Kita sebagai masyarakat Indonesia pasti sudah tidak asing lagi dengan istilah "pamali". Pamali sendiri biasanya diceritakan oleh orang tua kepada anak-anaknya. Seringkali pamali mempunyai akibat yang menyeramkan dan biasanya digunakan untuk menakuti anak-anak dengan tujuan agar anak-anaknya tidak melanggar perintah/nasihat orangtuanya. Meskipun pamali terkadang terkesan tidak berdasar, namun pamali sebenarnya didasari oleh kenyataan kehidupan sehari-hari, termasuk pamali menggunting kuku di malam hari.
Menggunting kuku di malam hari dikatakan dapat memperpendek umur. Jika ditelaah secara logika, maka hal ini cukup masuk akal dengan catatan kita melihat keadaan di masa lampau. Dahulu tentunya mendapatkan penerangan di malam hari tidak semudah masa kini. Dulu masyarakat masih menggunakan obor atau api unggun untuk penerangan di malam hari, karena listrik dan lampu belum diciptakan. Ditambah lagi, alat menggunting kuku pada masa lampau belum secanggih atau sepraktis sekarang ini. Kemungkinan besar masyarakat pada zaman dahulu masih menggunakan mata pisau besar atau bahkan ujung tombak untuk menggunting kuku.
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa tanpa penerangan yang cukup dan alat yang mumpuni, menggunting kuku di malam hari dapat menjadi sangat berbahaya.
Namun mengapa dikaitkan dengan umur yang pendek?
Coba kita bayangkan, jika saat ingin memotong kuku, ternyata bukan kuku yang terpotong, tetapi jari, atau bahkan tangan atau kaki, pasti akan terjadi luka yang cukup serius. Dengan pengetahuan akan kesehatan yang sangat rendah dan alat yang tidak memadai, pendarahan atau luka yang terjadi akan membutuhkan waktu yang lama untuk pulih. Ditambah lagi malam hari merupakan waktu istirahat, jadi kemungkinan orang untuk tidak fokus karena mengantuk lebih besar, yang artinya kemungkinan terjadi kesalahan saat memotong kuku pun lebih besar.
Jadi, hal-hal tersebutlah yang mendasari pamali menggunting kuku di malam hari. Semoga bermanfaat dan menambah wawasan kita semua.
#OSKMITB2018
Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...
Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembongb berwarnaungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok dan pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belaka...
aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan
Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang