PADA bulan Juli hingga November masyarakat di Kabupaten Belu dan Malaka Nusa Tenggara Timur (NTT), melakukan persembahan tahunan di tempat pemali, seperti Ksadan Lulik (batu pemali) di puncak Gunung Mandeu, Kecamatan Raimanuk, Desa Faturika.
Lokasi ini bisa ditempuh dari Kota Atambua dalam dua jam perjalanan. Ritual yang biasa dilakukan di tempat ini berupa pemotongan hewan, seperti kerbau dan ayam.
Tak lupa menyisipkan beberapa helai daun sirih dan pinang sebagai rasa terima kasih, bersyukur kepada leluhur dan sang maha pencipta.
Dalam keyakinan warga Belu, ruh leluhur dan alam sangat kental hubungannya. Mereka meyakini leluhur mendiami alam yang disakralkan sejak jaman nenek moyang.
Salah satunya di batu pemali yang terdapat di hutan adat dan tempat-tempat pemali lainnya.
Ksadan lulik ini terbentuk dari susunan batu yang ditata rapi dalam lingkaran bulat setinggi satu meter atau lebih menyerupai punden berundak-undak.
Susunan batu ini jadi tempat utama persembahan kepada leluhur. Saat melakukan upacara sumpah atau janji adat, tak boleh ada yang melanggar sebab akan berakibat buruk.
Jadi, sebelum melakukan ikrar harus disepakati oleh para kepala adat terlebih dahulu. Bahkan, harus meminum darah sebagai tanda sepakat.
Hal ini dilalukan untuk menjaga perilaku warga yang semakin melupakan budaya leluhur, norma serta budi pekerti yang sudah diwariskan. Misalkan, tak boleh menebang pohon sembarangan, memetik tanaman orang seperti buah pinang dan lainnya.
Dalam upacara ini semua kepala suku di Belu wajib hadir beserta warganya sehingga semua menyaksikan dan mendengar aturan yang disepakati.
Setelah ritual sumpah, tak lupa disaji sesajen di kampung tua yang ada di puncak gunung, serta bergotong royong membersihkan makam yang ada di sekitarnya.
Larangan berupa sumpah ini lebih menekankan pada kepemilikan. Jikalau ingin makan, harus menanam sendiri dan tak boleh mengambil milik orang lain serta merawat dan menjaga alam yang sudah memberi kehidupan.
Pembacaan mantra ini dibacakan oleh sesepuh adat Yakobus Bouk, salah satu ketua suku yang sering ambil bagian dalam tradisi yang masih dilakukan warga di NTT.
Bila ingin berkunjung dan menyaksikan tradisi ini bisa langsung ke lokasi. Jangan lupa mampir ke danau Tiar untuk memancing ikan air tawar, serta bersantai di bukit Kakeu Mantenu sembari menikmati alamnya yang hijau alami.
sumber: http://surabaya.tribunnews.com/2017/12/15/tradisi-mencekam-batu-pemali-di-puncak-mandeu-belu?page=all
#SBJ
Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...
Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembongb berwarnaungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok dan pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belaka...
aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan
Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang