Produk Arsitektur
Produk Arsitektur
Candi Daerah Istimewa Yogyakarta Sleman
Candi Ijo
- 5 September 2014

Candi Ijo secara administratif berada di Dusun Groyokan, Desa Sambirejo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Letak astronomis candi ini adalah 07º 47’ 01,9” LS, 110º 30’ 43,1” BT dan berada pada 357.402 m dari permukaan air laut.
Candi Ijo merupakan kompleks percandian yang berada di atas perbukitan. Situs candi ini berupa lahan berteras-teras yang dikelilingi tebing. Lahan yang menjadi dasar atau keletakan bangunan terdiri atas tanah dan cadas. Tanah tersebut sangat labil, bila musim penghujan sangat becek dan bila musim kemarau tanahnya menjadi bercelah-celah atau pecah.
Kompleks Candi Ijo terdiri atas 17 struktur bangunan pada 11 teras dengan teras paling atas merupakan kedudukan candi induk. Candi induk mempunyai ukuran 1.843 x 1.845 cm, dan tinggi 1.600 cm. Di dalam candi induk terdapat sebuah bilik dengan Lingga-Yoni di dalamnya yang melambangkan Dewa Siwa yang menyatu dengan Dewi Parwati. Pada dinding luarnya terdapat relung-relung untuk menempatkan arca Agastya, Ganesa, dan Durga.

candi induk

Di depan candi induk terdapat tiga buah candi perwara. Ketiga candi perwara ini menghadap ke timur. Candi perwara selatan mempunyai ukuran denah 519 x 517 cm, dengan tinggi 662 cm. Di dalam bilik candi perwara selatan tidak ditemukan apa-apa. Candi perwara tengah mempunyai ukuran denah 630 x 515 cm tinggi 650 cm. Di dalam bilik candi perwara tengah ditemukan nandi dan meja batu (padmasana). Candi perwara utara mempunyai ukuran denah 511 x 511 cm tinggi 630 cm. Pada bilik candi ini tidak ditemukan apa-apa.
Keempat candi tersebut berada pada satu halaman. Di halaman ini juga ditemukan delapan buah Lingga patok yang berada pada masing-masing arah mata angin. Struktur bangunan lain yang berada di kompleks percandian Ijo, antara lain terdapat pada teras kesembilan, berupa sisa-sisa batur bangunan yang menghadap ke timur. Di teras kedelapan terdapat tiga buah candi dan empat buah batur bangunan serta ditemukan dua buah prasasti batu.
Pada salah satu prasasti yang ditemukan di atas dinding pintu masuk candi (candi F) terdapat tulisan Guywan, oleh Soekarto dibaca Bhuyutan yang berarti pertapaan. Prasasti batu yang lain berisi 16 buah kalimat yang berupa mantra kutukan yang diulang-ulang berbunyi Om sarwwawinasa, sarwwawinasa. Prasasti-prasasti tersebut tidak berangka tahun, tetapi dari sudut pandang paleografis, diperkirakan dari abad VIII-IX M.

Pada teras kelima terdapat satu buah candi dan dua buah batur, sedangkan pada teras keempat dan teras pertama, masing-masing terdapat satu buah candi. Pada teras kedua, ketiga, keenam, ketujuh, dan kesepuluh tidak ditemukan satu pun bangunan.
Berdasarkan temuan arca-arca di Candi Ijo, dapat diketahui bahwa candi ini merupakan candi yang berlatar belakang agama Hindu. Agama ini berkembang di Indonesia pada abad IX M. Dari data epigrafi, Candi Ijo diperkirakan dibangun antara tahun 850-900 M. Dengan sendirinya Candi Ijo mempunyai hubungan dengan raja-raja yang berkuasa pada tahun tersebut. Berdasarkan pada perkiraan ini, maka raja yang berkuasa antara tahun 850-900 M adalah Rakai Pikatan dan Rakai Kayuwangi (prasasti dari Raja Balitung).
Candi Ijo merupakan bangunan pemujaan peninggalan dari masa klasik Jawa Tengah atau zaman Hindu-Buddha. Candi ini pertama kali ditemukan oleh H.E. Dorrepaal pada tahun 1886. setelah H.E. Dorrepaal, orang asing berikutnya yang datang adalah C.A. Rosemeir yang menemukan tiga buah arca batu serta Lingga-Yoni di bilik candi induk.  Ketiga arca batu tersebut adalah Ganesa, Siwa, dan sebuah arca tanpa kepala bertangan empat yang satu di antaranya membawa cakra.

Tokoh berikutnya adalah H.L. Heidjie Melville yang telah berhasil membuat gambar tata letak bangunan Candi Ijo. Pada penggalian yang dilakukan di sumuran candi induk, ditemukan lembaran  emas bertulis, cincin emas, batu merjan, dan sejenis biji-bijian. Setelah dibaca oleh Y.G. de Casparis, tulisan dalam lembaran emas tersebut terbaca “Pandu rangga Bhasmaja”.
Penelitian berikutnya dilakukan oleh Dinas Purbakala mulai tahun 1958 sampai dengan berhasilnya pemugaran candi induk pada tahun 1997. Dari tahun 1998 penelitian dialihkan pada tiga buah candi perwara yang juga sudah berhasil dipugar pada tahun 2004. sampai sekarang penelitian di kompleks Candi Ijo masih terus berlanjut mengingat banyaknya temuan di situs ini.

 

Sumber: http://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbyogyakarta/2014/06/04/selayang-pandang-tentang-candi-ijo/

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Bobor Kangkung
Makanan Minuman Makanan Minuman
Jawa Tengah

BAHAN-BAHAN 1 ikat kangkung bumbu halus : 5 siung bawang merah 2 siung bawang putih 2 butir kemiri 1 sdt ketumbar bubuk seruas kencur aromatic : 2 lembar daun salam 2 lembar daun jeruk 1 btg sereh seruas lengkuas,geprek seasoning : 1 sdt garam (sesuai selera) 1/2 sdt kaldu bubuk 1/2 sdm gula jawa sisir 1 sdt gula pasir Rose Brand 1 bungkus santan cair instan Rose Brand 1 liter air 3 sdm minyak goreng untuk menumis CARA MEMASAK: Siangi kangkung cuci bersih,tiriskan Haluskan bumbu Tumis bumbu halus hingga harum dengan secukupnya minyak goreng,masukkan aromatic,masak hingga layu,beri air 1 lt Masukkan kangkung,beri seasoning,aduk rata Koreksi rasa Sajikan Sumber: https://cookpad.com/id/resep/25030546?ref=search&search_term=kangkung

avatar
Deni Andrian
Gambar Entri
Ikan Tongkol Sambal Dabu Dabu Terasi
Makanan Minuman Makanan Minuman
Sulawesi Utara

Bahan: 1 buah tomat, potong dadu 2 ekor ikan tongkol ukuran sedang (1/2kg) 1/2 bks bumbu marinasi bubuk 1 sdt bawang putih Secukupnya garam Secukupnya gula 7 siung bawang merah, iris 5 buah cabe rawit, iris 2 batang sereh, ambil bagian putihnya, iris 3 lembar daun jeruk, iris tipis-tipis 1 bks terasi ABC Minyak untuk menumis Secukupnya air Cara memasak: Cuci bersih ikan tongkol. Taburi bumbu marinasi desaku, garam secukupnya, air 2 sdm ke ikan tongkol. Siapkan bahan-bahan. Iris tipis bawang merah, daun jeruk, seret, cabe rawit. Kukus ikan tongkol selama 10 menit. Lapisi dengan daun pisang atau daun kunyit. Boleh jg tidak d lapisi. Setelah ikan di kukus, goreng ikan. Tumis bawang merah dan bahan lainnya. Masukkan terasi yg telah dihancurkan. Setelah matang, masukkan ikan yang telah digoreng. Aduk hingga rata. Sajikan dengan nasi hangat. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/24995999?ref=search&search_term=dabu+dabu

avatar
Deni Andrian
Gambar Entri
Peda bakar sambal dabu-dabu
Makanan Minuman Makanan Minuman
Sulawesi Selatan

Bahan-bahan Porsi 2 orang Bumbu Ikan bakar : 2 ekor ikan peda 1 sdm kecap 1/2 sdm Gula merah 1/2 sdt garam Minyak goreng Bahan sambal dabu-dabu : 7 buah cabe rawit merah, iris kecil 1 buah tomat merah, iris dadu 3 siung bawang merah,iris halus 2 lembar daun jeruk, buang tulang tengah daun, iris tipis 2 sdm minyak goreng panas Cara Membuat: Marinasi ikan dengan air perasan jeruk nipis dan garam secukupnya, diamkan 20 menit, kemudian panggang diatas teflon(aku di happycall yang dialasi daun pisang) sesekali olesi minyak plus bumbu ke ikannya(aku pakai bumbu kecap dan gula merah) panggang sampai matang. Cara bikin Sambal dabu-dabu : Campurkan semua bahan sambal dabu-dabu ke dalam mangkok kecuali minyak kelapa, panaskan minyak kelapa, kemudian siram diatas sambal tadi, sajikan ikan peda bakar dengan sambal dabu-dabu. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/15232544?ref=search&search_term=peda+bakar

avatar
Deni Andrian
Gambar Entri
Tradisi MAKA
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Nusa Tenggara Barat

MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...

avatar
Aji_permana
Gambar Entri
Wisma Muhammadiyah Ngloji
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.

avatar
Bernadetta Alice Caroline