Cerita Rakyat
Cerita Rakyat
Cerita Rakyat Sulawesi Utara Minahasa
Burung Taun dan Burung Ngulngul
- 3 Desember 2018

Berabad – abad yang lalu kehidupan binatang sangat bebas. Mereka berada di alam semesta dengan riang gembira. Tidak ada rasa takut. Mereka dapat berkeliaran ke mana saja dan di mana saja. Di darat, di laut, dan di udara mereka hidup aman. Hal ini dapat dipahami karena daging, cula, kulit, bahkan seluruh bagian tubuh mereka belum diambil untuk bahan makanan, bahan pakaian, dan aneka hiasan. Mereka masih merupakan dambaan keindahan dan keseimbangan alam untuk manusia. Mereka merasa dilindungi manusia dan tidak merasa akan punah.

Dari sekian banyak binatang yang beterbangan di alam luas dan langit biru, terdapatlah burung taun dan burung bayan. Burung taun berbadan besar dan berbulu hitam. Sayapnya hitam bercampur putih. Ekornya berbulu panjang. Pada paruhnya terlihat garis sesuai dengan umurnya. Suaranya nyaring serak – serak basah. Sebaliknya, burung bayan bertubuh kecil. Bulunya sangat menarik karena berbulu kelabu. Pada paruh atas yang berbentuk topi terdapat mahkotanya (jambul). Suaranya merdu meskipun tidak nyaring.

Kedua burung ini bersahabat. Mereka hidup di hutan, di tanah tinggi, maupun di paya – paya. Mereka hinggap berdekatan, terbang bersama, dan mencari makan bersama pula. Itulah yang sangat menarik hati melihat kahidupan kedua burung itu.

Pada suatu hari mereka melanglang buana menghirup udara segar melewati pepohonan besar dan kecil. Mereka ingin menyaksikan tumbuhan yang menghijau, memerah, menguning, bahkan yang berbunga beraneka warna. Sepanjang perjalanan, sesekali mereka bernyanyi dengan irama dan nada yang berbeda. Sungguh indah ciptaan alam ini.

Setelah jauh berjalan, mereka pun hinggap di sebuah pohon. Pohon itu tumbuh subur, lebat daunnya, dan rindang. Nama pohon itu pohon beringin. Burung taun pun memulai percakapan dan bertanya kepada burung bayan, “Bolehkah aku meminjam topimu? Sebenarnya, sudah lama aku menginginkan topi mahkotamu. Setiap kali bila aku mau mengatakannya selalu saja rasa maluku timbul. Topimu akan kupinjam sehari, jadi besok akan kukembalikan.”

“Akan ke manakah engkau?” tanya burung bayan.

“Oh, aku hanya ingin pesiar,” jawab burung taun.

“Kalau demikian, boleh saja. Dekatkanlah kepalamu,” kata burung bayan. Burung bayan langsung mencabut mahkotanya dan melekatkan serta memasangkan mahkotanya secara rapi di atas kepala burung taun.

“Ya, sudah bagus,” kata burung bayan, “engkau kelihatan lebih perkasa.”

Tiba – tiba burung taun mengepak – ngepakkan sayapnya dan terbang. Tinggallah burung bayan di dahan pohon beringin itu. Timbul rasa curiga dalam hatinya, “Mungkinkah aku ditipu burung taun? Ah, tentu tidak! Bukankah kita sudah lama bersahabat.” Akan tetapi, rasa waswas selalu mengusik hatinya.

Dua hari sudah berlalu, tetapi burung taun belum kembali. Hal ini sangat menyedihkan burung bayan. Dia menangis karena tidak tahan menahan sedih.

“Nguul… nguul, nguul. Uuu! Uuuu, topiku!” tangis burung bayan.

Akhirnya, dia pergi ke pengetua hutan untuk melaporkan kesedihannya. Dengan kepala tanpa mahkota, burung bayan berangkat ke tangah hutan di mana pengetua hutan berada. Dia melihat banyak ular merayap di cabang – cabang pohon. Burung bayan berpikir bahwa ia pintar terbang, pasti ular – ular itu tidak dapat menggigitnya. Ular – ular itu ada yang berbisa, tetapi banyak pula yang tidak berbahaya dan tidak berbisa. Pada umumnnya ular bergerak dengan mengerutkan otot di kedua sisi tulang belakangnya secara bergantian. Ini yang menyebabkan gerak tubuhnya berombak – ombak.

Setelah jauh terbang, sampailah burung bayan ketempat tinggal pengetua hutan. Dia melaporkan apa yang sudah terjadi pada dirinya gara – gara burung taun. Pengetua hutan sangat marah atas tindakan burung taun. Kemudian, burung taun dipanggil menghadap pengetua hutan. Si nakal, burung kleak berwarna putih atau hijau, bertugas memanggil burung taun. Burung kleak ini selain nakal, juga sangat ribut. Dia suka sekali memakan papaya dan pisang.

Begitu kleak terbang berbunyilah dia, “Eak, eak, eak ….” Tidak berapa lama, tibalah kleak di tempat tinggal burung taun.
Burung kleak berkata, “Hai teman, kamu dipanggil pengetua hutan. Kamu harus datang sekarang juga, tidak boleh ditunda.”
Lalu, burung tuan terbang bersama burung kleak. Setelah tiba di hadapan ketua, burung taun pun diadili. Pengetua bertanya, “Manakah mahkota burung bayan yang kaupinjam beberapa hari yang lalu?”

Sambil memegang mahkota yang ada di kepalanya, burung taun menjawab, “Ini pengetua, tetapi sudah tidak bias dicabut lagi karena sudah menyatu dengan paruhku. Jika dipaksa untuk ditanggalkan, matilah aku.” Macam – macam alasan dikemukakan burung taun agar mahkota itu tetap menjadi miliknya.

Pengetua hutan berkata, “Kalai demikian, biarlah mahkota itu untukmu. Tetapi, ini suatu perbuatan tidak terpuji. Perbuatanmu sangat jahat. Kau perdaya burung bayan. Dia meminjamkan kepadamu dengan harapan dikembalikan, tetapi ternyata kau sudah berbohong kepadanya. Dia sangat sedih atas perbuatanmu itu. Perbuatan baik burung bayan kau balas dengan perbuatan tidak baik. Pinjaman harus dikembalikan.”

Burung taun hanya mengangguk – anggukan kepala. Kemudian, dia berkata, “Ampun pengetua hutan, ampuni aku. Ampuni aku juga burung bayan. Aku siap menunggu keputusan pengetua hutan. Sebenarnya, aku juga sedih dan menyesal, tetapi topi mahkota ini tidak dapat ditanggalkan lagi. Biarlah kita dengar keputusan pengetua saja.”

Kemudian, pengetua hutan berkata, “Topi mahkota itu tetap untuk burung taun karena tidak cocok lagi untuk burung bayan.”
Burung bayan segera menangis lagi tersedu sedan.

“Jangan menangis burung bayan. Walaupun kau tidak kelihatan bagus, tetapi kau tetap dipuji karena kebaikan hatimu. Karena kau menangis terus, ngul… ngul…, mulai sekarang kau kuberi nama Ngulngul,” kata pengetua hutan. Pengetua hutan juga berkata kepada burung taun, “Burung taun, kau memang lebih bagus, tetapi karena kau penipu dan hanya mementingkan diri sendiri, padamu kuberi nama Koak.”

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Dari Rendang Hingga Gudeg: 10 Mahakarya Kuliner Indonesia yang Mengguncang Lidah
Makanan Minuman Makanan Minuman
DKI Jakarta

1. Rendang (Minangkabau) Rendang adalah hidangan daging (umumnya sapi) yang dimasak perlahan dalam santan dan bumbu rempah-rempah yang kaya selama berjam-jam (4–8 jam). Proses memasak yang sangat lama ini membuat santan mengering dan bumbu terserap sempurna ke dalam daging. Hasilnya adalah daging yang sangat empuk, padat, dan dilapisi bumbu hitam kecokelatan yang berminyak. Cita rasanya sangat kompleks: gurih, pedas, dan beraroma kuat. Rendang kering memiliki daya simpan yang panjang. Rendang adalah salah satu hidangan khas Indonesia yang paling terkenal dan diakui dunia. Berasal dari Minangkabau, Sumatera Barat, masakan ini memiliki nilai budaya yang tinggi dan proses memasak yang unik. 1. Asal dan Filosofi Asal: Rendang berasal dari tradisi memasak suku Minangkabau. Secara historis, masakan ini berfungsi sebagai bekal perjalanan jauh karena kemampuannya yang tahan lama berkat proses memasak yang menghilangkan air. Filosofi: Proses memasak rendang yang memakan waktu lama mela...

avatar
Umikulsum
Gambar Entri
Resep Ayam Goreng Bawang Putih Renyah, Gurih Harum Bikin Nagih
Makanan Minuman Makanan Minuman
Jawa Barat

Ayam goreng adalah salah satu menu favorit keluarga yang tidak pernah membosankan. Namun, jika kamu ingin mencoba variasi yang lebih gurih dan harum, ayam goreng bawang putih renyah adalah pilihan yang tepat. Ciri khasnya terletak pada aroma bawang putih yang kuat serta kriukannya yang renyah saat digigit. Resep ini juga sangat mudah dibuat, cocok untuk menu harian maupun ide jualan. Bahan-Bahan Bahan Ayam Ungkep ½ kg ayam (boleh potong kecil agar lebih cepat matang) 5 siung bawang putih 4 siung bawang merah 1 sdt ketumbar bubuk 1 ruas kunyit (opsional untuk warna) Garam secukupnya Kaldu bubuk secukupnya Air ± 400 ml Bahan Kriuk Bawang 5–6 siung bawang putih, cincang halus 3 sdm tepung maizena ¼ sdt garam ¼ sdt lada Minyak banyak untuk menggoreng Cara Membuat Ungkep ayam terlebih dahulu Haluskan bawang putih, bawang merah, kunyit, dan ketumbar. Tumis sebentar hingga harum. Masukkan ayam, aduk rata, lalu tuang air. Tambahkan garam dan kaldu...

avatar
Apitsupriatna
Gambar Entri
Resep Ayam Ungkep Bumbu Kuning Cepat, Praktis untuk Masakan Harian
Makanan Minuman Makanan Minuman
Jawa Barat

Ayam ungkep bumbu kuning adalah salah satu menu rumahan yang paling praktis dibuat. Rasanya gurih, aromanya harum, dan bisa diolah lagi menjadi berbagai hidangan seperti ayam goreng, ayam bakar, hingga pelengkap nasi kuning. Keunggulan lainnya, resep ini termasuk cepat dan cocok untuk kamu yang ingin memasak tanpa ribet namun tetap enak. Berikut resep ayam ungkep bumbu kuning cepat yang bisa kamu coba di rumah. Bahan-Bahan ½ kg ayam, potong sesuai selera 4 siung bawang putih 5 siung bawang merah 1 ruas kunyit 1 ruas jahe 1 ruas lengkuas (geprek) 2 lembar daun salam 2 lembar daun jeruk 1 batang serai (geprek) 1 sdt ketumbar bubuk (opsional) Garam secukupnya Kaldu bubuk secukupnya Air ± 400–500 ml Minyak sedikit untuk menumis Cara Membuat Haluskan bumbu Blender atau ulek bawang merah, bawang putih, kunyit, jahe, dan ketumbar bubuk (jika dipakai). Semakin halus bumbunya, semakin meresap ke ayam. Tumis bumbu hingga harum Panaskan sedikit m...

avatar
Apitsupriatna
Gambar Entri
Konsep Ikan Keramat Sebagai Konservasi Lokal Air Bersih Kawasan Goa Ngerong Tuban
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Jawa Timur

Sumber daya air merupakan sebuah unsur esensial dalam mendukung keberlangsungan kehidupan di bumi. Ketersediaan air dengan kualitas baik dan jumlah yang cukup menjadi faktor utama keseimbangan ekosistem serta kesejahteraan manusia. Namun, pada era modern saat ini, dunia menghadapi krisis air yang semakin mengkhawatirkan (Sari et al., 2024). Berkurangnya ketersediaan air disebabkan oleh berbagai faktor global seperti pemanasan, degradasi lingkungan, dan pertumbuhan penduduk yang pesat. Kondisi tersebut menuntut adanya langkah-langkah strategis dalam pengelolaan air dengan memperhatikan berbagai faktor yang tidak hanya teknis, tetapi juga memperhatikan sosial dan budaya masyarakat. Salah satu langkah yang relevan adalah konservasi air berbasis kearifan lokal. Langkah strategis ini memprioritaskan nilai-nilai budaya masyarakat sebagai dasar dalam menjaga sumber daya air. Salah satu wilayah yang mengimplementasikan konservasi berbasis kearifan lokal yaitu Goa Ngerong di kecamatan Rengel,...

avatar
Muhammad Rofiul Alim
Gambar Entri
Upacara Kelahiran di Nias
Ritual Ritual
Sumatera Utara

Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...

avatar
Admin Budaya