Besengek Tempe Benguk banyak dibuat oleh masyarakat dari Dusun Nganggrung, Kabupaten Kulon Progo. Karena itu namanya sering disebut Besengek Nganggrung.
Daerah Kabupaten Kulonprogo, Yogyakarta terutama daerah Desa Sentolo kabupaten Kulon Progo yang merupakan suatu daerah yang letaknya dipinggiran kota, berjarak lebih kurang 13 km dari kota kabupaten Kulon Progo (Wates) dan sekitar 17 km dari kota Propinsi Yogyakarta adalah suatu wilayah penghasil biji benguk dan koro. Tanaman benguk ini sangat banyak ditemukan di wilayah Kulon Progo khususnya daerah Desa Sentolo, sehingga banyaknya biji benguk tersebut menginspirasi penduduk Kulon Progo untuk mengolahnya menjadi tempe benguk, karena harga biji benguk yang lebih murah dan mudah didapat daripada biji kedelai. Nama botaninya adalah Mucuna Pruriens, sejenis kacang koro dengan induk tanamannya tumbuh merambat, dalam ilmu tumbuh-tumbuhan, Kacang Benguk satu keluarga dengan Buncis dan Kapri, memiliki butiran kacang yang lebih besar daripada kacang kedelai. Orang Jawa di Jogja, Magelang dan sekitarnya menyebutnya Benguk. Benguk lebih populer di daerah selatan, di Kulon Progo, Tanaman Benguk tumbuh merambat seperti tanaman kacang koro dan buncis. Tanaman ini tidak terlalu membutuhkan banyak air. Bahkan tanaman ini dapat tumbuh pada hampir semua tempat. Di desa-desa tanaman ini umumnya tidak ditanam secara khusus dan intensif. Artinya, tanaman ini sering ditanam sebagai selingan atau tanaman pengisi tanah kosong yang nyaris tidak tergarap. Tidak mengherankan jika jenis tanaman ini sering ditemukan di pinggiran sungai, di pematang, di lereng-lereng pegunungan dengan kondisi tanah yang relatif minim tingkat kesuburannya. Biji Benguk memiliki ukuran kira-kira sebesar kelereng dengan bentuk sedikit lonjong dan agak pipih. Biji benguk berwarna abu-abu hingga kehitaman. Dalam satu kulit (polong) Benguk biasanya berisi 3-5 biji Benguk. Biji-biji tersebut dapat diolah menjadi Tempe Benguk dengan cara pengolahan sama seperti pembuatan tempe kedelai.
Setelah dibuat menjadi tempe benguk, maka salah satu bentuk olahan masakan tempe yang sangat digemari berbahan tempe benguk adalah besengek tempe benguk. Bahkan masakan ini hanya akan bisa ditemui di daerah Kulon Progo saja. Besengek adalah masakan bersantan dengan bumbu dasar putih (bawang putih, bawang merah, ketumbar, kemiri, dan bumbu segarnya salam, laos, sereh, dan daun jeruk purut). Selanjutnya tempe benguk dimasak bersama seluruh santan sampai tempe tercelup. Dimasak dengan api kecil sehingga akan menyebabkan tempe tersebut lunak dan beraroma bumbu. Rasa besengek yang gurih dan empuk sangat serasi apalagi dimakan bersama geblek yang baru digoreng. Geblek adalah makanan berbasis ketela/tapioka yang berasa tawar dan dikonsumsi sesaat setelah digoreng.
Tempe benguk atau masyarakat juga menyebutnya dengan tempe besengek adalah makanan tradisional khas Kulon Progo yang cukup melegenda di era kemerdekaan Indonesia. Tempe tradisional khas Kulon Progo ini memiliki kandungan protein yang cukup tinggi. Memang terkadang protein dan lemak benguk lebih rendah dibandingkan kedelai, sementara kandungan karbohidratnya justru dua kali lipat. Selain itu, benguk juga memiliki kandungan gizi yang tinggi. Dari 100 g biji benguk terkandung 55 g karbohidrat, 130 mg kalsium, 200 mg fosfor, 2 mg besi, 70 SI vitamin A, 0,3 mg vitamin B1, dan 15 g air.
Besengek Tempe Benguk memiliki rasa yang khas yang berbeda dengan rasa tempe kedelai. Biji Benguk pada intinya tidak bisa menjadi sangat lunak seperti kedelai atau biji yang lain. Jadi, rasa kemlethuk pada Tempe Benguk ketika digigit atau dikunyah menimbulkan rasa yang unik. Paduan bumbu besengek yang pas, manis-manis gurih dengan aroma rempah-rempah yang agak kuat menggelitik dan mengungkit-ungkit gelora nafsu makan. Empuk-kemlethuk, gurih, manis dari Besengek Tempe Benguk ini umumnya disantap bersamaan dengan geblek dalam keadaan hangat dengan ditemani segelas teh manis hangat.
Besengek Tempe Benguk akan sangat sulit didapatkan kecuali di wilayah Kulon Progo seperti di Pasar Wates, Pasar Bendungan, dan Nanggulan. Sepotong besengek Tempe Benguk harganya tidak pernah lebih dari Rp 1.000,-. Lebih afdol lagi jika Anda bias mendatangi produsennya langsung seperti di Bejaten, Jatisarono, Nanggulan, Kulon Progo. Seperti sudah diatur, penjual besengek nganggrung hanya terdapat seorang untuk setiap pasar tradisional di Yogyakarta dan umumnya berjualan 2 hari sekali. Hal ini disebabkan karena untuk membuat besengek diperlukan perendaman tempe benguk yang terbuat dari koro benguk selama 2 hari untuk membebaskan glikosida yang terbentuk di dalamnya. Penjualan besengek nganggrung dilakukan pagi hari subuh hingga tengah hari menggunakan panci besardan selalu habis setiap berjualan. Cara membuat tempe benguk cukup mudah tapi harus hati-hati, karena jika salah pengolahannya akan membuat rasanya pahit.
Resep:
Air bersih
Ragi tempe
Biji koro
Abu gosok
Panci dan Kompor
Nampan/papan bersih
Daun pisang atau daun jati
Persiapkan biji benguk (koro) secukupnya, lalu rebus selama kurang lebih 60 menit sampai air mendidih. Untuk menghilangkan rasa pahit akibat getah biji koro ini bisa menambahkan abu gosok yang bisa dimasukkan di dalam rebusan.
Setelah itu angkat dan tiriskan sampai benar-benar terlihat kering.
Kemudian kupas biji benguk dan bersihkan dalamnya hingga benar-benar bersih.
Setelah biji koro ini benar-benar bersih kemudian rendamlah biji benguk selama kurang lebih 3 hari.
Setelah proses perendaman selama 3 hari selesai, lalu angkat dan tiriskan.
Beri ragi tempe secukupnya sesuai takaran dan bungkus dengan daun pisang atau daun jati.
Letakkan ragi tempe dalam nampan dan simpan di ruangan yang bersih dan lembab agar pertumbuhan spora jamur di tempe benguk ini bagus, kurang lebih simpanlah kurang lebih 2 hari atau sampai tempe ditumbuhi spora jamur keseluruhan.
Tempe benguk siap untuk dimasak sesuai selera.
100 ml santan kental
¾ liter santan dari ½ butir kelapa
¼ kg tempe benguk yang dipotong sesuai selera
½ ons daun melinjo
Minyak goreng secukupnya
2 lembar daun salam
2 ruas lengkuas
5 siung bawang putih
6 butir bawang merah
Garam secukupnya
Gula merah secukupnya
1 sdt ketumbar
5 butir kemiri
50 g cabai hijau
Rebus tempe benguk menggunakan air biasa sampai mendidih.
Setelah mendidih, buang air rebusannya lalu bilas tempe menggunakan air bersih.
Sementara itu, panaskan minyak untuk menumis bawang putih dan bawang merah hingga baunya harum.
Lalu campurkan ke minyak panas tadi daun salam dan lengkuas beserta bumbu halus (ketumbar, kemiri, cabai hijau), tumis sampai daun kelihatan layu.
Kemudian masukkan benguk dan daun melinjo, lalu aduk-aduk sampai rata sambil memasukkan santan, garam dan gula merah.
Aduk terus sampai santan terlihat mendidih. Masak sampai bumbu meresap dan santan ikut mendidih.
Angkat dan tuang pada mangkuk saji.
Sumber:
Murdijati Gardjiton Dkk. 2017. Kuliner Yogyakarta: Pantas Dikenang Sepanjang Masa. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
http://www.lungo.id/2016/06/tempe-benguk-besengek.html
http://www.sarihusada.co.id/Nutrisi-Untuk-Bangsa/Aktivitas/Jelajah-Gizi/Lezatnya-BESENGEK-TEMPE-BENGUK-khas-pesisir-KULONPROGO-bikin-Merem-Melek-menikmatinya-
Bangunan GKJ Pakem merupakan bagian dari kompleks sanatorium Pakem, yang didirikan sebagai respon terhadap lonjakan kasus tuberculosis di Hindia-Belanda pada awal abad ke-20, saat obat dan vaksin untuk penyakit ini belum ditemukan. Sanatorium dibangun untuk mengkarantina penderita tuberculosis guna mencegah penularan. Keberadaan sanatorium di Indonesia dimulai pada tahun 1900-an, dengan pandangan bahwa tuberculosis adalah penyakit yang jarang terjadi di negara tropis. Kompleks Sanatorium Pakem dibangun sebagai solusi untuk mengatasi kekurangan kapasitas di rumah sakit zending di berbagai kota seperti Solo, Klaten, Yogyakarta, dan sekitarnya. Lokasi di Pakem, 19 kilometer ke utara Yogyakarta, dipilih karena jauh dari keramaian dan memiliki udara yang dianggap mendukung pemulihan pasien. Pembangunan sanatorium dimulai pada Oktober 1935 dan dirancang oleh kantor arsitektur Sindoetomo, termasuk pemasangan listrik dan pipa air. Sanatorium diresmikan oleh Sultan Hamengkubuwono VIII pada 23...
Bahan-bahan 4 orang 2 bungkus mie telur 4 butir telur kocok 1 buah wortel potong korek api 5 helai kol 1 daun bawang 4 seledri gula, garam, totole dan merica 1 sdm bumbu dasar putih Bumbu Dasar Putih Praktis 1 sdm bumbu dasar merah Meal Prep Frozen ll Stok Bumbu Dasar Praktis Merah Putih Kuning + Bumbu Nasi/ Mie Goreng merica (saya pake merica bubuk) kaldu jamur (totole) secukupnya kecap manis secukupnya saus tiram Bumbu Pecel 1 bumbu pecel instant Pelengkap Bakwan Bakwan Kriuk bawang goreng telur ceplok kerupuk Cara Membuat 30 menit 1 Rebus mie, tiriskan 2 Buat telur orak arik 3 MAsukkan duo bumbu dasar, sayuran, tumis hingga layu, masukkan kecap, saus tiram, gula, garam, lada bubuk, penyedap, aduk hingga kecap mulai berkaramel 4 Masukkan mie telur, kecilkan / matikan api, aduk hingga merata 5 Goreng bakwan, seduh bumbu pecel 6 Siram diatas mie, sajikan dengan pelengkap
Wisma Gadjah Mada terletak di Jalan Wrekso no. 447, Kelurahan Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma Gadjah Mada dimiliki oleh Universitas Gadjah Mada yang dikelola oleh PT GAMA MULTI USAHA MANDIRI. Bangunan ini didirikan pada tahun 1919 oleh pemiliknya orang Belanda yaitu Tuan Dezentje. Salah satu nilai historis wisma Gadjah Mada yaitu pada tahun 1948 pernah digunakan sebagai tempat perundingan khusus antara pemerintahan RI dengan Belanda yang diwakili oleh Komisi Tiga Negara yang menghasilkan Notulen Kaliurang. Wisma Gadjah Mada diresmikan oleh rektor UGM, Prof. Dr. T. Jacob setelah di pugar sekitar tahun 1958. Bangunan ini dikenal oleh masyarakat sekitar dengan Loji Cengger, penamaan tersebut dikarenakan salah satu komponen bangunan menyerupai cengger ayam. Wisma Gadjah Mada awalnya digunakan sebagai tempat tinggal Tuan Dezentje, saat ini bangunan tersebut difungsikan sebagai penginapan dan tempat rapat. Wisma Gadjah Mada memiliki arsitektur ind...
Bangunan ini dibangun tahun 1930-an. Pada tahun 1945 bangunan ini dibeli oleh RRI Yogyakarta, kemudian dilakukan renovasi dan selesai tanggal 7 Mei 1948 sesuai dengan tulisan di prasasti yang terdapat di halaman. Bangunan bergaya indis. Bangunan dilengkapi cerobong asap.
Awal mula hadirnya Gereja Klepu sebagai tempat peribadatan bermula dari didirikannya sekolah tingkat dasar untuk rakyat. Sekolah tingkat dasar pertama didirikan oleh Rm. Strater, SJ, seorang misionaris Jesuit, pada tahun 1912. Latar belakang pendirian sekolah ini ialah adanya keprihatinan terhadap tingginya jumlah penduduk pribumi yang masih buta huruf. Umat Katolik awal berasal dari orang-orang yang bekerja sebagai kuli di perkebunan tebu milik tuan-tuan berkebangsaan Belanda. Para kuli yang sudah di sekolahkan akan naik pangkat menjadi mandor. Pastor F. Strater, SJ mengajar mereka untuk membaca dan menulis. Sebagian dari mereka yang tertarik dengan iman Kristiani kemudian memeluk agama Katolik. Sebulan sekali mereka mengikuti magang di Kotabaru. Baptisan pertama terjadi pada tahun 1916. Thomas Sogol dari Kaliduren menjadi orang pertama yang dibaptis. Selang 3 tahun setelah baptisan pertama, pada tahun 1919 baru ada satu orang lagi yang dibaptis. Kemudian tahun 1921, terdapat sat...