Cerita Rakyat
Cerita Rakyat
Cerita Rakyat Sumatera Barat Sumatera Barat
Cerita Engku Kapalo Batu Kambing
- 28 Desember 2018

Negeri Batu Kambing terletak beberapa kilometer di sebelah Utara negeri Lubik Basung, di dalam daerah Kabupaten Agam.Pada masa penjajahan Belanda, negeri ini belumlah maju, penduduknya masih bodoh dan belum beberapa orang yang bisa menulis serta membaca. Disamping kebodohan yang menimpa penduduk kampung ini, merekapun msikin karena hidup mereka hanya bertani dan menakik gatah di ladang.

Negeri Batu Kambing di kala itu diperintahi oleh seorang engkau Kapalo yang sangat kejam terhadap rakyat. Segala tindak tanduknya ditujukannya semata-mata hendak meniliat pada induk semangnya. Tidaklah bisa disangkal lagi bilamana ada perintah dari atasannya berupa rodi dan blasten yang segera pula dilaksanakannya terhadap penduduk. Tidaklah pernah ia berusaha hendak menolong penduduk terlepas dari kesengsaraan serta kemiskinan. Ia tidak pernah berfikir untuk hal-hal yang demikian. Yang difikirkannya setiap hari bagaimana ia beserta anak dan isterinya bisa senang dan tidak diperhentikan jadi penghulu kepala.
Engkau Kapalo ini di samping dirinya yang kejam terhadap penduduk, penjilat, iapun tidak bisa mengendalikannafsunya jika melihat perempuan yang cantik-cantik. Ia tidak akan segan-segan meminta siapa saja yang diinginkan oleh seleranya. Jika perlu ia bisa saja mengawini perempuan-perempuan itu. Baginya jumlah umur tidaklah menjadi halangan.

Karena sifatnya inilah maka isterinya banyak. Perempuan-perempuan yang tidak lagi disenanginya dengan mudah saja dicaraikannya. Ia dengan gampang saja menggantikan dalam waktu yang dekat.

Karena sifat-sifatnya yang buruk itu, maka tak aneh lagi jika penduduk negeri Batu Kambing membencinya. Banyak di antara penduduk yang pergi merantau atau menghilang dari kampung. Mereka berpendapat lebih baik mati di rantau orang dari pada menanggung azab. Karena itulah makanya negeri Batu Kambing bertambah lama bertambah lengang juga. Penduduk kampung banyak meninggalkan kampung tanpa memberi tahu pada engkau kapalo.

Diantara penduduk kampung yang bisa merasakan kesusahan anak negeri adalah seorang tua yang bergelar Pandeka Lebai. Orang tua ini di samping dirinya guru silat dikampung itu, kepandaiannya sangat banyak lahir dan bathin serta berani. Murid-muridnya banyak dan karena itu pula ia disegani oleh penduduk. Kerjanya setiap hari, disamping mengajar murid-muridnya bersilat, ilmu-ilmu kebathinan iapun mengajar anak-anak muda mengaji di surau. Kepada mereka Pakih Lebai tidak lupa mengajarkan hal-hal yang baik serta melarang segala sifat-sifat buruk.

Karena termakannya oleh anak-anak muda di kampung itu segala ajaran Pakih Lebai, maka bertambah besarlah kebencian mereka terhadap engkau Kapalo. Bahkan di antara mereka telah ada pula yang berniat hendak membunuh engkau Kapalo itu walau dirinya nantinya akan menjalani pembuangan atau naik tiang gantungan.

Demikianlah pada suatu hari karena kesengsaraan penduduk semakin menjadi-jadi akibat perbuatan engkau kapalo, maka bermufakatlah beberapa orang murid Pandeka Labai hendak melaksanakan maksudnya.
Selama beberapa hari mereka mempelajari gerak-gerik Engkau Kapalo itu. Mereka tidak lupa mempelajari jam berapa engkau Kapalo itu pulang ke rumah isterinya. Mereka pelajari juga bila engkau Kapalo itu lepas dari semua Hulubalangnya.

Maka tibalah waktu yang ditunggu-tunggu yaitu pada malam hari. Malam itu tidak ada bitang di langit. Engkau Kapalo entah karena sesuatu urusan terpaksa pulang sendirian saja ke rumah isterinya. Murid-murid Pandeka Labai yang sedari tadi mengikutinya dari jauh terus juga mengikuti di belakang.

Setelah engkau Kapalo tiba pada sebuah tempat yang benar-benar lengang, maka mulailah bertindak anak murid Pandeka Labai. Dengan perbandingan yang memang tidak seimbang, dengan mudah saja engkau Kapalo Batu Kambing ini rebah dan bertubi-tubilah kayu dan pisau menghujani tubuhnya.

Setelah nyata-nyata engkau Kapalo yang malangini tidak bernyawa lagi dengan tergelatak maka menghilanglah pembunuhnya.

Esok harinya tersiarlah berita yang mengerikan itu di seluruh pelosok kampung. Tidak adalah penduduk kampung yang merasa kasihan mendengar kejadian yang menimpa engkau kapalo itu. Mereka bergembira walau terpaksa saja dalam hati. Berita pembunuhan itu sampai juga ke telinga Asisten Demang yang berkedudukan di Lubuk Basung dan Demang yang berkedudukan di Maninjau.

Mereka sangat terkejut mendengar berita yang mengerikan itu. Dengan segera pula memerintahkan beberapa orang reserse menyelidiki siapa si pembunuhnya. Berkat kecerdikan dan pengalaman mereka yang telah bekerja berbilang tahun, terbongkarlah nama-nama siapa pembunuhnya itu. Dua orang dari anak buah Pandeka Lebai tertangkap dan seorang lagi sempat melarikan diri. Dan Pandeka Lebai pun di tangkap lantaran dituduh bahwa dialah otak perencanaan pembunuhan itu.

Berdasarkan putusan pengadilan maka terhadap mereka dijatuhkan hukuman mati dengan melalui gantungan. Di antara mereka itu termasuk Pandeka Lebai yang disayangi penduduk. Mereka digantung di sebuah tempat di negeri Batu Kambing juga.

Menurut cerita hukuman yang serupa in, merupakan peristiwa yang pertama kali dilakukan di Mingkabau oleh pemerintah Belanda. Diperkirakan kejadian itu ditahun 1912.

Kejadian ini masih tetap menjadi cerita dari mulut - ke mulut oleh penduduk Batu Kambing hingga saat ini. Bahkan beberapa perkumpulan randai yang ada di daerah Agam mengambil cerita itu untuk dijadikan cerita dalam penampilan randai.

 

 

Sumber : Bunga Rampai Cerita Rakyat Sumatera Barat

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Tradisi MAKA
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Nusa Tenggara Barat

MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...

avatar
Aji_permana
Gambar Entri
Wisma Muhammadiyah Ngloji
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
SMP Negeri 1 Berbah
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Pabrik Gula Randugunting
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Kompleks Panti Asih Pakem
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja

avatar
Bernadetta Alice Caroline