Cerita Rakyat
Cerita Rakyat
Cerita Rakyat Maluku Ambon
Buaya Tembaga
- 3 Agustus 2014

Pulau Ambon adalah salah satu pulau yang indah di Indonesia. Di sana terdapat lautan yang membiru dipenuhi ikan yang beraneka ragam. Ada pula ikan yang dapat terbang mencecah laut. Taman lautnya yang penuh dengan berbagai jenis hewan laut, membuatnya semakin indah dipandang mata.
Dikisahkan pada zaman dahulu, kota Ambon yang terletak pada jazirah Lei Timur dan jazirah Lei Hitu itu dihubungkan oleh satu tanah genting yang bernama Tanah Genting Baguala. Di tempat ini hidup seekor buaya yang sangat besar. Panjang badannya kira-kira 5 meter dan warna kulitnya kuning. Oleh sebab itu, penduduk di sana memberinya nama Buaya Tembaga. Keadaan alam di Baguala yang begitu indah dan nyaman, membuat Buaya Tembaga itu merasa betah tinggal di sana. Apalagi penduduknya sangat memuja buaya tersebut.
Tak jauh dari tempat itu, di pesisir pantai selatan Pulau Buru, hiduplah seekor ular besar yang bertengger di atas sebatang pohon Mintaggor. Pohon itu tumbuh di tepi pantai dan selalu condong ke arah laut. Ular tersebut selalu mengganggu ketenteraman hidup semua penghuni tempat itu. Hampir semua ikan ditelannya, buaya-buaya pun turut dimangsanya juga. Oleh karena itu, ikan-ikan, buaya, dan binatang lain berkumpul untuk mengadakan musyawarah dengan tujuan untuk mengatasi serta membasmi ular raksasa itu. Akhirnya, mereka sepakat bahwa yang dapat menandingi ular tersebut adalah Buaya Tembaga.
Setelah selesai bermusyawarah mereka mengirim utusan untuk menemui Buaya Tembaga. Tujuannya yaitu meminta bantuan agar dapat menghancurkan ular pemangsa itu. Mereka kemudian menjemput Buaya Tembaga dari Teluk Baguala, sementara ikan-ikan dan buaya yang lain sibuk mempersiapkan upacara penyambutan bagi Buaya Tembaga.
Setibanya mereka di Teluk Baguala, Buaya Tembaga mengabulkan permohonan mereka dan bersedia untuk berangkat bersama dengan para utusan itu menuju pantai selatan Pulau Buru. Setibanya di Pulau Buru, Buaya Tembaga disambut dengan hangat dalam suatu upacara yang meriah. Upacara pun dihadiri oleh para penghuni laut seperti keong laut, berjenis ikan, para buaya, aneka macam burung laut. Mereka beramah-tamah dan bersuka-ria dengan Buaya Tembaga selama dua hari.
Pada hari yang ketiga, berangkatlah Buaya Tembaga melaksanakan tugasnya. Ia mulai berjalan, berenang ke sana-kemari mengintai musuhnya dan mendekati pohon mintanggor tempat ular raksasa itu berada. Ketika buaya melewati pohon itu, ia berpapasan dengan sang ular. Seketika itu ular langsung melilitkan ekornya pada batang pohon mintanggor dan menjulurkan badannya ke laut seraya memagut Buaya Tembaga.
Pagutan ular itu segera ditangkis Buaya Tembaga dengan mengibaskan ekornya yang keras dan tajam. Perang tanding pun terjadi antara keduanya dan peristiwa ini disaksikan oleh semua penghuni laut yang berada di sekitar tempat itu. Pertarungan tersebut terjadi selama lebih dari sehari.
Ketika pertarungan itu sudah berlangsung selama dua hari, terjadilah saat-saat yang menentukan. Sang ular, seperti biasa, melilitkan ekornya kuat-kuat pada batang pohon mintanggor dan memagut mata sang buaya. Buaya pun dengan sigap segera mengelak dari serangan ular dan membalas dengan pu*kulan yang keras dan cepat. Lalu ia hempaskan ekor tajamnya ke arah kepala ular raksasa itu. Hal ini terjadi berulang kali. Akibatnya, sang ular pun babak belur terkena sambaran ekor Buaya Tembaga. Kepalanya remuk, lilitan ekornya terlepas dari batang pohon mintanggor dan terhempas ke laut. Maka berakhirlah sudah riwayat ular raksasa tersebut.
Para penghuni laut yang menyaksikannya serentak bersorak-sorai. Dengan demikian, mereka telah bebas dari ancaman sang ular yang selama ini menghantui mereka. Setelah kejadian itu, Buaya Tem*baga dianugerahi gelar “Yang Dipertuan di daerah Teluk Baguala”. Hadiah itu dipersembahkan pada sebuat tagala dan diisi dengan beberapa jenis ikan seperti ikan parang, make, papere, dan salmaneti. Selanjutnya, Buaya Tembaga pun kembali ke tempat asalnya dengan membawa hadiah tersebut. Sejak saat itu, ikan-ikan tersebut berkembang-biak dengan baik di Teluk Baguala. Hingga kini, ikan jenis itu sangat banyak terdapat di teluk tersebut. Bahkan banyak penduduk yang percaya, terutama yang tinggal di sekitar Teluk Baguala bahwa bila Buaya Tembaga itu muncul pertanda akan datang banyak ikan. Sehingga masyarakat bersiap-siap untuk menangkap ikan dan menjualnya. Kemunculan Buaya Tembaga membawa keberuntungan bagi penduduk Baguala.

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Dari Rendang Hingga Gudeg: 10 Mahakarya Kuliner Indonesia yang Mengguncang Lidah
Makanan Minuman Makanan Minuman
DKI Jakarta

1. Rendang (Minangkabau) Rendang adalah hidangan daging (umumnya sapi) yang dimasak perlahan dalam santan dan bumbu rempah-rempah yang kaya selama berjam-jam (4–8 jam). Proses memasak yang sangat lama ini membuat santan mengering dan bumbu terserap sempurna ke dalam daging. Hasilnya adalah daging yang sangat empuk, padat, dan dilapisi bumbu hitam kecokelatan yang berminyak. Cita rasanya sangat kompleks: gurih, pedas, dan beraroma kuat. Rendang kering memiliki daya simpan yang panjang. Rendang adalah salah satu hidangan khas Indonesia yang paling terkenal dan diakui dunia. Berasal dari Minangkabau, Sumatera Barat, masakan ini memiliki nilai budaya yang tinggi dan proses memasak yang unik. 1. Asal dan Filosofi Asal: Rendang berasal dari tradisi memasak suku Minangkabau. Secara historis, masakan ini berfungsi sebagai bekal perjalanan jauh karena kemampuannya yang tahan lama berkat proses memasak yang menghilangkan air. Filosofi: Proses memasak rendang yang memakan waktu lama mela...

avatar
Umikulsum
Gambar Entri
Resep Ayam Goreng Bawang Putih Renyah, Gurih Harum Bikin Nagih
Makanan Minuman Makanan Minuman
Jawa Barat

Ayam goreng adalah salah satu menu favorit keluarga yang tidak pernah membosankan. Namun, jika kamu ingin mencoba variasi yang lebih gurih dan harum, ayam goreng bawang putih renyah adalah pilihan yang tepat. Ciri khasnya terletak pada aroma bawang putih yang kuat serta kriukannya yang renyah saat digigit. Resep ini juga sangat mudah dibuat, cocok untuk menu harian maupun ide jualan. Bahan-Bahan Bahan Ayam Ungkep ½ kg ayam (boleh potong kecil agar lebih cepat matang) 5 siung bawang putih 4 siung bawang merah 1 sdt ketumbar bubuk 1 ruas kunyit (opsional untuk warna) Garam secukupnya Kaldu bubuk secukupnya Air ± 400 ml Bahan Kriuk Bawang 5–6 siung bawang putih, cincang halus 3 sdm tepung maizena ¼ sdt garam ¼ sdt lada Minyak banyak untuk menggoreng Cara Membuat Ungkep ayam terlebih dahulu Haluskan bawang putih, bawang merah, kunyit, dan ketumbar. Tumis sebentar hingga harum. Masukkan ayam, aduk rata, lalu tuang air. Tambahkan garam dan kaldu...

avatar
Apitsupriatna
Gambar Entri
Resep Ayam Ungkep Bumbu Kuning Cepat, Praktis untuk Masakan Harian
Makanan Minuman Makanan Minuman
Jawa Barat

Ayam ungkep bumbu kuning adalah salah satu menu rumahan yang paling praktis dibuat. Rasanya gurih, aromanya harum, dan bisa diolah lagi menjadi berbagai hidangan seperti ayam goreng, ayam bakar, hingga pelengkap nasi kuning. Keunggulan lainnya, resep ini termasuk cepat dan cocok untuk kamu yang ingin memasak tanpa ribet namun tetap enak. Berikut resep ayam ungkep bumbu kuning cepat yang bisa kamu coba di rumah. Bahan-Bahan ½ kg ayam, potong sesuai selera 4 siung bawang putih 5 siung bawang merah 1 ruas kunyit 1 ruas jahe 1 ruas lengkuas (geprek) 2 lembar daun salam 2 lembar daun jeruk 1 batang serai (geprek) 1 sdt ketumbar bubuk (opsional) Garam secukupnya Kaldu bubuk secukupnya Air ± 400–500 ml Minyak sedikit untuk menumis Cara Membuat Haluskan bumbu Blender atau ulek bawang merah, bawang putih, kunyit, jahe, dan ketumbar bubuk (jika dipakai). Semakin halus bumbunya, semakin meresap ke ayam. Tumis bumbu hingga harum Panaskan sedikit m...

avatar
Apitsupriatna
Gambar Entri
Konsep Ikan Keramat Sebagai Konservasi Lokal Air Bersih Kawasan Goa Ngerong Tuban
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Jawa Timur

Sumber daya air merupakan sebuah unsur esensial dalam mendukung keberlangsungan kehidupan di bumi. Ketersediaan air dengan kualitas baik dan jumlah yang cukup menjadi faktor utama keseimbangan ekosistem serta kesejahteraan manusia. Namun, pada era modern saat ini, dunia menghadapi krisis air yang semakin mengkhawatirkan (Sari et al., 2024). Berkurangnya ketersediaan air disebabkan oleh berbagai faktor global seperti pemanasan, degradasi lingkungan, dan pertumbuhan penduduk yang pesat. Kondisi tersebut menuntut adanya langkah-langkah strategis dalam pengelolaan air dengan memperhatikan berbagai faktor yang tidak hanya teknis, tetapi juga memperhatikan sosial dan budaya masyarakat. Salah satu langkah yang relevan adalah konservasi air berbasis kearifan lokal. Langkah strategis ini memprioritaskan nilai-nilai budaya masyarakat sebagai dasar dalam menjaga sumber daya air. Salah satu wilayah yang mengimplementasikan konservasi berbasis kearifan lokal yaitu Goa Ngerong di kecamatan Rengel,...

avatar
Muhammad Rofiul Alim
Gambar Entri
Upacara Kelahiran di Nias
Ritual Ritual
Sumatera Utara

Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...

avatar
Admin Budaya