Budaya Pamali sudah tidak asing di telinga masyarakat Bandung. Mungkin tidak banyak orang mengerti apa maksud dari kata "Pamali" sendiri. Setelah melakukan wawancara pada masyarakat sekitar yang rata-rata berumur 30-50 tahun, ternyata kata Pamali sendiri tidak memiliki deskripsi yang tetap. Beberapa orang menyebutkan Pamali merupakan suatu tindakan yang tidak baik untuk dilakukan.
"Pamali itu artinya sebuah larangan menurut orang tua jaman dulu ga boleh ngelakuin yang ga boleh dilakuin karena kalo dilakuin nanti ada resikonya."
Ada juga yang menyebutkan Pamali merupakan suatu hal yang tabu untuk dilakukan. Anak-anak yang terlahir di tanah Sunda sudah terbiasa untuk ditegur oleh orang tua jika melakukan suatu hal yang mereka anggap "Pamali". Contoh kecilnya, kita tidak diperbolehkan duduk di depan pintu. Orang tua menyebutkan jika kita duduk di depan pintu, maka kita akan sulit mendapatkan jodoh. Masih banyak hal lain yang idsebut sebagai "Pamali" seperti, tidak menghabiskan nasi saat makan, menyebarkan kabar angin, melangkahi makanan, memotong kuku pada malam hari, duduk di meja, bersiul pada malam hari, memegang kepala orang lain dan masih banyak lagi.
Masyarakat sekitar percaya, jikalau kita melakukan hal hal yang disebut sebagai "Pamali" akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Namun beberapa orang mengatakan, jika pamali merupakan sebuh istilah agar anak-anak mengetahui mana hal yang baik untuk dilakukan dan hal yang tidak baik untuk dilakukan. Jika dipikir-pikir pamali dapat dipandang sebagai instrumen kontrol sosial. Pada contohnya, anak-anak dilarang untuk bermain saat maghrib dan setelahnya. Jika sudah terdengar Adzan Maghrib, maka orang tua akan menuruh anak-anak mereka pulang dengan alasan Pamali jika bermain pada malam hari, orang tua menyebutkan anak-anak dapat diambil oleh makhluk halus jika bermain di luar rumah pada saat maghrib. Namun sebenernya orang tua bermaksud agar anak-anak pulang ke rumah sebelum malam, karena pada malam hari, kejahatan atau kecelakaan lebih rawan terjadi dibandingkan pada siang hari. Selain itu, tidaklah pantas bagi anak-anak untuk pulang malam hari. Contoh lainnya, anak-anak tidak diperbolehkan menyisakan makanan. Orang tua menyebut hal itu pamali, pada dasarnya ingin anak-anak untuk menghargai makanan dan menghabiskannya.
Mungkin orang tua lebih mudah untuk menanamkan suatu norma kepada anak-anaknya melalui mitos atau sekedar menakut-nakuti anaknya, sehingga anaknya tidak akan berani melakukan hal itu lagi. Kebudayaan Pamali menjadi suatu instrumen penting bagi masyarakat untuk menanamkan norma. Orang-orang yang melakukan hal-hal yang disebut Pamali akan berujung dikucilkan dan disebut tidak sopan. Bisa jadi Pamali merupakan suatu faktor yang membentuk kepribadian orang sunda yang sangat sopan, seperti menunjuk dengan jempol dan selalu tersenyum saat berbicara.
KEGIATAN PAMALI DAN LOGIKANYA
Duduk di depan pintu sering kali dikatakan pamali atau tidak sopan. Logikanya, jika seseorang duduk di depan pintu, akan menghalangi jalan orang lain. Selain itu, dikatakan jika duduk di depan pintu akan susah untuk mendapatkan jodoh! Bagaimaa logikanya? Menurut salah seorang guru berumur 25 tahun, orang yang sering duduk di depan pintu akan lebih sering terlihat dan dikenal orang. Maka dari itu, orang-orang akan jenuh dan bosan untuk melihat orang tersebut.
Memang tidaklah aneh untuk memotong kuku pada waktu kapan saja. Namun bagi orang sunda hal itu disebut pamali jika dilakukan pada malam hari. Di waktu malam, tidaklah seterang saat pagi hari atau siang hari. Menggunting kuku pada malam hari “Di Pamalikan” dikarenakan untuk menghindari agar kulit tidak ikut terpotong karena gelapnya malam hari (tidak terlihat karena gelap)
3. Duduk di bantal
"Bukankah orang Jepang duduk di bantal?" Maksud duduk di bantal merupakan bantal yang digunakan untuk kepala. Pamali untuk duduk di bantal yang digunakan untuk kepala saat tidur. Logikanya, bayangkan saja bantal yang kalian pakai untuk tidur diduduki oleh orang lain!
4. Melangkahi makanan
Mengapa melangkahi makanan dianggap Pamali? Kebanyakan orang sunda melakukan hal di lantai seperti makan lesehan atau hanya sekedar ngerumpi. Melangkahi makanan dianggap pamali karena pada dasrnya akan sangat memungkinkan untuk menginjak makanan. Siapa yang mau jika makanannya terinjak?
Semoga Bermanfaat! #OSKMITB2018
MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...
Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.
SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...
Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...
Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja