Bagi kebanyakan orang batak, khususnya Batak Simalungun, Budaya Manurduk Dayok Na Binatur sudah tidak asing lagi. Budaya ini sudah turun-temurun yang dilakukan orang Batak yang sudah menjadi tradisi khas hingga saat ini. Budaya Manurduk ini adalah sebuah tradisi dimana orang yang lebih tua memberikan sebuah Dayok Na Binatur (ayam yang diatur kembali) kepada orang yang lebih muda atau anaknya. Dayok na binatur sendiri adalah masakan khas Batak Simalungun yang dimasak menggunakan rempah-rempah asli Simalungun.
Dayok nabinatur biasanya di Surdukkan (diberikan) kepada seseorang (sekelompok orang) sebagai bentuk/wujud terima kasih dan raya syukur serta doa agar yang menerima diberikan kesehatan oleh Tuhan, memiliki “keteraturan” di dalam kehidupan, dan memiliki semangat dalam menjalaninya. Dalam proses memberikan Dayok Nabinatur ini sering di sebutkan kata kata seperti, “Sai andohar ma songon paratur ni Dayok Nabianur On….” yang artinya semoga seperti keteraturan dari ayam yang diatur ini….”
Sesuai namanya Dayok Nabinatur, tentunya Makanan ini merupakan Olahan makanan yang terdiri dari Daging Ayam yang diolah dengan berbagai jenis rempah/bumbu, Biasanya Ayam yang digunakan adalah Ayam Jantan Kampung , Ayam jantan sebagai simbol dari kegagahan, kekuatan, semangat , kerja keras, pantang menyerah dan kewibawaan.
Pada umumnya Dayok Nabinatur diolah dalam dua proses memasak, yaitu Dipanggang dan juga Digulai (Ilompah). Berikut ini adalah Resep Cara Membuat Masakan Dayok Nabinatur Khas Simalungun.
Bahan-bahan / Bumbu :
1. Ayam Kampung 1 kor
2. Sikkam/Holat (Kulit batang daun salam)
3. Kelapa parut 1 buah
4. Lengkuas 2 cm
5. Jahe 1 cm
6. Serai 5 batang
7. Bawang merah 5 siung
6. Bawang putih 2 siung
7. Daun salam secukupnya
8. Lada secukupnya
9. Cabe merah/rawit secukupnya
10.Darah ayam yang di sisihkan (jika tidak bisaa menggunakan darah, cukup dengan santan yang dicampur dengan perasan sikkam)
Cara Membuat :
A. Untuk Ayam
1. Setelah ayam disembelih, bagian ayam dipotong sesuai dengan susunan bagian tubuh ayam
2. Ambil daging pada bagian dada ayam (untuk di cincang halus jadi Hinasumba),sisihkan
3. Haluskan semua bumbu-bumbu (lengkuas,jahe,bawang merah,bawang putih,lada)kecuali serai cukup memarkan saja.
4. Tumis bumbu yang telah di haluskan ,batang serai dan daun salam di dalam kuali kemudian masukkan potongan daging ayam besrta bagian dalamnya yang telah di bersihkan.
5. Tunggu kurang lebih 10 menit(setengah matang),kemudian masukkan kelapa parut yang sudah di sangrai terlebih dahulu.Biarkan selama 30 menit sampai ayamnya matang,lalu angkat.
Dayok nabinatur juga dipadukan dengan makahan khas simalungun yang lain yaitu Hinasumba, yaitu Makanan yang terbuat dari Olahan daging ayam yang dicincang dan diramu dengan bumbu/rempah.
Biasanya, tradisi ini dilakukan saat ada acara adat istiadat bagi orang-orang Batak Simalungun. Baik pada acara perkawinan, selamatan, ulang tahun, maupun acara keluarga lainnya, seperti acara memberangkatkan anak maupun sanak saudara yang akan bekerja, sekolah, atau merantau.
Tujuan dari budaya manurduk tersebut, adalah diharapkan orang yang menerimanya akan tambah semangat dalam menjalani hari-harinya, tetap teguh dalam kerjanya dan tetap ingat keluarga/famili walaupun di mana berada. Tujuan lainnya adalah agar yang menerima dayok nabinatur, sehat-sehat selama di perjalanan dan sampai nanti tiba di tempat tujuannya.
Semoga informasi ini bisa bermanfaat dan untuk kita para anak generasi Bangsa Indonesia marilah kita jangan malu dengan budaya sendiri dan terus mau melestarikan semua budaya di negeri kita tercinta Indonesia!
sumber gambar dan resep : google.com
#OSKMITB2018
MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...
Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.
SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...
Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...
Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja