Produk Arsitektur
Produk Arsitektur
Gedung Jawa Barat Cililin
Benteng Gedong Dalapan #DaftarSB19
- 16 Februari 2019

 Masa penjajahan Belanda menyisakan kenangan pahit bagi bangsa Indonesia. Betapa tidak, Indonesia dijajah oleh Belanda selama 3,5 abad atau 350 tahun lamanya. Selama kurun waktu itu, Indonesia telah melewati masa-masa sulit hingga akhirnya berkat perjuangan para pahlawan, Indonesia dapat memproklamirkan kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945.

Tidak hanya meninggalkan kenangan pahit yang sangat menyesakkan dada. Masa penjajahan Belanda juga meninggalkan banyak peninggalan sejarah, berupa artefak bangunan, bahasa dan kebudayaan. Peninggalan sejarah pada masa penjajahan Belanda tersebar di seluruh Indonesia.

Satu peninggalan monumental yang menunjukkan betapa kuatnya Belanda kala itu adalah berdirinya bangunan-bangunan benteng atau bunker yang sangat kokoh di sejumlah wilayah Indonesia, bahkan hingga wilayah terpencil Indonesia.


 

Demi mempertahankan negeri jajahannya, Belanda membangun benteng-benteng pertahanan sebagai tempat persembunyiannya dari musuh, pengintaian pergerakan musuh, penyimpanan persenjataan bahkan sebagai tempat eksekusi dan pembantaian musuh.

Kabupaten Bandung Barat (KBB) menjadi satu wilayah yang memiliki peninggalan bunker atau benteng-benteng bersejarah. Dimulai dari wilayah utara Lembang, hingga barat dan selatan Bandung Barat terdapat peninggalan benteng. Salah satunya ialah Benteng Gedong Dalapan. Terletak di Kampung Gagak RT 02/03, Desa Karang Anyar, Kecamatan Cililin, lebih tepatnya di atas perbukitan Pasir Gagak.


 

Situs bersejarah ini tampak sudah rusak dan tidak terawat. Terdapat pengerusakan bangunan berupa penghancuran pintu dan jendela gedung. Selain itu terdapat pula lubang-lubang penggalian liar di dalam bangunan. Terdapat pula vandalisme dengan coretan-coretan masif di dinding bangunan.

Benteng tampak berdiri kokoh di atas lahan seluas 20 hektare milik TNI, yang dilekola langsung oleh warga setempat, dengan ditanami beberapa tanaman palawija seperti jagung hibrida dan singkong. Selain itu terdapat banyak tanaman liar dan semak belukar yang tumbuh di atas bangunan-bangunan tersebut.

Terdapat empat bangunan utama di kompleks benteng tersebut. Satu bangunan utama terdapat di bagian depan memanjang dari selatan ke utara menghadap ke arah timur. Bangunan ini memiliki delapan ruangan dengan jumlah delapan pintu dan 16 jendela.


 

Setiap ruangan berukuran 2,5 m x 3 m persegi, masing-masing ruangan dihubungkan oleh sebuah pintu di dalamnya. Makanya kemudian benteng tersebut dinamani Benteng Gedong Dalapan.

Sementara ketiga bangunan lainnya berada tepat di bagian belakang bangunan utama. Membentuk setengah lingkaran mengelilingi bangunan utama. Ketiga bangunan ini sudah tampak tidak utuh lagi, selain sudah rusak, pintu dan jendela bangunan sudah rubuh dan tidak utuh lagi, juga sudah terdapat retakan-retakan besar.

Namun, jika bangunan tersebut utuh, tampak masing-masing bangunan memiliki dua ruangan berukuran sama, yakni 2,5 m x 3 m persegi. Otomatis bangunan ini juga memiliki dua pintu lengkap dengan empat jendela.


 

Akan tetapi jika dilihat dari konstruksi bangunan ke tiga bangunan ini, sebelumya tampak tidak dihubungkan oleh pintu penghubung, hanya terdapat jendela kecil berukuran 50 cm x 50 cm di dalamnya. Selain itu terdapat bangunan gerbang utama yang cukup megah dengan panjang sekitar 10 meter.

M Hilal Hidayat (32) seorang warga setempat mengatakan, berdasarkan informasi dari sesepuh di kampung tersebut, Benteng Gedong Dalapan ini pertama kali dibangun oleh bangsa Belanda dengan memperkerjakan bangsa pribumi pada 1912 dan selesai pada 1918 di bawah pimpinan Tuan Bengkok (orang Belanda) dan Tuan Jackson.

"Dibangun pada 1912 dan selesai pada 1918 di bawah pimpinan Tuan Bengkok dan Tuan Jackson. Sekitar 6 tahun pembangunan oleh pribumi, yang pada waktu itu hanya digaji pada 3 sen," tuturnya.


 

Menurutnya kala itu, ratusan penduduk lokal dipekerjakan membangun benteng. Kaum pribumi ini harus mengangkut material bangunan seperti semen, pasir, besi dan batu dari bawah ke atas bukit dengan diangkut secara manual. "Jadi batu yang dipakai ini diambil dari sungai diangkut langsung oleh pribumi," ujarnya.

Dikatakanya, salah satu tujuan dibangunnya Gedong 8 selain sebagai benteng pertahanan dan tempat persembunyian (markas), benteng tersebut juga digunakan sebagai tempat penyimpanan senjata, eksekusi musuh. Dibangun di atas bukit dengan ditutupi tanah sebagai kamuflase dari pergerakan musuh.

"Pada tahun 2000 an masih terdapat pintu gerbang dari besi namun sekarang sudah hilang diambil orang tidak yang tidak bertanggung jawab. Menurut sesepuh juga terdapat jeruji besi di setiap jendela. Dan pintu besi yang sangat kuat dan tebal," tuturnya.


 

Hilal menuturkan, benteng tersebut sempat diduduki oleh Jepang selama 3,5 tahun saat penjajah Belanda berhasil dipukul mundur oleh Indonesia. Bahkan sempat terjadi peperangan antara Jepang dan sekutu memperebutkan benteng tersebut.

"Benteng sempat dihancurkan oleh pihak TNI pasca penjajahan Jepang kalah. Karena ada ketakutan bangunan tersebut akan kembali dipakai dan ditempati oleh sekutu," katanya.

Kini Hilal mengaku prihatin terhadap kondisi situs bersejarah tersebut yang tidak terurus dan diabaikan. Padahal keberadaan benteng tersebut sangatlah penting sebagai bukti sejarah perjuangan bangsa Indonesia terutama di Kabupaten Bandung Barat. Hilal berharap ada perhatian pemerintah setempat terutama Pemerintah Daerah untuk menjaga dan melestarikan situs bersejarah tersebut.

"Sudah pernah ada diskusi untuk dijadikan tempat wisata sejarah, namun belum terealisasi karena selain lahan milik TNI, akses menuju lokasi juga masih sulit," katanya.


 

Seorang pengunjung lokal asal Cihampelas Faisal Assidiq (27) mengatakan, selama ini belum adanya kepedulian pemerintah terhadap situs sejarah tersebut, terbukti dengan tidak terpeliharanya benteng tersebut.

"Padahal ini memiliki potensi yang luar biasa kalau dikelola dengan baik. Selain bisa mendatangkan pengunjung dari luar juga bisa menghidupkan perekonomian warga setempat," tuturnya di lokasi.

Untuk memgakses benteng bersejarah ini, terdapat dua akses langsung. Pertama melalui Cililin langsung dengan menggunkan kendaraan pribadi. Jarak yang ditempuh sekitar 18 km dari Alun-alun Cililin dengan kondisi jalan yang cukup buruk karena kerusakan di mana-mana.


 

Kedua bisa melalui Kecamatan Cihampelas lebih tepatnya melalui Kampung Bunder, Desa Tanjungjaya, Kecamatan Cihampelas, Kabupaten Bandung Barat. Bisa menggunakan sepeda motor berjarak 9 km dari Cihampelas.

Dilanjutkan dengan menyebrangi genangan Saguling menggunakan angkutan perahu selama 10 menit bertarif Rp 5-10 ribu per sekali angkut, tergantung jarak dan jumlah penumpang. Selanjutnya pengunjung bisa langsung berjalan menyusuri bukit selama kurang lebih 20 menit untuk menuju puncak. Sepanjang perjalanan pengunjung akan ditemani pohon-pohon palawija dan sawah milik warga setempat.



Artikel ini telah tayang di tribunjabar.id dengan judul Benteng Gedong Dalapan, Sisa Penjajahan Belanda yang terlupakan di Cililin Kabupaten Bandung Barat, http://jabar.tribunnews.com/2017/07/24/benteng-gedong-dalapan-sisa-penjajahan-belanda-yang-terlupakan-di-cililin-kabupaten-bandung-barat?page=all.
Penulis: Mumu Mujahidin
Editor: Ichsan

 

 

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Bobor Kangkung
Makanan Minuman Makanan Minuman
Jawa Tengah

BAHAN-BAHAN 1 ikat kangkung bumbu halus : 5 siung bawang merah 2 siung bawang putih 2 butir kemiri 1 sdt ketumbar bubuk seruas kencur aromatic : 2 lembar daun salam 2 lembar daun jeruk 1 btg sereh seruas lengkuas,geprek seasoning : 1 sdt garam (sesuai selera) 1/2 sdt kaldu bubuk 1/2 sdm gula jawa sisir 1 sdt gula pasir Rose Brand 1 bungkus santan cair instan Rose Brand 1 liter air 3 sdm minyak goreng untuk menumis CARA MEMASAK: Siangi kangkung cuci bersih,tiriskan Haluskan bumbu Tumis bumbu halus hingga harum dengan secukupnya minyak goreng,masukkan aromatic,masak hingga layu,beri air 1 lt Masukkan kangkung,beri seasoning,aduk rata Koreksi rasa Sajikan Sumber: https://cookpad.com/id/resep/25030546?ref=search&search_term=kangkung

avatar
Deni Andrian
Gambar Entri
Ikan Tongkol Sambal Dabu Dabu Terasi
Makanan Minuman Makanan Minuman
Sulawesi Utara

Bahan: 1 buah tomat, potong dadu 2 ekor ikan tongkol ukuran sedang (1/2kg) 1/2 bks bumbu marinasi bubuk 1 sdt bawang putih Secukupnya garam Secukupnya gula 7 siung bawang merah, iris 5 buah cabe rawit, iris 2 batang sereh, ambil bagian putihnya, iris 3 lembar daun jeruk, iris tipis-tipis 1 bks terasi ABC Minyak untuk menumis Secukupnya air Cara memasak: Cuci bersih ikan tongkol. Taburi bumbu marinasi desaku, garam secukupnya, air 2 sdm ke ikan tongkol. Siapkan bahan-bahan. Iris tipis bawang merah, daun jeruk, seret, cabe rawit. Kukus ikan tongkol selama 10 menit. Lapisi dengan daun pisang atau daun kunyit. Boleh jg tidak d lapisi. Setelah ikan di kukus, goreng ikan. Tumis bawang merah dan bahan lainnya. Masukkan terasi yg telah dihancurkan. Setelah matang, masukkan ikan yang telah digoreng. Aduk hingga rata. Sajikan dengan nasi hangat. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/24995999?ref=search&search_term=dabu+dabu

avatar
Deni Andrian
Gambar Entri
Peda bakar sambal dabu-dabu
Makanan Minuman Makanan Minuman
Sulawesi Selatan

Bahan-bahan Porsi 2 orang Bumbu Ikan bakar : 2 ekor ikan peda 1 sdm kecap 1/2 sdm Gula merah 1/2 sdt garam Minyak goreng Bahan sambal dabu-dabu : 7 buah cabe rawit merah, iris kecil 1 buah tomat merah, iris dadu 3 siung bawang merah,iris halus 2 lembar daun jeruk, buang tulang tengah daun, iris tipis 2 sdm minyak goreng panas Cara Membuat: Marinasi ikan dengan air perasan jeruk nipis dan garam secukupnya, diamkan 20 menit, kemudian panggang diatas teflon(aku di happycall yang dialasi daun pisang) sesekali olesi minyak plus bumbu ke ikannya(aku pakai bumbu kecap dan gula merah) panggang sampai matang. Cara bikin Sambal dabu-dabu : Campurkan semua bahan sambal dabu-dabu ke dalam mangkok kecuali minyak kelapa, panaskan minyak kelapa, kemudian siram diatas sambal tadi, sajikan ikan peda bakar dengan sambal dabu-dabu. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/15232544?ref=search&search_term=peda+bakar

avatar
Deni Andrian
Gambar Entri
Tradisi MAKA
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Nusa Tenggara Barat

MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...

avatar
Aji_permana
Gambar Entri
Wisma Muhammadiyah Ngloji
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.

avatar
Bernadetta Alice Caroline