Bipang berasal dari Tiongkok. Bi berarti beras, pang berarti wangi
. Berarti beras yang wangi. Dalam bahasa Inggris makanan ringan ini lebih dikenal dengan puff rice cakes. Bipang dibuat dari beras yang dipanaskan dengan suhu tinggi sampai mekar, kemudian dicampur dengan gula yang telah dicairkan dan vanili, kemudian dicetak dan dipotong-potong. Sehingga camilan ini akan terasa renyah, manis, dan wangi di lidah.
Orang yang pertama kali membuat bipang ini yaitu Alm.Bapak Kwee Pwee Bok. Beliau pertama kali membuat bipang sejak jaman penjajahan jepang . Jaman dulu belum ada kemasan plastik seperti jaman sekarang, sehingga bipang dibungkus dengan daun pisang. setelah Indonesia merdeka tahun 1945. Bipang mulai banyak dikenal masyarakat Pasuruan. Untuk membedakan dengan produk kompetitor, diperlukan 1 nama untuk membedakan. Karena pembeli bipang kebanyakan adalah para pelaut, nelayan, dipilihlah satu nama yang identik dengan dunia pelayaran. Akhirnya dipilihlah nama Jangkar. Sehingga pada tahun 1949 makanan ringan ini terdaftar dengan nama Bipang Jangkar.
Awalnya bipang ini hanya identik dengan rasa vanila saja. Namun seiring berkembangnya zaman oleh-oleh khas Pasuruan ini tersedia dalam berbagai macam rasa mulai dari rasa vanili, coklat, stroberi, kelapa, dll serta berbagai kemasan yang bisa dijangkau mulai masyarakat menengah ke bawah sampai menengah ke atas.
Di Pasuruan sendiri Bipang banyak ditemukan di hampir setiap pasar tradisional, terutama Pasar Induk Pasuruan yang dekat dengan Pelabuhan dan Stasiun Kota Pasuruan. Namun Salah satu pabrik terbesar dan tertua pembuat Bipang adalah pabrik Jangkar, sehingga kebanyakan masyarakat mengidentikan Bipang dengan pabrik ini. Pabrik ini sendiri sudah mulai memproduksi bipang sejak tahun 1949.
Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...
Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembongb berwarnaungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok dan pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belaka...
Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN : terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembong berwarna ungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok ataupun pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR : sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH : Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghad...
aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan
Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang