Ritual
Ritual
Ajang Jawa Timur Madura
Carok
- 17 Agustus 2014
Tradisi ajang laga carok biasanya dipicu oleh masalah perempuan yakni bila diganggunya istri dan kehormatan keluarganya, karena bagi lelaki Madura istri merupakan symbol dari kehormatan bagi dirinya. Jadi bila kemudian sang istri diganggu atau berselingkuh dengan pria lain maka itu sama artinya dengan melecehkan dan menginjak-injak keberadaannya sebagai lelaki. Dan bila sudah begitu tak ada jalan lain yang bisa ditempuh selain mengajaknya berduel satu lawan satu dalam carok.
 
Dengan alasan untuk membela kehormatan itulah, maka orang yang melakukan carok, dianggap bagai pahlawan oleh keluarga dan lingkungan sekitarnya, meski pada akhirnya mereka harus mati di tangan lawannya. Dan untuk orang yang mengalahkan lawannya saat carok, dan lolos dari kematian, selain dianggap pahlawan oleh keluarganya pun dianggap sebagai oreng jago atau jagoan. Orang seperti inilah, yang kemudian akan mendapat julukan sebagai oreng blater.
 
Dan bila julukan sebagai oreng blater telah disandang maka orang tersebut pun bisa mendaftar menjadi anggota remo yakni sebuah perkumpulan yang mirip arisan khusus untuk para jagoan carok. Tradisi remo atau kumpul-kumpul para oreng blater ini biasanya akan dilaksanakan oleh salah satu anggota dari remo untuk mengumpulkan dana mendesak. Dengan berbagai macam hiburan tradisional seperti ludruk dan sandur, sebagaimana arisan pada umumnya para oreng blater yang telah diundang harus menyerahkan sejumlah uang kepada orang yang telah mengadakan remo tersebut. Besarnya dana yang terkumpul biasanya tergantung dari seberapa mashyur orang yang menagadakan remo. Semakin tinggi ketokohan yang bersangkutan semakin banyak pula uang yang bisa dikumpulkan.
 
Uang yang didapat dari remo, menjadi hak penuh sang tuan rumah. Selain untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, uang hasil remo tak jarang digunakan untuk membiayai carok yang dilakukan oleh kerabat atau keluarganya.Status ketokohan seseorang di Madura, masih terasa belum lengkap jika sang tokoh belum menjadi anggota remo. Dalam remo pun, ketokohan itu masih harus dibuktikan lagi. Aantara lain dari besarnya uang yang diserahkan kepada si tuan rumah. Semakin besar tip yang dibagi untuk para penari yang menghibur dalam remo, dan makin banyak minuman yang ditenggak, juga membuat ketokohan orang itu kian menjulang.
 
Tapi, sebagaimana arisan pada umumnya, uang yang diberikan ini tentu saja bukan uang cuma-cuma. Sebab, sumbangan atau mowang, yang diberikan seseorang, pasti akan terus ditagih meski orang itu telah menyatakan diri berhenti dari keanggotaan remo. Di sisi lain, dengan remo pula, sebuah keluarga bisa menyelesaikan akibat yang ditinggalkan karena carok. Misalnya, nabang (baca: nabêng) untuk memudahkan urusan dengan polisi, atau untuk membantu keluarga korban carok.
 

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Tradisi MAKA
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Nusa Tenggara Barat

MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...

avatar
Aji_permana
Gambar Entri
Wisma Muhammadiyah Ngloji
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
SMP Negeri 1 Berbah
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Pabrik Gula Randugunting
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Kompleks Panti Asih Pakem
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja

avatar
Bernadetta Alice Caroline