Biola Minang
Biola memang tidak asing di telinga Anda, bukan?
Ya, alat musik ini kemudian juga menjadi alat musik tradisional Minang. Namun tidak begitu saja, biola yang di klaim sebagai alat musik Minangkabau sudah melalui proses modifikasi. Pengerjaan modifikasi dilakukan berdasarkan selera daerah lokal.
Dan cara memainkan biola, rasanya pembaca sudah lebih tahu dari penulis. Dengan begitu tidak penting lagi untuk di jelaskan.
https://www.silontong.com/2017/12/07/alat-musik-tradisional-sumatera-barat/
--------------------------------------------
Sumber: Ensiklopedi Musik dan Tari Daerah Sumatera Barat
Biola adalah sejenis alat musik gesek tradisionil di daerah-daerah Kabupaten Pesisir Selatan. Dinamakan demikian karena berbentuk seperti biola, lengkap dengan segala alat-alatnya dan dibuat sendiri di daerah itu.
Sebelumnya di daerah-daerah Kab. Pesisir Selatan dipergunakan orang rabab dibuat dari tempurung, bertali/snar tiga buah. Setelah orang mengenal biola, rabab tempurung tidak digunakan lagi. Sehingga sampai sekarang rabab tidak berkembang lagi di daerah itu. Orang daerah Kabupaten Pesisir Selatan menamakannya permainan biola sedang orang bahgian darek tetap menamakan permainan rabab.
Biola itu terbuat dari kayu bayua (bayur), madang, sicerek atau juga jenis kayu lain yang terdapat di daerah itu. Ukurannya lebih besar dari biola. empat perempat, tetapi lebih pendek dari biola alto. Tali penggeseknya dibuat dari ekor kuda, benang/lidah buaya, tali nilon yang paling halus, mempunyai empat buah snar/tali dari dawai. Cara menyetem (menyamakan bunyinya seperti menyetem biola, tapi nadanya lebih rendah dari nada garpu tala karena harus disesuaikan dengan suara penyanyinya.
Dimainkan oleh seorang laki-laki sampil duduk diatas tikar, cara membunyikannya seperti menggesek Cello yaitu dengan menegakkan biola itu diatas lantai. Permainan biola ini dapat berupa permainan solo (tunggal), tetapi lebih banyak bersifat pengiring dendang/nyanyi yang membawakan berbagai-bagai jenis lagu daerah dan cerita rakyat/kaba oleh pemain sendiri.
Permainan biola itu bersifat hiburan rakyat, dipertunjukkan pada hari-hari perkawinan, turun mandi anak dan hari penghelatan negeri sampai waktu subuh.
Penggemar biola tidak hanya terdapat di daerah Pesisir Selatan saja tapi juga sampai di daerah darek.
Selain bersifat hiburan, kesempatan ini juga dipergunakan untuk mengumpulkan dana bagi pembangunan negeri. Sekarang permainan biola dapat didengar melalui radio.
BAHAN-BAHAN 1 ikat kangkung bumbu halus : 5 siung bawang merah 2 siung bawang putih 2 butir kemiri 1 sdt ketumbar bubuk seruas kencur aromatic : 2 lembar daun salam 2 lembar daun jeruk 1 btg sereh seruas lengkuas,geprek seasoning : 1 sdt garam (sesuai selera) 1/2 sdt kaldu bubuk 1/2 sdm gula jawa sisir 1 sdt gula pasir Rose Brand 1 bungkus santan cair instan Rose Brand 1 liter air 3 sdm minyak goreng untuk menumis CARA MEMASAK: Siangi kangkung cuci bersih,tiriskan Haluskan bumbu Tumis bumbu halus hingga harum dengan secukupnya minyak goreng,masukkan aromatic,masak hingga layu,beri air 1 lt Masukkan kangkung,beri seasoning,aduk rata Koreksi rasa Sajikan Sumber: https://cookpad.com/id/resep/25030546?ref=search&search_term=kangkung
Bahan: 1 buah tomat, potong dadu 2 ekor ikan tongkol ukuran sedang (1/2kg) 1/2 bks bumbu marinasi bubuk 1 sdt bawang putih Secukupnya garam Secukupnya gula 7 siung bawang merah, iris 5 buah cabe rawit, iris 2 batang sereh, ambil bagian putihnya, iris 3 lembar daun jeruk, iris tipis-tipis 1 bks terasi ABC Minyak untuk menumis Secukupnya air Cara memasak: Cuci bersih ikan tongkol. Taburi bumbu marinasi desaku, garam secukupnya, air 2 sdm ke ikan tongkol. Siapkan bahan-bahan. Iris tipis bawang merah, daun jeruk, seret, cabe rawit. Kukus ikan tongkol selama 10 menit. Lapisi dengan daun pisang atau daun kunyit. Boleh jg tidak d lapisi. Setelah ikan di kukus, goreng ikan. Tumis bawang merah dan bahan lainnya. Masukkan terasi yg telah dihancurkan. Setelah matang, masukkan ikan yang telah digoreng. Aduk hingga rata. Sajikan dengan nasi hangat. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/24995999?ref=search&search_term=dabu+dabu
Bahan-bahan Porsi 2 orang Bumbu Ikan bakar : 2 ekor ikan peda 1 sdm kecap 1/2 sdm Gula merah 1/2 sdt garam Minyak goreng Bahan sambal dabu-dabu : 7 buah cabe rawit merah, iris kecil 1 buah tomat merah, iris dadu 3 siung bawang merah,iris halus 2 lembar daun jeruk, buang tulang tengah daun, iris tipis 2 sdm minyak goreng panas Cara Membuat: Marinasi ikan dengan air perasan jeruk nipis dan garam secukupnya, diamkan 20 menit, kemudian panggang diatas teflon(aku di happycall yang dialasi daun pisang) sesekali olesi minyak plus bumbu ke ikannya(aku pakai bumbu kecap dan gula merah) panggang sampai matang. Cara bikin Sambal dabu-dabu : Campurkan semua bahan sambal dabu-dabu ke dalam mangkok kecuali minyak kelapa, panaskan minyak kelapa, kemudian siram diatas sambal tadi, sajikan ikan peda bakar dengan sambal dabu-dabu. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/15232544?ref=search&search_term=peda+bakar
MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...
Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.