Cara Bali adalah salah satu lagu pada ensambel ajéng di Karawang (dan Bogor). Cara Bali juga merupakan lagu yang paling rumit, tapi pokok, yang harus dimainkan pertama pada setiap pertunjukan ajéng. Jika grup ajéng main mulai malam-hari, pagi berikutnya, dan kemudian juga malam penutup, lagu ini akan dimainkan tiga kali. Ia dinamakan âCara Baliâ- karena memang kita bisa dengar adanya persamaan dengan gamelan Bali, baik secara rasa (âsentimenâ-) maupun secara teknis. Dalam lagu ini kita dapatkan aksen-aksen kuat dalam tempo yang sering tidak reguler, tidak ber-meter, bahkan tidak ber-ketukan. Selain itu, yang juga kuat nuansa Bali-nya adalah adanya dua set gendang dimainkan berhadapan secara interlocking (isi-mengisi). Nama lain yang juga biasa digunakan untuk lagu ini adalah Sora Bali (âSuara Baliâ-). Karena itu, kata âcaraâ- dari nama lagu ini mungkin berarti âgaya,â- âteknik,â- atau âsepertiâ- musik Bali.
Konon, antara Sunda dan Bali di wilayah sekitar Betawi ini, pada abad 17 dan 18 banyak prajurit dari Bali (selain dari Jawa dan Madura) didatangkan Sultan Agung untuk menyerang Batavia. Untuk keperluan itu, Sultan Agung mengembangkan sistem pertanian-sawah sebagai sarana logistik. Setelah perang usai (yang pada akhirnya gagal atau kalah itu), para prajurit itu banyak yang terus bermukim di situ. Jika ini benar, maka campurnya gaya main gamelan Bali dan Sunda itu bukanlah suatu yang âkebetulanâ- saja, melainkan terdukung pula oleh adanya peristiwa sejarah sosial-politik.
Lepas dari itu, lagu Cara Bali adalah yang paling unik. Ia tidak masuk pada kelompok (gaya) lagu-lagu lainnya seperti rancag, gambangan, dalam repertoar lagu ajéng. Ada beberapa bagian yang main hanya tarompét (double reed, lidah-ganda), atau instrumen lain seperti bonang, yang kemudian disusul oleh instrumen lainnya dengan awalan gendang. Dalam Cara Bali ini pula yang paling terdapat banyak perpindahan lagu (melodi), sehingga ia merupakan suatu rangkaian dari lagu-lagu (suite). Tapi, yang juga mirip dengan lagu-lagu ajéng lainnya, banyak bagian mulai dari tempo yang relatif lamban, secara gradual mencepat, hingga cepat sekali ketukannya, yang kemudian beralih lagi pada bagian lain dengan tempo lambat atau non-metrik.
Sumber : http://www.disparbud.jabarprov.go.id/wisata/dest-det.php?id=908&lang=id
Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.
SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...
Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...
Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja
Jembatan Plunyon merupakan bagian dari wisata alam Plunyon-Kalikuning yang masuk kawasan TNGM (Taman Nasional Gunung Merapi) dan wisatanya dikelola Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) setempat, yaitu Kalikuning Park. Sargiman, salah seorang pengelola wisata alam Plunyon-Kalikuning, menjelaskan proses syuting KKN Desa Penari di Jembatan Plunyon berlangsung pada akhir 2019. Saat itu warga begitu penasaran meski syuting dilakukan secara tertutup. Jembatan Plunyon yang berada di Wisata Alam Plunyon-Kalikuning di Cangkringan, Kabupaten Sleman. Lokasi ini ramai setelah menjadi lokasi syuting film KKN Desa Penari. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan zoom-in-whitePerbesar Jembatan Plunyon yang berada di Wisata Alam Plunyon-Kalikuning di Cangkringan, Kabupaten Sleman. Lokasi ini ramai setelah menjadi lokasi syuting film KKN Desa Penari. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan "Syuting yang KKN itu kebetulan, kan, 3 hari, yang 1 hari karena gunungnya tidak tampak dibatalkan dan diu...