Secara etimologis, Bau Nyale terdiri dari 2 suku kata, yakni “Bau” dalam bahasa Indonesia artinya menangkap; dan “Nyale” adalah cacing laut yang tergolong jenis filumannelida. Tradisi Bau nyale salah satu tradisi turuntemurun yang dilakukan oleh masyarakat Lombok Tengah sejak ratusan tahun silam. Awal mula tradisi ini tidak ada yang mengetahui secara pasti. Namun berdasarkan isi Babad Sasak yang dipercaya oleh masyarakat, tradisi ini berlangsung sebelum 16 abad silam. Tradisi ini dilangsungkan setiap tanggal 20 bulan 10 menurut perhitungan penanggalan tradisional Sasak, atau sekitar bulan Februari, bertempat di Pantai Seger, Kuta, Lombok Tengah.
Tradisi ini berkaitan dengan cerita rakyat Putri Mandalika. Diceritakan, Putri Mandalika adalah seorang putri yang berparas cantik dan berbudi luhur, sehingga diperebutkan oleh banyak pangeran dari berbagai kerajaan. Namun sang Putri memilih jalan lain untuk hidupnya, sang Putri tidak menerima pinangan dari salah satu pangeran, karena jika menerima pinangan dari salah satu pangeran, maka akan terjadi bencana besar yang mengakibatkan kerugian banyak orang. Putri Mandalika rela mengorbankan jiwa dan raganya demi keselamatan orang banyak, dengan membuang dirinya ke tengah lautan dan menjelma menjadi nyale.
Prosesi Tradisi Bau nyale diawali dengan diadakannya sangkep wariga, yaitu pertemuan para tokoh adat untuk menentukan hari baik (tanggal 20 bulan 10 penanggalan Sasak) mengenai kapan saat nyale ini keluar. Dilanjutkan dengan mepaosan, yaitu pembacaan lontar yang dilakukan oleh para mamik (tokoh adat) sehari sebelum pelaksanaan tradisi Bau nyale, bertempat di bangunan tradisional dengan tiang empat yang disebut dengan Bale saka pat.
Pembacaan lontar ini dengan menembangkan beberapa pupuh atau nyanyian tradisional dengan urutan tembang antara lain: Pupuh Smarandana, Pupuh Sinom, Pupuh Maskumambang dan Pupuh Ginada. Beberapa peralatan atau perlengkapan yang dipakai dalam prosesi ini antara lain: daun sirih, kapur,kembang setaman dengan sembilan jenis bunga, dua buah gunungan yang berisi jajanan tradisional khas Sasak, serta buah-buahan lokal. Dini hari sebelum masyarakat mulai turun ke laut untuk menangkap nyale, para tokoh adat menggelar sebuah upacara adat yang diberi nama Nede Rahayu Ayuning Jagad. Dalam prosesi ini, para tetua adat Lombok berkumpul dengan posisi melingkar, di tengah-tengah mereka diletakkan jajanan serta buah-buahan yang berbentuk gunungan.
Sumber : Buku Pentapan WBTB 2018
Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kasultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN : terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. lalu baju & celana pangsi sunda berwarna hitam. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. kain sembong berwarna ungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam berupa golok dan pisau. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR : sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis namun ada juga yang memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH : Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce. QUIVER ( TEMPAT ANAK PANAH ): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock ana...
Pasukan pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI chapter dki jaya) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belakang.
aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan
Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang