Bendi menjadi alat transportasi sejak awal pembentukan kota Bukittinggi. Sejak dulu, bendi memang menjadi alat transportasi di Bukittinggi, mengantar penumpang sampai ke tempat tujuan. Tempat duduk penumpang dan kusir (pengendara bendi) terbuat dari kayu, sempit, cukup muat untuk 6 orang dewasa. Satu orang penumpang bisa duduk di sebelah kusir, dan sisanya di kursi belakang. Roda bendi dari kayu yang dilapisi karet. Untuk menaiki bendi ada satu tatakan kaki dari besi. Penumpang bisa menginjak besi pipih itu sebagai pijakan untuk naik ke dalam bendi.
Bendi terdapat di depan jam gadang, dan di depan pasar banto, pasar bawah. Bendi tidak akan berkeliling kota mencari penumpang. Bendi hanya berdiri menunggu penumpang dan mengantar penumpang ke tempat tujuannya atau membawa penumpang keliling kota. Setelah mengantar penumpang ke tempat tujuan, bendi akan kembali ke tempatnya, di depan jam gadang atau di depan pasar banto.
Bendi biasanya digunakan untuk transportasi dari pasar ke rumah oleh ibu rumah tangga. Wisatawan dapat menggunakan jasa bendi mengelilingi kota Bukittinggi. Harga tergantung jarak tempuh, dan tawar menawar dengan kusir bendi. Harga yang ditawarkan berkisar antara Rp. 10.000 sampai Rp. 30.000, jika hanya mengantar ke satu tujuan. Jika ingin berkeliling kota, dari jam gadang, Jl, A. Yani (melewati kampung cina), ke kiri menuju panorama, dan jam gadang, ongkosnya berkisar antara Rp. 50.000 sampai Rp.100.000. Wisatawan bisa melihat keindahan dan kehidupan kota Bukittinggi menggunakan bendi, sangat menyenangkan karena bendi memiliki keunikan tersendiri saat kita menaikinya.
Suara Khas tapak kuda yang 'tuk tik tak tik tuk' dan udara dingin khas Bukittinggi akan menambah kesan yang unik dan menarik saat menaiki bendi. Badan pun juga sedikit bergoyang karena guncangan sepanjang perjalanan.
Biasanya pada setiap hari peringatan hut Kota Bukittinggi maupun di hari kemerdekaan Indonesia bendi akan mengikuti pawai mengelilingi Kota Bukittinggi. Para wisatawan pun bisa melihat riasan bendi yang berbeda pada hari hari biasanya. Tidak hanya itu, penumpang yang menaiki bendi biasanya memakai pakaian adat kota bukittinggi sehingga menambah kesan kekentalan adat Kota Bukittinggi yang masih terjaga.
#OSKMITB2018
MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...
Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.
SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...
Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...
Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja