Ritual
Ritual
Tradisi Sumatera Barat Lubuk Buaya, Padang
Budaya Cabiak Siriah di Minangkabau

Budaya Cabiak Siriah Di Minangkabau

Sumatera Barat memang tak habis-habisnya dengan berbagai macam kekayaan budaya yang dimilikiya. Mulai dari bahasa, metode pengetahuan,metode religi, metode kerakyatan, metode mata pencarian hidup, ilmu kesenian dan aneka keunikan lainnya yang mungkin tak dapat dilihat oleh mata telanjang sekalipun. Sebut saja Rendang Padang yang merupakan saah satu bentuk kekayaan yang terkenal dandiakui oleh dunia sebagai makanan terenak di mata dunia. Namun, saat ini saya tidak akan membahas kekayaan yang memang sudah dikenali oleh khalayak ramai tersebut, melainkan salah satu keunikan tersendiri yang dimiliki Masyarakat Minangkabau dalam upacara peyambutan tamu pada acara-acara yang bersifat sakral.

Sebuah acara sangatlah identik dengan datangnya berbagai tamu yang telah diundang sebelumnya. ‘’Lain ladang lain belalang, lain lubuk lain ikannya’’, peribahasa itulah yang sesuai untuk menggambar situasi ini. Disetiap daerah tentulah memiliki tradisi atau kebiasaan tersendiri dalam menyambut tamu-tamunya. Ada daerah yang menyambut tamunya dengan tarian seperti di sebagian besar daerah Pulau Jawa dan berbagai macam tradisi lainnya dalam hal demikian. Tarian juga digunakan dalam penyambutan tamu di Sumatera Barat tetapi inilah yang membedakan Ranah Minang ini dengan yang lainya yaitu dengan adanya budaya ‘Cabiak Siriah’.

Cabiak Siriah merupakan suatu kegiatan dimana seseorang yang disegani dalam lingkup Minangkabau seperti niniak, mamak, bundo kanduang atau pun tamu kehormatan lainnya mengambil daun sirih yang diletakan dalam sebuah tempat bernama ‘Carano’ bertutupkan kain pada bagian atasnya serta dibawakan biasanya oleh tiga orang wanita yang memakai pakaian adat Minangkabau. pemegang carano sendiri biasanya adalah orang yang berada di tengah diantara tiga wanita yang mengantarkan siriah tersebut, tak lupa ketiga wanita ini tentulah memiliki senyum yang begitu menawan untuk membawakan carano yang telah berisikan dau sirih tersebut.

Didalam carano sendiri merupaka wadah yang diisi dengan kelengkapan sirih, pinang,gambir dan kapur sirih. Kempat elemen inilah yang nantinya diambil ketika tamu sudah memasukan tangan kedalam carano yang telah diantarkan dan disuguhkan oleh para wanita pembawa carano tersebut. Setelah tamu merobek daun sirih dan menggulungkan bahan-bahan lain seperti gambir,pinang dan kapur dengan daun sirih tersebut langkah selanjutnya adalah mengunyah sirih yang telah dicampurkan biasanya prosesi ini diiringi dengan saluang dan petitih Minang untuk menambah khidmatnya acara. Setelah tamu selesai mengambil sirih makan para pembawa sirih akan kembali ketempat semula dan memperilahkan tamu untuk duduk kembali. adapun pepatah petitih yang digunakan saat penyambutan tamu tersebut yakni:

Sairiang balam jo barabah

Barabah balu balammandi

Sairiang salam jo sambah

Sambahlalu salam kembali

 

Tanamsiriah jo tabu udng

Tanam karakok dihalama

Cabiaklahsiriang gatoklah pinang

Ambiak lah rokok kapamenan tangan

 

Tarantang tali dibawah janjang

Elo diambiak pangabek sikek

Kok dirantangnamuah panjang

Elok dipunta nak nyo singkek

 

Putiah kapeh dapek diliek

Putiah hati bakaadaan

Sakian sambah dari ambo

Tidak hanya unik, jika dikaji dalam bidang kesehatan ternyata tradisi unik ini juga mendatangkan manfaatkan bagi tubuh manusia. Lalu, apa sajakah manfaat daun sirih yang bisa  kita dapatkan? Berikut beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari tradisi tersebut antara lain:

  1. Menyembuhkan batuk
  2. Mengobati penyakit bronchitis
  3. Menyembuh penyakit asma
  4. Mengobati sakit tenggorakan
  5. Mengobati demam berdarah
  6. Membantu melancarkanhaid
  7. Sebagaiobatpenyakit jantung dan banyak manfaat lainnya.

Begitulah salah satu tradisi penyambutan tamu yang berasal dari Sumatera Barat. Dengan adanya artikel membuktikan bahwa Indonesia ta hanya memiliki budaya yang banyak tetapi juga memilki budaya yang mendatangkan manfaat dalam pelaksanaannya. Masih sedikit yang tereksploitasi dari sekian puluh juta budaya yang masih tenggelam karena subjek acuh tak acuh terhadap budaya yang seharusnya menjadi objek vital bagi kita masyarakat untuk mengembangkan daerah serta Indonesia di mata dunia. Mari eksploitasi budaya Indonesia sebagai bentuk kesadarandan kecintaan kita terhadap budaya dan Tanah Air Indonesia.

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Tradisi MAKA
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Nusa Tenggara Barat

MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...

avatar
Aji_permana
Gambar Entri
Wisma Muhammadiyah Ngloji
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
SMP Negeri 1 Berbah
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Pabrik Gula Randugunting
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Kompleks Panti Asih Pakem
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja

avatar
Bernadetta Alice Caroline