Cerita Rakyat
Cerita Rakyat
Cerita Rakyat Nusa Tenggara Barat Montong Teker
Batu Golog
- 15 Desember 2014

Batu Goloq adalah sejenis batu ceper yang terdapat di sebuah daerah di Provinsi Nusa Tenggara Barat, Indonesia. Batu ini diyakini oleh masyarakat setempat sebagai penyebab munculnya tiga nama tempat di daerah Nusa Tenggara Barat, yakni Desa Gembong, Dasan Batu, dan Montong Teker. Peristiwa apakah yang terjadi, sehingga Batu Goloq ini menyebabkan munculnya tiga buah nama daerah tersebut? Ikuti kisahnya dalam cerita Batu Goloq berikut ini!

Alkisah, di daerah Padamara dekat Sungai Sawing, Nusa Tenggara Barat, Indonesia, ada sepasang suami­istri miskin yang memiliki dua orang anak yang masih kecil. Sang Suami bernama Amaq Lembain, sedangkan sang Istri bernama Inaq Lembain. Mereka bekerja sebagai buruh tani. Setiap hari mereka berjalan ke desa­desa menawarkan tenaganya untuk menumbuk padi. Setiap kali pergi menumbuk padi, mereka selalu membawa kedua anaknya. Pada suatu hari, setelah setengah hari berkeliling, Inaq Lembain mendapat tawaran menumbuk padi dari seorang penduduk desa. Sebelum mulai bekerja, ia menaruh kedua anaknya di atas Batu Goloq (batu ceper) yang terletak tidak jauh dari tempatnya menumbuk padi.

“Anakku, kalian duduklah di atas batu ini! Ibu mau bekerja dulu,” ujar Inaq Lembain kepada kedua anaknya.

“Baik, Bu!” jawab kedua anak itu sambil mengangguk­angguk. Seteah itu, Inaq Lembain mulai bekerja. Pada saat ia sedang asyik menumbuk padi, tiba­tiba kedua anaknya dikejutkan oleh sebuah peristiwa aneh. Batu Goloq yang mereka duduki tiba­tiba bergerak naik sedikit demi sedikit.

“Kak, apa yang terjadi? Kenapa batu ini bergerak?” tanya si Bungsu dengan panik.

“Entahlah, Dik! Kakak juga tidak tahu,” jawab si Sulung bingung.  Semakin lama Batu Goloq itu semakin naik. Keduanya merasa diangkat naik. Mereka pun semakin panik dan ketakutan.

“Ibu...! Tolooong...! Batu ini semakin tinggi,” teriak si Sulung. Sang Ibu yang sedang asyik menumbuk padi hanya menjawab: “Tunggulah sebentar, Anakku! Ibu sedang sibuk bekerja.” Beberapa kali si Sulung berteriak memanggil, namun sang Ibu tetap asyik menumbuk padi. Semakin lama, Batu Goloq itu semakin tinggi hingga melebihi pohon kelapa. Kedua anak itu pun berteriak sejadi jadinya memanggil ibu mereka. Namun, sang Ibu tetap sibuk bekerja tanpa menghiraukan keadaan kedua anaknya. Batu Goloq itu makin lama makin tinggi membawa mereka hingga mencapai awan. Suara kedua anak itu pun makin lama makin sayup sampai akhirnya tidak terdengar sama sekali. Ketika tersadar bahwa kedua anaknya sudah tidak ada di dekatnya, Inaq Lembain pun bingung mencari mereka.

“Anakku! Di manakah kalian. Jangan tinggalkan ibu, Nak!” ucap Inaq Lembain sambil menangis tersedusedu. Alangkah terkejutnya ia setelah melihat Batu Goloq tempat kedua anaknya duduk menjulang tinggi hingga ke awan. Ia pun menyadari jika kedua anaknya dibawa naik oleh Batu Goloq itu. Ia segera memohon petunjuk kepada Tuhan Yang Mahakuasa agar diberi kekuatan untuk dapat mengambil kembali kedua anaknya. Syahdan, doa Inaq Lembain dikabulkan. Tuhan memberikan kekuatan gaib pada sabuknya. Tanpa berpikir panjang, ia pun memenggal Batu Goloq itu. Sungguh ajaib, dengan sekali tebas, batu itu terpenggal menjadi tiga bagian. Bagian pertama jatuh di suatu tempat yang kemudian diberi nama Desa Gembong, karena menyebabkan tanah di sana bergetar. Bagian kedua jatuh di tempat yang diberi nama Dasan Batu, karena ada orang yang menyaksikan jatuhnya penggalan batu ini. Sementara potongan terakhir jatuh di suatu tempat yang menimbulkan suara gemuruh, sehingga tempat itu diberi nama Montong Teker. Namun, malang nasib Inaq Lembain. Ia tidak dapat mengambil kembali kedua anaknya, karena telah berubah menjadi dua ekor burung. Anaknya yang sulung berubah menjadi burung Kekuwo, sedangkan yang bungsu berubah menjadi burung Kelik. Oleh karena berasal dari manusia, kedua jenis burung itu tidak dapat mengerami telurnya.

Demikian cerita Batu Goloq dari daerah Nusa Tenggara Barat. Cerita di atas termasuk kategori legenda yang mengandung pesan­pesan moral yang dapat dijadikan pedoman dalam kehidupan sehari­hari. Salah satu pesan moral yang dapat dipetik dari cerita di atas adalah bahwa jika menghadapi suatu masalah yang sulit diselesaikan, sebaiknya memohon petunjuk kepada Tuhan Yang Mahakuasa. Hal ini ditunjukkan oleh sikap dan perilaku Inaq Lembain. Ketika mengetahui Batu Boloq membawa kedua anaknya naik ke awan, ia segera memohon petunjuk kepada Tuhan Yang Mahakuasa, walaupun ia tidak berhasil mengambil kembali anaknya karena telah berubah menjadi burung. Dikatakan dalam tunjuk ajar Melayu:

wahai ananda mustika ayah,

dalam beriman janganlah goyah

betulkan akal luruskan langkah mohonlah petunjuk kepada Allah

Pelajaran lain yang dapat dipetik adalah bahwa kesibukan dalam bekerja dapat menimbulkan kelalaian pada diri seseorang. Hal ini tampak pada sikap dan perilaku Inaq Lembain. Ketika kedua anaknya berteriak meminta tolong, ia tetap sibuk menumbuk padi tanpa menghiraukan keadaan dan keselamatan kedua anaknya.

 

http://ceritarakyatnusantara.com/id/folklore/84-Batu-Goloq

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Dari Rendang Hingga Gudeg: 10 Mahakarya Kuliner Indonesia yang Mengguncang Lidah
Makanan Minuman Makanan Minuman
DKI Jakarta

1. Rendang (Minangkabau) Rendang adalah hidangan daging (umumnya sapi) yang dimasak perlahan dalam santan dan bumbu rempah-rempah yang kaya selama berjam-jam (4–8 jam). Proses memasak yang sangat lama ini membuat santan mengering dan bumbu terserap sempurna ke dalam daging. Hasilnya adalah daging yang sangat empuk, padat, dan dilapisi bumbu hitam kecokelatan yang berminyak. Cita rasanya sangat kompleks: gurih, pedas, dan beraroma kuat. Rendang kering memiliki daya simpan yang panjang. Rendang adalah salah satu hidangan khas Indonesia yang paling terkenal dan diakui dunia. Berasal dari Minangkabau, Sumatera Barat, masakan ini memiliki nilai budaya yang tinggi dan proses memasak yang unik. 1. Asal dan Filosofi Asal: Rendang berasal dari tradisi memasak suku Minangkabau. Secara historis, masakan ini berfungsi sebagai bekal perjalanan jauh karena kemampuannya yang tahan lama berkat proses memasak yang menghilangkan air. Filosofi: Proses memasak rendang yang memakan waktu lama mela...

avatar
Umikulsum
Gambar Entri
Resep Ayam Goreng Bawang Putih Renyah, Gurih Harum Bikin Nagih
Makanan Minuman Makanan Minuman
Jawa Barat

Ayam goreng adalah salah satu menu favorit keluarga yang tidak pernah membosankan. Namun, jika kamu ingin mencoba variasi yang lebih gurih dan harum, ayam goreng bawang putih renyah adalah pilihan yang tepat. Ciri khasnya terletak pada aroma bawang putih yang kuat serta kriukannya yang renyah saat digigit. Resep ini juga sangat mudah dibuat, cocok untuk menu harian maupun ide jualan. Bahan-Bahan Bahan Ayam Ungkep ½ kg ayam (boleh potong kecil agar lebih cepat matang) 5 siung bawang putih 4 siung bawang merah 1 sdt ketumbar bubuk 1 ruas kunyit (opsional untuk warna) Garam secukupnya Kaldu bubuk secukupnya Air ± 400 ml Bahan Kriuk Bawang 5–6 siung bawang putih, cincang halus 3 sdm tepung maizena ¼ sdt garam ¼ sdt lada Minyak banyak untuk menggoreng Cara Membuat Ungkep ayam terlebih dahulu Haluskan bawang putih, bawang merah, kunyit, dan ketumbar. Tumis sebentar hingga harum. Masukkan ayam, aduk rata, lalu tuang air. Tambahkan garam dan kaldu...

avatar
Apitsupriatna
Gambar Entri
Resep Ayam Ungkep Bumbu Kuning Cepat, Praktis untuk Masakan Harian
Makanan Minuman Makanan Minuman
Jawa Barat

Ayam ungkep bumbu kuning adalah salah satu menu rumahan yang paling praktis dibuat. Rasanya gurih, aromanya harum, dan bisa diolah lagi menjadi berbagai hidangan seperti ayam goreng, ayam bakar, hingga pelengkap nasi kuning. Keunggulan lainnya, resep ini termasuk cepat dan cocok untuk kamu yang ingin memasak tanpa ribet namun tetap enak. Berikut resep ayam ungkep bumbu kuning cepat yang bisa kamu coba di rumah. Bahan-Bahan ½ kg ayam, potong sesuai selera 4 siung bawang putih 5 siung bawang merah 1 ruas kunyit 1 ruas jahe 1 ruas lengkuas (geprek) 2 lembar daun salam 2 lembar daun jeruk 1 batang serai (geprek) 1 sdt ketumbar bubuk (opsional) Garam secukupnya Kaldu bubuk secukupnya Air ± 400–500 ml Minyak sedikit untuk menumis Cara Membuat Haluskan bumbu Blender atau ulek bawang merah, bawang putih, kunyit, jahe, dan ketumbar bubuk (jika dipakai). Semakin halus bumbunya, semakin meresap ke ayam. Tumis bumbu hingga harum Panaskan sedikit m...

avatar
Apitsupriatna
Gambar Entri
Konsep Ikan Keramat Sebagai Konservasi Lokal Air Bersih Kawasan Goa Ngerong Tuban
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Jawa Timur

Sumber daya air merupakan sebuah unsur esensial dalam mendukung keberlangsungan kehidupan di bumi. Ketersediaan air dengan kualitas baik dan jumlah yang cukup menjadi faktor utama keseimbangan ekosistem serta kesejahteraan manusia. Namun, pada era modern saat ini, dunia menghadapi krisis air yang semakin mengkhawatirkan (Sari et al., 2024). Berkurangnya ketersediaan air disebabkan oleh berbagai faktor global seperti pemanasan, degradasi lingkungan, dan pertumbuhan penduduk yang pesat. Kondisi tersebut menuntut adanya langkah-langkah strategis dalam pengelolaan air dengan memperhatikan berbagai faktor yang tidak hanya teknis, tetapi juga memperhatikan sosial dan budaya masyarakat. Salah satu langkah yang relevan adalah konservasi air berbasis kearifan lokal. Langkah strategis ini memprioritaskan nilai-nilai budaya masyarakat sebagai dasar dalam menjaga sumber daya air. Salah satu wilayah yang mengimplementasikan konservasi berbasis kearifan lokal yaitu Goa Ngerong di kecamatan Rengel,...

avatar
Muhammad Rofiul Alim
Gambar Entri
Upacara Kelahiran di Nias
Ritual Ritual
Sumatera Utara

Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...

avatar
Admin Budaya