama Hana lele, Dua orang lainnya adalah laki-laki, masing-masing bernama Hipa Lele dan Hungu Lele. Hidp mereka sangat miskin karena orang tua mereka meinggal sejak mereka masih kecil. Pekerjaan mereka sehari-hari ialah meramu ke laut, untuk mencari hasil laut berupa ikan, keang-kerangan, dan sayur-sayur laut.

Mereka pergi ke laut pada saat air laut surut aik pada siang maupun pada malam hari. Jika mereka ke laut pada malam hari maka mereka  harus membawa suluh. Usaha mereka kadang-kadang memberikan hasil baik, kadang-kadang tidak.

Pada suatu hari Hana Lele dan kedua saudaranya pergi ke laut. Mereka membawa serta kenaha ( alat penangkap ikan). Hana Lele ditugaskan memasang dan mengangkat kenaha, sedangkan Hipa Lele dan Hungu Lele bertugas mengangkat batu-batu yang diduga menjadi tempat persembunyian ikan. Berjam-jam lamanya pekerjaan itu dilakukan namun sia-sialah hasilnya. Hal ini menyebabkan mereka mengeluh. Kesabaran dan ketabahan mereka kian mengendur, terutama Hipa Lele dan Hungu Lele. Dalam keadaan yang demikian, Hana Lele mencoba menenangkan emosi kedua saudarana. Ia memberikan dorongan dan harapan kepada kedua saudaranya serta mengajak mereka untuk menghampiri sebuah batu lain yang diduga menjadi tempat persembunyian ikan. "Di sini pasti ada ikan," kata Hana Lelel kepada kedua saudaranta.

"Jika benar seperti dugaanku dan bila kita dapat menangkapnya maka akan kuberikan kepadamu berdua untuk dimakan." Dugaan Hana Lele ternyata benar. Seekor ikan koro mata yang besar ditangkap di balik batu itu. Ikan itu dipindahkan ke dalam kelera ( sejenis tempat menampung ikan) oleh Hana Lele.

Tiba-tiba ikan koro mata yang berada di dalam kelera itu pun berkata demikian: "Hana Lele,lepaskanlah aku karena jika tidak demikian, maka aku akan membawa malapetaka bagimu." Permintaan itu tidak dihiraukan oleh Hana Lele karena ia beranggapan bahwa ikan tidak mungkin dapat berbicara seperti manusia. Lalu ikan itu dimatikannya. Hana Lele dan kedua saudaranya bergegas menuju ke darat. Setiba di darat ikan itu dikeluarkan dari kelera lalu dibersihkan dan kemudian dipanggang. Sementara Hana Lele menghidupkan api.

Tiba-tiba beberapa sisik ikan terlemar mengenai mata Hana Lele. Ia berusaha membersihkan matanya itu dengan menggosok-gosok matanya. Tetapi semakin digosok, emakin teras sakit. Kemudian dia berteriak-teriak meminta tolong. Teriakan Hana Lele makin lama makin menjadi.

Hipa Lele dan Hungu Lele sedih sekali menyaksikan keadaan kakaknya itu. Keduanya hilang akal, mereka tidak tahu apa yang harus diperbuat untuk menolong kakaknya itu. Keduanya pun menangis bersama kakaknya yang sedang berteriak keskitan. Kemudian Hana Lele menggali lubang di pasir dngan maksud untuk dapat memperoleh air bersih agar dapat merendam matanya.

Tidak lama kemudian Hana Lele berlutut sambil merendam matanya ke dalam lubang yang berisi air bersih itu. Ia merasa agak tertolong. Akan tetapi setiap kali ia mengangkat mata maka sakitnya kembali seperti sediakala. Karena itu ia tetap merendam matanya di dalam air. Sakit matanya makin lama makin baik namun sisik ikan yang melekat pada bola matanya tetap tidak terlepas.

Hana Lele kuatir jangan sampai matanya kebali sakit bila ia kembali ke rumah. Oleh karena itu, ia menyuruh kedua adiknya kembali kerumah dengan pesanan agar keduanya harus kembali lagi kepantai bersama keluarga untuk menemaninya dan membawa makanan baginya.

"Siapa yang harus menemani kakak di sini? Tidak takutkah kakak sendirian di sini?" tanya kedua adiknya itu. Dengan berat hati kedua saudaranya itu pun pulang ke rumah. Sementara itu Hana Lele tetap merendam matanya dengan harapan agar sakit dan sisik ikan itu dapat terlepas.

Semalam-malaman tetap merendam matanya sampai ia pun tertidur. Pada waktu tengah malam terdengarlah suara yang berkata demikian: "Hai Hana Lele yang ceroboh, terkutuklah engkau karena perbuatan yang tercela itu. Pada saat ini juga engkau menjadi penyu untuk selama-lamanya. isik ikan yang terdapat pada matamu itu akan tetap menempel sampai selama-lamanya untuk mengingatkan enkau akan pelanggaranmu sendiri. Engkau telah menyakiti hati Hana Lele berubah menjadi penyu. Ia ingin memohon ampun namun dewa laut Dohi Bala karena membunuh Karo Mata.

Tidak tahukah engkau bahwa ikan Karo Mata adalah ikan permainan anak-anak dewa laut yang tidak boleh dibunh?" Dalam sekejap mata Hana sudah terlambat.Dan dengan penuh penyesalan ia harus menerima kenyataan itu. Oleh sebab itu ia mulai mencoba menyesuaikan diri dengan keadaan dan lingkungan sekitarnya.

Hari pun menjadi siang, dari jauh muncullah Hipa Lele dan Hungu Lele. Ketika mereka tiba mereka mendapat seekor penyu yang bersisik tebal di sekujur tubuhnya. Penyu itu berada dekat lubang tempat Hana Lele merendam matanya. Tiba-tiba penyu itu berkata kepada Hipa Lele dan Hungu Lele. Saya dikutuk oleh dewa laut.

Dohi Bola, karena saya menangkap dan membunuh ikan Koro Mata. Oleh karena itu saya harus menerima kenyataan ini. Saya tidak mungkin berubah kembali menjadi manusia. Oleh sebab itu kembalilah kamu ke rumah dan hiduplah seperti biasa." Hipa Lele dan Hungu Lele terkejut mendengar perkataan penyu ynag tidak lain adalah saudari mereka. Sang penyu melanjutkan perkataannya sambil berpesan kepada keduanya: "Mulai saat ini apabila kamu pergi mencari ikan, jangan sekali-kali menangkap ikan Koro Mata. Bila kamu ataun sesamamu nanti dapat menangkap penyu yang bersisik, maka janganlah makan dagingnya. Hendaklah kamu menghormatinya karena dia adalah keturunanku. Bila pesan saya ini dipatuhi maka kamu dan keturunanmu akan memperoleh berkat dan keselamatan dari dewa -dewa." Hipa Lele dan Hungu Lele menangis tersedu-sedu mendengarkan pesan saudarinya itu. Mereka mulai yakin bahwa penyu itu adalah saudari mereka yang telah dikutuk oleh dewa laut. Keduanya berjanji akan mematuhi pesanya dan akan menceriterakan hal ini kepada anak cucu mereka. Sementara itu sang penyu pun melompat ke dalam laut dan terus menghilang kedasar laut. Dengan air mata yang berlinang-linang keduanya pulang ke rumah. Mereka menceriterakan segala sesuatunya itu kepada seluruh keluarga mereka.

Seluruh keluarga merasa sedih karena peristiwa yang malang itu. Mulai saat itu mereka sekeluarga tidak lagi makan ikan Koro Mata serta menghormati penyu bersisik  sebagai saudara mereka sendiri. Berkenaan dengan itu maka keturunan Hipa Lele dan Hungu Lele, dalam hal ini Udu Nahipa dipulau Sabu hingga saat ini tidak makan ikan Koro Mata dan sekaligus menghormati penyu bersisik sebagai saudara mereka.

 

 

sumber:

  1. Alkisah Rakyat (http://alkisahrakyat.blogspot.com/2017/07/cerita-hana-lele.html)

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
sate ayam madura
Makanan Minuman Makanan Minuman
Jawa Timur

soto ayam adalah makanan dari lamongan

avatar
Sadaaaa
Gambar Entri
Bobor Kangkung
Makanan Minuman Makanan Minuman
Jawa Tengah

BAHAN-BAHAN 1 ikat kangkung bumbu halus : 5 siung bawang merah 2 siung bawang putih 2 butir kemiri 1 sdt ketumbar bubuk seruas kencur aromatic : 2 lembar daun salam 2 lembar daun jeruk 1 btg sereh seruas lengkuas,geprek seasoning : 1 sdt garam (sesuai selera) 1/2 sdt kaldu bubuk 1/2 sdm gula jawa sisir 1 sdt gula pasir Rose Brand 1 bungkus santan cair instan Rose Brand 1 liter air 3 sdm minyak goreng untuk menumis CARA MEMASAK: Siangi kangkung cuci bersih,tiriskan Haluskan bumbu Tumis bumbu halus hingga harum dengan secukupnya minyak goreng,masukkan aromatic,masak hingga layu,beri air 1 lt Masukkan kangkung,beri seasoning,aduk rata Koreksi rasa Sajikan Sumber: https://cookpad.com/id/resep/25030546?ref=search&search_term=kangkung

avatar
Deni Andrian
Gambar Entri
Ikan Tongkol Sambal Dabu Dabu Terasi
Makanan Minuman Makanan Minuman
Sulawesi Utara

Bahan: 1 buah tomat, potong dadu 2 ekor ikan tongkol ukuran sedang (1/2kg) 1/2 bks bumbu marinasi bubuk 1 sdt bawang putih Secukupnya garam Secukupnya gula 7 siung bawang merah, iris 5 buah cabe rawit, iris 2 batang sereh, ambil bagian putihnya, iris 3 lembar daun jeruk, iris tipis-tipis 1 bks terasi ABC Minyak untuk menumis Secukupnya air Cara memasak: Cuci bersih ikan tongkol. Taburi bumbu marinasi desaku, garam secukupnya, air 2 sdm ke ikan tongkol. Siapkan bahan-bahan. Iris tipis bawang merah, daun jeruk, seret, cabe rawit. Kukus ikan tongkol selama 10 menit. Lapisi dengan daun pisang atau daun kunyit. Boleh jg tidak d lapisi. Setelah ikan di kukus, goreng ikan. Tumis bawang merah dan bahan lainnya. Masukkan terasi yg telah dihancurkan. Setelah matang, masukkan ikan yang telah digoreng. Aduk hingga rata. Sajikan dengan nasi hangat. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/24995999?ref=search&search_term=dabu+dabu

avatar
Deni Andrian
Gambar Entri
Peda bakar sambal dabu-dabu
Makanan Minuman Makanan Minuman
Sulawesi Selatan

Bahan-bahan Porsi 2 orang Bumbu Ikan bakar : 2 ekor ikan peda 1 sdm kecap 1/2 sdm Gula merah 1/2 sdt garam Minyak goreng Bahan sambal dabu-dabu : 7 buah cabe rawit merah, iris kecil 1 buah tomat merah, iris dadu 3 siung bawang merah,iris halus 2 lembar daun jeruk, buang tulang tengah daun, iris tipis 2 sdm minyak goreng panas Cara Membuat: Marinasi ikan dengan air perasan jeruk nipis dan garam secukupnya, diamkan 20 menit, kemudian panggang diatas teflon(aku di happycall yang dialasi daun pisang) sesekali olesi minyak plus bumbu ke ikannya(aku pakai bumbu kecap dan gula merah) panggang sampai matang. Cara bikin Sambal dabu-dabu : Campurkan semua bahan sambal dabu-dabu ke dalam mangkok kecuali minyak kelapa, panaskan minyak kelapa, kemudian siram diatas sambal tadi, sajikan ikan peda bakar dengan sambal dabu-dabu. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/15232544?ref=search&search_term=peda+bakar

avatar
Deni Andrian
Gambar Entri
Tradisi MAKA
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Nusa Tenggara Barat

MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...

avatar
Aji_permana