Permainan Tradisional
Permainan Tradisional
Permainan Tradisional Jawa Barat Indonesia
Benteng
- 18 Oktober 2011 - direvisi ke 2 oleh Vande Leonardo pada 18 Oktober 2011
Nama lain: Benteng/bentengan/pal-palan/pris-prisan
Definisi
Benteng adalah salah satu jenis permainan anak-anak walaupun para remaja juga suka memainkannya kadang-kadang. Permainan ini sempat populer di tahun 80 an. Entah siapa yang pertama kali menemukannya. Tidak ada catatan resmi tentang asal-usul permainan yang bikin ngos-ngosan ini.

Rules
Cara bermain benteng ini super sangat sederhana. Menurut pengamatan saya, jumlah minimal yang ideal bermain benteng adalah 8 orang. Permainan terdiri dari 2 grup. Kita sebut saja A dan B. Setelah menentukan siapa masuk grup mana (biasanya dilakukan dengan suit atau gambreng), dipilihlah lokasi masing-masing benteng. Biasanya jarak kedua benteng tidak terlalu jauh. Paling 70 - 100 meteran.

Lokasi benteng bisa dimana saja. Di ruas jalan, di lapangan, di dekat sawah, pokoknya dimana saja sepanjang kedua kubu bisa berlari diatasnya (bukan berenang). Kalau kita sih dulu seringnya di depan rumah lo ya Ti. Bentengnya di belokan depan rumah lo sama tiang listrik deket rumah Dea ato nggak tiang basket (dulu masih ada, inget kan lo Ti?). Kebetulan di komplek kita ini, cuma jalan di depan rumah Titiw yang agak lebar. Bisa multifungsi. Kadang-kadang untuk basket, bulu tangkis, catur, main gundu, ngobak genangan air, masak nasi goreng, dan banyak lagi dah.

Anyway, back to the game. Objective atau Goal dari game ini mudah gampang tralala sekali. Merebut benteng lawan dengan menyentuhnya. Seperti juga benteng sungguhan, untuk bisa menguasai benteng lawan, kita harus mengalahkan semua prajuritnya. Caranya gampang banget. Kamu harus menyentuh bagian tubuh lawan (jangan menyentuh yang aneh-aneh ya - walaupun sah secara aturan tapi tidak sah secara moral) ketika lawan itu berlari keluar dari benteng. As simple as that.

Tapi menyentuh lawan itu sulitnya bukan main loh. Begini misalnya. Di kubu B, Adi berlari keluar dari bentengnya menuju kubu A sambil berusaha either itu memancing Usup untuk mengejar untuk kemudian disentuh rekan Adi, Toni atau with any luck bisa langsung menyentuh benteng kubu A. Nah, akhirnya Usup berhasil terperangkap pancingan. Sekarang dia jadi sandera deh di benteng B. Tapi not to worry my brethren, Usup masih bisa diselamatkan. Si Usup harus berdiri sambil menyentuh benteng lawan sambil stretch tangan atau kakinya sejauh mungkin (waduh kalo pas lagi disandera biasanya kaki kita pegal-pegal) agar teman seperjuangannya, Fitra bisa menyentuhnya untuk membebaskan Usup. Begitu seterusnya sampai akhirnya salah satu benteng bisa direbut. Perlu dicatat, dalam proses pembebasan hingga menuju bentengnya, si sandera menjadi invulnerable atau kebal. Jadi lawan tidak boleh menyentuhnya dulu hingga si sandera balik dan menyentuh bentengnya.

Kalah Tua
Seseorang bisa menyentuh lawannya dan menyanderanya, jika lawan keluar dari benteng atau literally melepaskan tangannya dari benteng, entah itu berlari, berjalan atau dia mungkin lupa kecapean duduk di deket bentengnya tanpa menyentuhkan tangannya ke benteng. Orang yang keluar duluan dari Benteng berarti "kalah tua" dengan orang (lawan) yang keluar dari benteng belakangan. Jadi si "kalah tua" harus berusaha sengos-ngosan mungkin supaya si "menang muda" (gw ngarang doang kalo istilah menang muda ini, biar gampang dibedain) tidak bisa mengejarnya. Si "kalah tua" harus menyentuh kembali bentengnya agar dia "kembali muda" dan menjadi "menang muda" sehingga bisa balik mengejar.

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Tradisi MAKA
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Nusa Tenggara Barat

MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...

avatar
Aji_permana
Gambar Entri
Wisma Muhammadiyah Ngloji
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
SMP Negeri 1 Berbah
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Pabrik Gula Randugunting
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Kompleks Panti Asih Pakem
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja

avatar
Bernadetta Alice Caroline