|
|
|
|
Batik Garut Warisan Bangsa Tanggal 09 Aug 2018 oleh OSKM_16218141_Aulya Nissa Fitrianty. |
Menghimpun makna dalam motif dan keindahan warna, batik tulis garut menjadi warisan nenek moyang yang patut dipertahankan. Sebelum bendera merah putih berkibar pun karya seni ini telah hidup sebagai penyaluran naluri seni masyarakat Kota Garut, Jawa Barat. Kekhasan warna yang cenderung terang dan motif yang unik menjadi daya tarik batik tulis yang satu ini. Tak sedikit orang yang memakainya sebagai tanda kebanggaan masyarakat sunda. Cupat Manggu dan Rereng Peuteuy contohnya.
Mencipta seni tidaklah mudah, kecuali pelibatan hati yang menyertai setiap likunya. Masyarakat Kota Garut memilih mencipta karya melalui lincahnya tangan untuk melukis batik kebanggaan bangsa. Tak cukup hingga nenek moyang, mereka menurunkan keterampilan terbaiknya kepada anak cucu. Berasal dari makna sederhana kehidupan, motif yang tercipta begitu unik dan mewakili “raga Indonesia” yang sesungguhnya.
Bersama perasaan dan nilai estetika yang mendalam, masyarakat Kota Garut memproduksi motif yang tak jauh dari tanah kehidupannya. Pasalnya, ide seni muncul dari hewan dan tumbuhan yang ada di sekitarnya. Terkadang para seniman menyalurkan idenya ke dalam bentuk geometri seperti belah ketupat. Hal yang sederhana maupun kompleks di dalam kehidupan sosial budaya, menjadi bahan dasar utama dalam pengambilan ide.
Dilihat dari keberadaannya di pasaran, eksistensi batik garutan sudah mulai menurun cukup drastis. Hal yang dianggap menjadi penyebab utama adalah kurangnya produksi dan proses pemasaran. Diduga pula para seniman tidak lagi memroduksi batik garutan secara besar karena tersaingi oleh kualitas batik dari kota lain dengan teknologi terbarukan.
Permasalahan memanglah mulai muncul saat produksi batik daerah lain didominasi oleh teknologi yang canggih sekaligus perlahan melenyapkan kesempatan seniman untuk terus memasok keunikan negeri. Batik garut yang bercirikan “tulis tangan” terasa kurang efektif dan ketinggalan zaman. Padahal, masyarakat perlu menyadari bahwa disitulah letak keistimewaan batik garutan di atas batik lainnya.
Batik tulis garutan dapat pula dibuat dengan cap dan cetak. Akan tetapi, seniman unggulan tetap memertahankan kemampuan tangannya dalam melukis lilin di atas kain yang kemudian diberi warna. Sudah sepatutnya kita menghargai mereka yang dapat memertahankan budaya kebangsaan dalam keberagaman.
Maka untuk menunjang jumlah produk batik tulis garutan yang memadai dan dapat dipasarkan, kita harus mulai mencintai produk unik dan legendaris ini. Setidaknya, jika kita tidak bisa mejadi penerus mereka dalam berseni, gunakan kesempatan untuk mengapresiasi seni itu sebaik dan seefektif mungkin. Agar eksistensi yang pernah dibangun oleh para seniman terdahulu dapat terbit kembali.
Gambus
Oleh
agus deden
| 21 Jun 2012.
Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual... |
Hukum Adat Suku...
Oleh
Riduwan Philly
| 23 Jan 2015.
Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dal... |
Fuu
Oleh
Sobat Budaya
| 25 Jun 2014.
Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend... |
Ukiran Gorga Si...
Oleh
hokky saavedra
| 09 Apr 2012.
Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai... |