Produk Arsitektur
Produk Arsitektur
Bangunan Kepulauan Bangka Belitung Belinyu, Pulau Bangka
Benteng Kuto Panji
- 22 April 2014

Salah satu aset bersejarah di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang terletak di ujung Pulau Utara Pulau Bangka, tepatnya di sebuah Kota Kecamatan bernama Belinyu.

Bangunan ini merupakan peninggalan Kerajaan China Raja Bong Khiung Fu asal dataran tinggi China – Tibet yang mendirikan sebuah kerajaan kecil mirip benteng pertahanan empat abad ke belakang. Di Ujung utara Pulau Bangka di Kota Belinyu banyak tersimpan asset sejarah peninggalan abad-abad lalu. Dalam kitab sejarah Tiongkok Kuno seperti yang dituturkan salah seorang keturunan Raja Bong Kap (Kuto Panji)kepada bkgi.

Pada zaman dulu Bong Khiung Fu seorang penguasa di Tibet – China berselisih dengan penguasa Tiongkok yang menguasai seluruh jazirah Tiongkok. Bong Khiung Fu menolak membayar upeti kepada Khian Lung Raja Tiongkok yang waktu itu berkuasa. Raja pun marah dan akan menghukum mati Bong Khiung Fu. Mendengar raja akan menghukum mati dirinya. Bong Khiung Fu bersama pasukannya, keluarganya dan seorang putrinya bernama putri Chok Tian bermaksud melarikan diri keluar dari daratan Tiongkok mengarungi samudera dengan maksud ke tanah Jawa. Dalam perjalanan tersebut dibawa lah seluruh hartanya dan bala tentaranya yang menumpangi beberapa buah kapal besar dan kapal kecil. Dalam pelarian mengarungi samudera itu Bong khiung Fu berserta pengikut dan keluarganya mempersiapkan bekal harta yang cukup banyak termasuk emas seberat 972 Kg dan tanaman jeruk Kingkit sebagai obat anti mabuk dalam pelayaran ke tempat tujuan, yang suatu saat jeruk Kingkit ini merupakan tanaman yang langka di Indonesia dengan nilai jual tinggi, aslinya dari China dibawa Bong Khiung Fu tadi. Sebelum sampai ketempat tujuan rombongan disersi ini sempat transit ke beberapa negeri, diantarnya Siam, Pathani – Thailand, Siantan -Johor dan dari Siantan bermaksud menuju Pulau Jawa untuk mencari suaka politik. Namun, takdir berkata lain tidak sesuai rencana Bong Khiung Fu semula. Begitu melintasi perairan Selat Berhala dan mendekati ujung utara Pulau Bangka rombongan itu dikejar-kejar oleh bangsa Lanun (bajak laut). Akhirnya mereka melarikan diri menuju ujung utara Pulau Bangka sebagai daratan terdekat memeasuki Teluk Kelabat – Belinyu hingga memasuki muara Sungai Karang Lintang menyusuri pedalaman dan berhenti si suatu daerah yang dulu bernama Karang Lintang. Dirasa aman bersembunyi di situ, lalu mulai membuka daerah baru itu dengan berkebun dan bercocok tanam di pedalaman tersebut. Hingga terfikir olehnya mendirikan sebuah benteng pertahanan yang kokoh yang mampu menghalau serangan bajak laut dan serangan luar lainnya. Dibangunlah sebuah bentuk bangunan mirip benteng pertahanan sebagai istana kecilnya lengkap dengan perangkat pemerintahannya yang saat itu tunduk kepada kekuasaan Kesultanan Palembang. Sebagai kerajaan kecil yang tunduk pada domninasi Palembang tentu saja harus memberikan upeti berupa timah tiban kepada penguasa Palembang. Ada pun pembangunan benteng Kuto Panji atau dalam bahasa China Hokkiannya Bong Kap waktu pembangunan benteng istana tersebut memakan waktu 5 tahun ( 1664 – 1669 M) dengan material dari sekitar benteng dan bahan material khusus yang dibawanhya dri Tiongkok. Sebagai perekat/ semen digunakan lah putih telor angsa sebagai campuran pasir dan batu gedung. Kuto Panji dalam kurun beberapa abad dapat bertahan hingga benar-benar runtuh di tahun 1774 karena serangan musuh dan sebelumnya bertubi-tubi serangan bangsa Lanun. Menujrut beberapa versi Raja Bong Khiung Fu mati terbunuh oleh bangsa lanun, namun ada juga yang mengatakan dirinya lari ke Semenanjung Malaka. Sementara itu putrinya bernama Chok Tian mati terbunuh menceburkan diri ke sumur di sekitar istana Kujto Panji.

Sampai saat ini reruntuhan istana Kuto Panji masih menyisakan beberapa bagian bangunan yang masih ada, terletak di belakang Kantor Camat Belinyu

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Upacara Kelahiran di Nias
Ritual Ritual
Sumatera Utara

Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak, Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman)...

avatar
Admin Budaya
Gambar Entri
Prajurit Pemanah Kasultanan Kasepuhan Cirebon Di Festival Keraton Nusantara
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Jawa Barat

Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembongb berwarnaungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok dan pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belaka...

avatar
ASEP NU KASEP TEA ATUH PIRAKU
Gambar Entri
Prajurit pemanah kasultanan kasepuhan cirebon di festival keraton nusantara
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Jawa Barat

Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN : terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembong berwarna ungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok ataupun pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR : sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH : Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghad...

avatar
ASEP NU KASEP TEA ATUH PIRAKU
Gambar Entri
Kirab agung milad ke 215 kesultanan kacirebonan
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Jawa Barat

aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan

avatar
ASEP NU KASEP TEA ATUH PIRAKU
Gambar Entri
PANURUNG: Pasukan Pengawal Keraton Sumedang Larang
Senjata dan Alat Perang Senjata dan Alat Perang
Jawa Barat

Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang

avatar
ASEP NU KASEP TEA ATUH PIRAKU