Kesepuluh putri ini selalu memakai pakaian dan perhiasan yang sewarna dengan nama mereka. Putri Merah selalu memakai warna merah, demikian juga putri-putri lainnya.
Sementara kakak-kakaknyabermalas-malasan dan membuat keonaran, putri Kuning menghabiskan waktu dengan membantu inang-inangnya, atau membaca buku, dan atua merawat kebun bunga kesayangannya. Kakak-kakaknya sering mengejeknya.
“Heh lihat tuh si Kuning! Sepertinya dia pantas ya jadi pelayan. Mana ada seorang putri yang belepotan lumpur begitu,” kata putri Jambon yang disambut gelak tawa yang lain.
Putri Kuning tidak pernah mengindahkan ejekan mereka. “Biarlah, lama-lama juga capai sendiri,” pikir putri Kuning.
Suatu hari raja harus pergi ke negeri tetangga di sebrang lautan. Dia sengaja mengumpulkan putri-putrinya malam itu untuk berpamitan.
“Nak, ayah akan pergi jauh. Mungkin sebulan lagi ayah baru kembali. Kalian mau ayah belikan apa?” tanyanya.
“Oh, aku mau kalung dan gelang baru ayah! Jangan lupa liontinnya harus rubi yang besar ya!” kata putri Merah merona.
“Aku mau kain sutera yang banyak ayah,” kata putri Jingga.
Semua putri berebut menyebutkan permintaannya, hanya putri Kuning saja yang tidak berdiam diri dan hanya mendoakan supaya ayahnya pulang dengan selamat.
Sepeninggal sang raja, kakak-kakak putri kuning semakin malas saja. Kegiatan mereka sehari-hari hanya bersolek, makan dan bermain. Para dayang dibuatnya sibuk melayani mereka.
Sementara itu putri Kuning menghabiskan waktunya dengan merawat kebun bunga istana yang merupakan tempat favorit ayahnya. Memang saking sibuknya para pelayan istana meladeni kemauan kakak-kakaknya, kebun istana menjadi terbengkalai.
“Wah kita punya pelayan baru tuh!” teriak putri Nila sambil menunjuk putri Kuning.
“Hei pelayan, nanti kalau sudah beres, sekalian sapuin kamar saya ya hahahaha…” teriak putri hijau.
Kesembilan kakaknya tertawa mengejek hingga perut mereka sakit.
“Ah, aku bosan! Lebih asyik kayaknya kalau kita jalan-jalan di luar istana daripada nonton orang sok baik itu!” ajak putri Nila yang langsung disetujui yang lainnya.
Mereka pun berlalu meninggalkan putri Kuning yang hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya melihat kelakuan mereka. Akhirnya sebulan kemudian ayah mereka pulang membawa oleh-oleh yang mereka tunggu. Mereka sibuk berebut mencari pesanan mereka, dan hanya putri kuning yang ingat mengucapkanselamat datang dan memeluk ayahnya. “Anakku, maafkan ayahmu ini nak! Aku tidak bisa menemukan perhiasan yang berwarna kuning untukmu. Hanya kalung permata hijau ini yang ayah belikan untukmmu,” kata raja. “Ah sudahlah ayah. Keselamatan ayah jauh lebih penting daripada oleh-oleh. Lagipula kalung ini juga bagus dan serasi dengan baju kuningku,” hibur putri Kuning sambil mengecup kening ayahnya dengan sayang.
Esoknya saat kesepuluh putri ini berkumpul. Putri hijau tiba-tiba menyadari bahwa putri Kuning memakai kalung berwarna hijau.
“Hei, kamu kok pakai kalung warna hijau? Seharusnya kalung itu milikku karena namaku putri Hijau,” katanya.
“Maaf kak, kalung ini ayah sendiri yang berikan, jadi ini kalungku!” ujar putri Kuning.
Putri Hijau tidak senang dan merasa berhak memiliki kalung hijau itu, maka dia menghasut saudaranya yang lain.
“Si Kuning itu sudah keterlaluan, dia pasti sudah memaksa ayah memberikan kalung hijau itu untuknya. Padahal kalau ayah mau memberikan hadiah padanya, pasti kalungnya berwarna kuning dong!” katanya.
“Hmm dia memang semakin menyebalkan akhir-akhir ini, lihat saja tingkahnya yang sok rajin, pasti dia Cuma ingin mengesankan ayah saja, biar lebih disayang,” kata putri Jambon.
“Ayo kita kasih dia pelajaran, biar kapok,” kata putri Jingga.
“Ayo…!” kata yang lain.
Diam-diam mereka menangkap putri Kuning saat berada di kebun istana dan menyiksanya. Tanpa sengaja salah seorang putri memukul kepala putri Kuning dengan keras sehingga dia tewas seketika. Mereka semua bingung dan takut. Akhirnya putri Jambon memutuskan untuk mengubur putri Kuning sebelum kematiannya diketahui orang lain. Putri Kuning pun dikuburkan di tengah kebun bunga istana. Kalung hijaunya pun ikut dikuburkan karena ayahnya pasti curiga jika putri Hijau memakainya.
Raja heran, karena seharian ini dia tidak melihat putri Kuning yang biasanya senantiasa menemaninya jika ia telah selesai dengan tugas kerajaannya. Raja sudah mencari ke kamarnya, ke kebun istana, ke danau, tapi putri Kuning tetap tidak kelihatan. Dia menyuruh para pelayan untuk mencarinya. Namun berbulan-bulan putri Kuning tidak diketemukan. Sementara kakak-kakaknya mengaku tidak tahu menahu soal hilangnya adik mereka. Raja sangat bersedih kehilangan putri kesayangannya.
Suatu hari saat raja termenung di kebun istana, dilihatnya ada tanaman baru di tengah kebunnya.
“Oh tanaman apa ini? Alangkah indahnya. Daunnya bulat dan hijau seperti kalung putriku. Bunganya juga kekuningan dan sangat wangi. Bunga ini mengingatkanku pada putriku yang hilang. Baiklah aku akan menamai bunga ini bunga Kemuning,” kata raja.
Bunga ini tetap tumbuh di kebun istana dan menemani sang raja hingga akhir hayatnya. Bunganya yang wangi sering dipakai untuk mengharumkan rambut. Batangnya bisa dipakai untuk membuat kotak-kotak yang indah dan kulitnya digunakan untuk membuat bedak. Seperti halnya putri Kuning, bunga kemuning juga selalu memberikan kebaikan bagi orang-orang di sekitarnya.
(SELESAI)
Sumber: http://www.pendongeng.com/cerita-legenda-nusantara/121-bunga-kemuning.html
1. Rendang (Minangkabau) Rendang adalah hidangan daging (umumnya sapi) yang dimasak perlahan dalam santan dan bumbu rempah-rempah yang kaya selama berjam-jam (4–8 jam). Proses memasak yang sangat lama ini membuat santan mengering dan bumbu terserap sempurna ke dalam daging. Hasilnya adalah daging yang sangat empuk, padat, dan dilapisi bumbu hitam kecokelatan yang berminyak. Cita rasanya sangat kompleks: gurih, pedas, dan beraroma kuat. Rendang kering memiliki daya simpan yang panjang. Rendang adalah salah satu hidangan khas Indonesia yang paling terkenal dan diakui dunia. Berasal dari Minangkabau, Sumatera Barat, masakan ini memiliki nilai budaya yang tinggi dan proses memasak yang unik. 1. Asal dan Filosofi Asal: Rendang berasal dari tradisi memasak suku Minangkabau. Secara historis, masakan ini berfungsi sebagai bekal perjalanan jauh karena kemampuannya yang tahan lama berkat proses memasak yang menghilangkan air. Filosofi: Proses memasak rendang yang memakan waktu lama mela...
Ayam goreng adalah salah satu menu favorit keluarga yang tidak pernah membosankan. Namun, jika kamu ingin mencoba variasi yang lebih gurih dan harum, ayam goreng bawang putih renyah adalah pilihan yang tepat. Ciri khasnya terletak pada aroma bawang putih yang kuat serta kriukannya yang renyah saat digigit. Resep ini juga sangat mudah dibuat, cocok untuk menu harian maupun ide jualan. Bahan-Bahan Bahan Ayam Ungkep ½ kg ayam (boleh potong kecil agar lebih cepat matang) 5 siung bawang putih 4 siung bawang merah 1 sdt ketumbar bubuk 1 ruas kunyit (opsional untuk warna) Garam secukupnya Kaldu bubuk secukupnya Air ± 400 ml Bahan Kriuk Bawang 5–6 siung bawang putih, cincang halus 3 sdm tepung maizena ¼ sdt garam ¼ sdt lada Minyak banyak untuk menggoreng Cara Membuat Ungkep ayam terlebih dahulu Haluskan bawang putih, bawang merah, kunyit, dan ketumbar. Tumis sebentar hingga harum. Masukkan ayam, aduk rata, lalu tuang air. Tambahkan garam dan kaldu...
Ayam ungkep bumbu kuning adalah salah satu menu rumahan yang paling praktis dibuat. Rasanya gurih, aromanya harum, dan bisa diolah lagi menjadi berbagai hidangan seperti ayam goreng, ayam bakar, hingga pelengkap nasi kuning. Keunggulan lainnya, resep ini termasuk cepat dan cocok untuk kamu yang ingin memasak tanpa ribet namun tetap enak. Berikut resep ayam ungkep bumbu kuning cepat yang bisa kamu coba di rumah. Bahan-Bahan ½ kg ayam, potong sesuai selera 4 siung bawang putih 5 siung bawang merah 1 ruas kunyit 1 ruas jahe 1 ruas lengkuas (geprek) 2 lembar daun salam 2 lembar daun jeruk 1 batang serai (geprek) 1 sdt ketumbar bubuk (opsional) Garam secukupnya Kaldu bubuk secukupnya Air ± 400–500 ml Minyak sedikit untuk menumis Cara Membuat Haluskan bumbu Blender atau ulek bawang merah, bawang putih, kunyit, jahe, dan ketumbar bubuk (jika dipakai). Semakin halus bumbunya, semakin meresap ke ayam. Tumis bumbu hingga harum Panaskan sedikit m...
Sumber daya air merupakan sebuah unsur esensial dalam mendukung keberlangsungan kehidupan di bumi. Ketersediaan air dengan kualitas baik dan jumlah yang cukup menjadi faktor utama keseimbangan ekosistem serta kesejahteraan manusia. Namun, pada era modern saat ini, dunia menghadapi krisis air yang semakin mengkhawatirkan (Sari et al., 2024). Berkurangnya ketersediaan air disebabkan oleh berbagai faktor global seperti pemanasan, degradasi lingkungan, dan pertumbuhan penduduk yang pesat. Kondisi tersebut menuntut adanya langkah-langkah strategis dalam pengelolaan air dengan memperhatikan berbagai faktor yang tidak hanya teknis, tetapi juga memperhatikan sosial dan budaya masyarakat. Salah satu langkah yang relevan adalah konservasi air berbasis kearifan lokal. Langkah strategis ini memprioritaskan nilai-nilai budaya masyarakat sebagai dasar dalam menjaga sumber daya air. Salah satu wilayah yang mengimplementasikan konservasi berbasis kearifan lokal yaitu Goa Ngerong di kecamatan Rengel,...
Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...