Tarian
Tarian
Tarian Sakral Bali Desa Trunyan, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli
Barong Brutuk
- 11 Desember 2014

“Mriki Tu, tiang nunas tamba. Niki tiang ngaturang lanjuran.”

Dari balik tembok jaba Pura Pancering Jagat, Desa Trunyan, ibu-ibu berteriak memanggil Ratu Brutuk. Sembari memecut, Ratu Brutuk datang menghampiri ibu yang memanggilnya. Lantas ibu itu memberikan beberapa batang rokok dan sebotol air mineral. Itulah yang disebut lanjuran atau persembahan kepada Ratu Brutuk. Setelah itu, ibu itu memohon tamba atau obat berupa dedaunan kering dari Ratu Brutuk. Ia langsung menyematkan daun kering itu pada ikat rambutnya.

Masyarakat Desa Trunyan sedang melaksanakan upacara Ngusaba Gede Ratu Brutuk berpusat di Pura Pancering Jagat. Pada 12 dan 13 Oktober 2014, para pemuda menarikan Barong Brutuk atau disebut sebagai Ratu Brutuk. Upacara Dewa Yadnya ini dilakukan setiap tahun. Tapi, Barong Brutuk ditarikan setiap dua tahun sekali jika tak ada halangan. Sebelum tahun ini, Barong Brutuk telah lama vakum selama kurang lebih 16 tahun.

“Dulu, ada bencana alam sekitar 7 tahun lalu. Ada pohon beringin jatuh menimpa meru di jeroan pura ini, sehingga ambruk semua. Arca di dalamnya utuh, termasuk topengnya Ratu Brutuk,” jelas Jero Mangku Kaler, salah satu panitia upacara Ngusaba Gede Ratu Brutuk.

Barong Brutuk ditarikan oleh 19 penari. Penarinya adalah anggota perkumpulan pemuda atau disebut truna. Mereka adalah remaja laki-laki yang belum menikah. Sebelum menarikan Barong Brutuk, penarinya pantang melakukan tindakan seperti minum minuman beralkohol, main cewek dan mamotoh atau berjudi sabung ayam. Pantangan berlaku 15 hari sebelum tampil sebagai Barong Brutuk.

Para penari akan mengenakan topeng dan pakaian. Topengnya terbuat dari tempurung kelapa. Pakaiannya berupa dedaunan pisang yang telah dikeringkan. Hampir seluruhnya adalah bahan yang berasal dari alam. “Secara ilmiah di daerah ini adalah pemakaman dikelilingi oleh pohon pisang. Apa yang ada di alam itu yang dimanfaatkan,” ungkap Jero Mangku Kaler.

Secara niskala, Barong Brutuk adalah simbol penguasa di Desa Trunyan ialah Ida Ratu Ayu Pingit Dalem Dasar (perempuan) dan Ratu Sakti Pancering Jagat (laki-laki) atau dalam prasasti disebut Ratu Datonta. sekala, Barong Brutuk menanamkan pengetahuan tentang leluhur kepada penerus mereka. “Barong Brutuk merupakan simbol pertemuan perempuan dan laki-laki sebagai proses kehidupan manusia. Dalam agama Hindu disebut Purusa dan Pradana,” tutur Jero Mangku Kaler.

Barong Brutuk menari mulai pukul 09.00. Mereka menari di areal pura, mulai dari jeroan, jaba tengah dan jaba pura. Mereka berlari-lari dan memecut ke arah masyarakat yang menontonnya. Pecutan Barong Brutuk ini rupanya berawal dari penyakit cacar dan penyakit kulit lainnya yang pernah mewabah di Desa Trunyan. Dulu masyarakat mengobati penyakit itu dengan pecut hingga luka berdarah dan akhirnya kering dengan sendirinya. Oleh sebab itu, masyarakat setempat percaya bahwa pecutan akan memberikan kesembuhan dan keselamatan. Tepat pukul 17.00, penari Barong Brutuk melepas topeng dan pakaiannya lalu melukat atau mandi di danau. Rangkaian tarian ditutup dengan penari melakukan persembahyangan dan makan bersama (megibung).

Sumber https://diahdharmapatni.wordpress.com/2014/10/30/kisah-barong-brutuk-dari-trunyan/#more-263

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Upacara Kelahiran di Nias
Ritual Ritual
Sumatera Utara

Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak, Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman)...

avatar
Admin Budaya
Gambar Entri
Prajurit Pemanah Kasultanan Kasepuhan Cirebon Di Festival Keraton Nusantara
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Jawa Barat

Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembongb berwarnaungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok dan pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belaka...

avatar
ASEP NU KASEP TEA ATUH PIRAKU
Gambar Entri
Prajurit pemanah kasultanan kasepuhan cirebon di festival keraton nusantara
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Jawa Barat

Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN : terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembong berwarna ungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok ataupun pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR : sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH : Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghad...

avatar
ASEP NU KASEP TEA ATUH PIRAKU
Gambar Entri
Kirab agung milad ke 215 kesultanan kacirebonan
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Jawa Barat

aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan

avatar
ASEP NU KASEP TEA ATUH PIRAKU
Gambar Entri
PANURUNG: Pasukan Pengawal Keraton Sumedang Larang
Senjata dan Alat Perang Senjata dan Alat Perang
Jawa Barat

Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang

avatar
ASEP NU KASEP TEA ATUH PIRAKU