Cerita Rakyat
Cerita Rakyat
Cerita Rakyat Bengkulu Bengkulu
Bunda Sejati
- 15 November 2018
Menceritakan tentang seekor anak kucing pemalas dan ibunya. Alkisah zaman dahulu, di sebuah hutan lebat, hidup seekor induk kucing dengan anaknya. Si induk kucing sangat menyayangi anaknya, karenanya ia selalu memanjakan anaknya. Setiap hari ia selalu mencari makan untuk anaknya, bahkan ketika anaknya sudah mulai besar. Akibatnya, si anak kucing tumbuh menjadi seekor kucing pemalas.
 
Suatu hari si induk kucing jatuh sakit. Ia kelelahan karena selalu bekerja keras untuk mencari makan keluarganya. Si induk kucing lalu memanggil anaknya. Induk kucing memberi tahu bahwa ia tengah sakit. Ia kemudian menasehati anaknya agar belajar mencari makan sendiri.
 
“Anakku, Engkau telah beranjak dewasa. Belajarlah mencari makan sendiri agar mampu hidup mandiri. Ibu saat ini sedang sakit keras nak. Ibu tidak sanggup lagi mencarikan makan untukmu.” kata induk kucing.
 

Anak Kucing Pergi Meninggalkan Ibunya

Si anak kucing yang telah terbiasa hidup malas, merasa ibunya telah mengusirnya secara halus. Si anak kucing merasa ibunya sudah tidak mencintainya lagi. “Oh jadi ibu sudah tidak menyayangi Aku lagi. Baiklah aku akan pergi.” Ia lalu pergi begitu saja meninggalkan induknya yang telah tua dan sakit-sakitan.
 
Si anak kucing berjalan tak tentu tujuannya. Suatu saat ia mendongakkan kepalanya ke atas. Dia melihat sinar matahari dengan sinarnya yang menyilaukan. Dia berangan-angan kalau ibunya matahari, tentu hidupnya akan senang.
 
“Wahai, matahari perkasa maukah kamu mengambil aku sebagai anakmu?” tanya anak kucing kepada matahari.
 
“Mengapa kamu ingin menjadi anakku hai anak kucing?” matahari balik bertanya karena merasa heran.
 
“Engkau terlihat sungguh perkasa. Aku ingin menjadi perkasa seperti engkau.” jawab anak kucing.
 
“Hmm...mungkin kelihatannya saja seperti itu. Padahal, di dunia ini aku tak selalu perkasa. Masih ada yang bisa mengalahkan aku.” jawab matahari.
 
“Siapakah itu?” Tanya si anak kucing.
 
“Awan. Awan sering menutupi wajahku sehingga tidak tampak olehmu.” jawab matahari.
 
Mendengar jawaban matahari seperti, anak kucing berpikir, kalau begitu awan saja yang menjadi induknya. Dia pun mencari awan.
 
“Awan yang baik hati, maukah kau menjadi ibuku?” tanya anak kucing.
 
“Menjadi anakku? Mengapa engkau ingin menjadi anakku?” Tanya awan.
 
“Kata Matahari kamu lebih hebat dari dia.” jawab anak kucing.
 
“Oh begitukah kata matahari anak Kucing?, ketahuilah masih ada yang bisa mengalahkan aku di bumi. Di adalah angin. Jika angin datang menyerang, maka tubuhku tercerai-berai. Aku diterbangkan ke sana-kemari hingga hancur lebur menjadi air.” jawab awan.
 
Si anak kucing diam saja mendengar keterangan awan. Lalu ia berlari ke arah angin yang bertiup kencang.“ Hai angin, angin, maukah kamu menjadi ibuku? Agar Aku bisa bebas terbang kesana-kemari seperti Engkau.”
 
“Dengar anak kucing, biarpun Aku terlihat bebas terbang kesana-kemari, tapi jangan kamu kira aku selalu senang. Aku pun masih sering punya masalah karena masih ada yang lebih hebat dari pada Aku. Ia adalah bukit. Walaupun Aku mampu bergerak bebas, namun jika di depanku ada bukit, aku tak bisa meneruskan perjalananku.” jawab angin.
 
Mendengar jawaban angin, si anak kucing segera berlari ke arah bukit. Dia pun bertanya kepada bukit, “Bukit yang tinggi, maukah kamu mengangkat aku sebagai anakmu?”
 
“Apa yang kamu harapkan dariku?” Tanya bukit.
 
“Kamu gagah dan kuat. Aku ingin seperti engkau.” jawab anak kucing.
 
“Hidupku pun tak lepas dari masalah. Masih ada yang sering mengganggu ketenanganku.” Jawab bukit.
 
“Benarkah ? Siapa Dia?” tanya anak kucing.
 
“Kerbau. Dia sering menanduk badanku hingga rusak dan rata dengan tanah.” jawab bukit.
 
Anak kucing segera berlari ke arah kerbau. Si anak kucing tampak mulai kelelahan. Setelah bertanya kepada kerbau, ternyata kerbau itu menyatakan bahwa rotan yang mengikat itulah yang membuat hidupnya tak tenang. “Hidupku tidak tenang hai anak kucing. Engkau lihatlah rotan pengikat tubuhku ini, ia lebih hebat dariku.”
 
Lalu anak kucing berlari ke padang rumpun rotan. Menurut rotan, hidupnya pun tak senang, karena sering digigiti oleh serombongan tikus hingga badannya sakit semua. “Yang benar saja anak kucing, aku lemah, badanku sering digigit oleh tikus-tikus. Mereka lebih hebat dariku.”
 
Mendengar jawaban rotan, anak kucing segera berlari ke arah lubang tikus. Di situ ada sebuah keluarga tikus. Anak kucing lalu mengutarakan maksudnya. “Wahai tikus perkasa maukah engkau mengangkatku menjadi anakmu?”
 
Tentu saja induk tikus merasa curiga, ada kucing ingin menjadi anak angkatnya, karena selama ini kucinglah yang menjadi pemangsa tikus. “Apa permintaanmu tidak keliru anak kucing?” Tanya induk tikus penuh curiga.
 
“Tidak. Aku sungguh-sungguh ingin menjadi anakmu. Menurut rotan engkau lebih perkasa.” Jawab si anak kucing.
 
“Maksudmu perkasa bagaimana? Hidup kami sering ditimpa kemalangan. Di hutan ini ada binatang yang sering membunuh anak-anak kami menjadi santapannya.” jawab tikus.
 
“Benarkah? Siapakah gerangan sang pemberani itu?” Tanya si anak kucing.
 
“Di hutan ada seekor kucing tua yang sangat ditakuti anak-anakku. Ia selalu memangsa tikus-tikus di hutan. Namun, beberapa hari ini anak-anak kami berani bermain-main di luar karena kabarnya kucing si betina tua kini sakit-sakitan. Apalagi anak satu-satunya yang paling disayangi meninggalkan dia. Kucing tua itu tampak menderita sekali karena sakit keras, sementara anaknya justru pergi meninggalkan dia.” jawab tikus.
 

Mendengar penjelasan tikus, si anak kucing langsung terduduk lemas teringat akan ibunya. Dia sadar sekarang bahwa tindakannya meninggalkan ibuanya adalah sangat keliru. Tak terasa air matanya menetes. Ia merasa rindu sekali kepada ibunya sang bunda sejati. Dia merasa sangat berdosa kepada ibunya. Tanpa berpikir panjang, si anak kucing segera pulang untuk menemui ibunya. Sejak saat itu dia tidak lagi menjadi kucing yang manja dan malas.

 

 

Referensi:
  1. Prahana, Naim Emel. 1988. Cerita Rakyat Dari Bengkulu 2, Jakarta: Grasindo
  2. Agni, Danu. 2013. Cerita Anak Seribu Pulau.Yogyakarta: Buku Pintar.
  3. Komandoko, Gamal. 2013. Koleksi Terbaik 100 plus Dongeng Rakyat Nusantara, PT.Buku Seru.
  4. Carita Sato (https://caritasato.blogspot.com/2015/07/bunda-sejati-cerita-rakyat-bengkulu.html)

 

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Tradisi MAKA
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Nusa Tenggara Barat

MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...

avatar
Aji_permana
Gambar Entri
Wisma Muhammadiyah Ngloji
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
SMP Negeri 1 Berbah
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Pabrik Gula Randugunting
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Kompleks Panti Asih Pakem
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja

avatar
Bernadetta Alice Caroline