Berkaul Adat
Di Kabupaten Sijunjung, Propinsi Sumatera Barat dimana kelurahan atau desanya disebut dengan Nagari. Di setiap nagari tersebut terdapat sebuah tradisi unik yang bernama Berkaul Adat. Tradisi tersebut dilaksanakan setiap setahun sekali untuk menyambut kedatangan masa bercocok tanam. Berkaul Adat bertujuan untuk berdoa kepada Allah supaya tanaman yang ditanam khususnya padi dapat panen dengan baik dan semestinya. Berkaul Adat adalah tradisi yang telah turun temurun dari nenek moyang suku Minangkabau. Dimana pada tradisi ini juga disertai dengan penyembelihan kerbau yang nantinya dagingnya akan dibagikan kepada masyarakat yang telah membayar dau sebelumnya oleh petinggi-petinggi suku atau niniak mamak ( tergantung sukunya) umtuk dimasak dan dibuatkan gulai kabau yang nantinya juga akan disajikan kepada para niniak mamak, pemuda, dan anak-anak laki-laki yang ingin menikmatinya.
Di kampung saya, yaitu sebuah nagari yang bernama Taratak Baru dan Taratak Baru Utara ( Sebuah kenagarian yang awalnya satu tapi dimekarkan sistem pemerintahannya tetapi tidak dengan adat dan kepemudaannya ), acara berkaul adat diadakan setiap hari senin dimana pada malam seninnya atau minggu malam juga terdapat acara yang disebut dengan “Jago-jago”. Pada malam jago-jago itu disajikan kesenian randai dari grup randai dalam nagari dan juga grup randai dari luar nagari, hal ini bertujuan untuk menghibur masyarakat yang sangat antusias untuk menonton acara tersebut serta untuk menemani orang-orang yang nantinya akan menyembelih kerbau ( mamantai kabau ).
Pada pagi senin para induak-induak (ibu-ibu) akan sibuk di dapur untuk membuat gulai kabau. Kemudian nantinya sekitaran jam 14.00 WIB disaat acara berkaul adat sudah dimulai yang biasanya juga diadakan acara silek galombang untuk menyambut kedatangan para niniak mamak, alim ulama, dan cadiak pandai yang tadinya telah berunding di balai-balai adat terlebih dahulu. Masyarakat juga dihibur dengan tari piriang dari induak-induak maupun anak-anak yang telah mahir untuk memainkan tari piring tersebut. Tentunya juga dengan penampilan silek dari para pemuda. Acara yang paling ditunggu-tunggu biasanya adalah acara penampilan silek pedang. Acara ini sangat menarik karena harus memiliki tingkat kehati-hatian yang tinggi serta menguras emosi dari para niniak mamak, alim ulama, cadiak pandai yang biasanya menampilkan silek pedang tersebut.
Dalam acara ini biasanya juga ada acara panjat pinang, dan tentunya acara yang paling ditungu-tunggu adalah acara makan basamo. Sebelum penampilan acara hiburan seperti yang tersebut di atas, biasanya didahului dengan pengarakan jamba dan talam oleh para bundo kanduang dan induak-induak.
#OSKMITB2018
Sumber daya air merupakan sebuah unsur esensial dalam mendukung keberlangsungan kehidupan di bumi. Ketersediaan air dengan kualitas baik dan jumlah yang cukup menjadi faktor utama keseimbangan ekosistem serta kesejahteraan manusia. Namun, pada era modern saat ini, dunia menghadapi krisis air yang semakin mengkhawatirkan (Sari et al., 2024). Berkurangnya ketersediaan air disebabkan oleh berbagai faktor global seperti pemanasan, degradasi lingkungan, dan pertumbuhan penduduk yang pesat. Kondisi tersebut menuntut adanya langkah-langkah strategis dalam pengelolaan air dengan memperhatikan berbagai faktor yang tidak hanya teknis, tetapi juga memperhatikan sosial dan budaya masyarakat. Salah satu langkah yang relevan adalah konservasi air berbasis kearifan lokal. Langkah strategis ini memprioritaskan nilai-nilai budaya masyarakat sebagai dasar dalam menjaga sumber daya air. Salah satu wilayah yang mengimplementasikan konservasi berbasis kearifan lokal yaitu Goa Ngerong di kecamatan Rengel,...
Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...
Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembongb berwarnaungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok dan pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belaka...
aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan
Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang