Pada tahun 1984 ditemukan sebuah candi oleh ahli arkeolog dari Jogjakarta yang sudah hancur di dusun Keboireng, desa Ngerong, Gempol, Pasuruan. Menurut keterangan Pawiji, seorang juru pelihara mengatakan bahwa pada tahun 1975 telah disimpan arca di dalam rumah oleh orang tuanya. Kemudian pada tahun 1983 ditemukan banyak relif-relif, akhirnya alm. kades Usman pada waktu itu ingin membawa relif-relif tersebut, tetapi sama orang tua Pawiji tidak di izinkan. Akhirnya relif-relif tersebut dilaporkan kepada pihak pemerintah dan diperkirakan ada candi di sekitar sini.
Tempat ini dahulunya adalah sebuah pekarangan yang gelap dan banyak ditumbuhi pohon bambu. Candi ini terkubur sampai atas dan ditengah-tengah candi tumbuh pohon kemuning. Masyarakat tidak ada yang mengetahui kalau disini ada sebuah candi. Hanya terdapat arca, relif-relif dan batu. Ditengah-tengah candi ditemukan Surya Majapahit, yaitu simbol candi dan benda tersebut sekarang ada di Balai Informasi Majapahit (BIM) Trowulan, Mojokerto. Disekitar candi ini juga terdapat batu-batu yang terkumpul dan yang terpendam di dalam tanah.
Di sekeliling candi ini dahulu tidak terdapat rumah penduduk dan masyarakat menyebutnya Kebon Reco. Candi ini terletak di belakang rumah Pawiji, sehingga tidak tampak dari jalan kampung. Tanah candi tersebut juga milik Pawiji yang telah di waqofkan kepada pemerintah setempat. Candi Keboireng ini juga di jaga dari air hujan, yaitu dengan cara menutupi atas candi dengan terpal, agar tidak tumbuh lumut. Sampai saat ini masih terdapat relif-relif yang terkumpul disamping rumahnya yang juga ditutupi terpal.
Rabu (15/4) pukul 09:00 metrosoerya.com menuju kantor desa Ngerong ingin bertemu dengan kades H. Juwik Sadiman guna meminta konfirmasi tentang candi ini. Saat bertemu dengan seorang staf kantor desa, dia mengatakan Bapak Kades jam 10 baru datang dan mempersilahkan duduk di tempat duduk balai desa. Tak lama kemudian dia memberi beberapa gelas air mineral, lalu mempersilahkan untuk minum sambil tersenyum. Cukup ramah pelayanan di kantor desa Ngerong. Pukul 10:30 H. Juwik Sadiman belum juga datang, akhirnya metrosoerya.com memutuskan untuk bertanya ke salah satu kantor kaur yang terlihat banyak berkumpul para staf kantor. Saat ditanya tentang kades ini, salah satu staf itu mangatakan dengan singkat “Pak Kades ada rapat”. Saat diperhatikan secara seksama mimik wajah mereka terlihat cuek, acuh tak acuh dan mambiarkan wartawan berdiri di depan pintu kantor. Tidak mempersilahkan masuk dan duduk, tidak berjabat tangan, tidak bertanya kepentingannya apa, mereka hanya diam seribu bahasa. Apakah ini pelayanan terbaik yang diberikan dari kantor desa Ngerong kepada seorang wartawan? (dndg)
sumber: metrosoerya.com/
Resep Sambal Matah Bahan-bahan: Bawang Merah Cabai Rawit Daun Jeruk Sereh Secukupnya garam Minyak panas Pembuatan: Cincang bawang merah, cabai rawit, daun jeruk, dan juga sereh Campur semua bahan yang sudah dicincang dalam satu wadah Tambahkan garam secukupnya atau sesuai selera Masukkan minyak panas Aduk semuanya Sambal matah siap dinikmati
Bangunan GKJ Pakem merupakan bagian dari kompleks sanatorium Pakem, yang didirikan sebagai respon terhadap lonjakan kasus tuberculosis di Hindia-Belanda pada awal abad ke-20, saat obat dan vaksin untuk penyakit ini belum ditemukan. Sanatorium dibangun untuk mengkarantina penderita tuberculosis guna mencegah penularan. Keberadaan sanatorium di Indonesia dimulai pada tahun 1900-an, dengan pandangan bahwa tuberculosis adalah penyakit yang jarang terjadi di negara tropis. Kompleks Sanatorium Pakem dibangun sebagai solusi untuk mengatasi kekurangan kapasitas di rumah sakit zending di berbagai kota seperti Solo, Klaten, Yogyakarta, dan sekitarnya. Lokasi di Pakem, 19 kilometer ke utara Yogyakarta, dipilih karena jauh dari keramaian dan memiliki udara yang dianggap mendukung pemulihan pasien. Pembangunan sanatorium dimulai pada Oktober 1935 dan dirancang oleh kantor arsitektur Sindoetomo, termasuk pemasangan listrik dan pipa air. Sanatorium diresmikan oleh Sultan Hamengkubuwono VIII pada 23...
Bahan-bahan 4 orang 2 bungkus mie telur 4 butir telur kocok 1 buah wortel potong korek api 5 helai kol 1 daun bawang 4 seledri gula, garam, totole dan merica 1 sdm bumbu dasar putih Bumbu Dasar Putih Praktis 1 sdm bumbu dasar merah Meal Prep Frozen ll Stok Bumbu Dasar Praktis Merah Putih Kuning + Bumbu Nasi/ Mie Goreng merica (saya pake merica bubuk) kaldu jamur (totole) secukupnya kecap manis secukupnya saus tiram Bumbu Pecel 1 bumbu pecel instant Pelengkap Bakwan Bakwan Kriuk bawang goreng telur ceplok kerupuk Cara Membuat 30 menit 1 Rebus mie, tiriskan 2 Buat telur orak arik 3 Masukkan duo bumbu dasar, sayuran, tumis hingga layu, masukkan kecap, saus tiram, gula, garam, lada bubuk, penyedap, aduk hingga kecap mulai berkaramel 4 Masukkan mie telur, kecilkan / matikan api, aduk hingga merata 5 Goreng bakwan, seduh bumbu pecel 6 Siram diatas mie, sajikan dengan pelengkap
Wisma Gadjah Mada terletak di Jalan Wrekso no. 447, Kelurahan Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma Gadjah Mada dimiliki oleh Universitas Gadjah Mada yang dikelola oleh PT GAMA MULTI USAHA MANDIRI. Bangunan ini didirikan pada tahun 1919 oleh pemiliknya orang Belanda yaitu Tuan Dezentje. Salah satu nilai historis wisma Gadjah Mada yaitu pada tahun 1948 pernah digunakan sebagai tempat perundingan khusus antara pemerintahan RI dengan Belanda yang diwakili oleh Komisi Tiga Negara yang menghasilkan Notulen Kaliurang. Wisma Gadjah Mada diresmikan oleh rektor UGM, Prof. Dr. T. Jacob setelah di pugar sekitar tahun 1958. Bangunan ini dikenal oleh masyarakat sekitar dengan Loji Cengger, penamaan tersebut dikarenakan salah satu komponen bangunan menyerupai cengger ayam. Wisma Gadjah Mada awalnya digunakan sebagai tempat tinggal Tuan Dezentje, saat ini bangunan tersebut difungsikan sebagai penginapan dan tempat rapat. Wisma Gadjah Mada memiliki arsitektur ind...
Bangunan ini dibangun tahun 1930-an. Pada tahun 1945 bangunan ini dibeli oleh RRI Yogyakarta, kemudian dilakukan renovasi dan selesai tanggal 7 Mei 1948 sesuai dengan tulisan di prasasti yang terdapat di halaman. Bangunan bergaya indis. Bangunan dilengkapi cerobong asap.