Barobbo merupakan makanan khas yang terbuat dari Jagung atau masyarakat Sulawesi Selatan kenal dengan nama "Biralle" (makassar) atau "arelle" (Bugis). Makanan ini merupakan salah satu makanan dengan penggemar yang cukup fantastis, kalau dikalangan masyarakat sendiri bahan dasar ini memang sangat familiar. A da banyak masakan dan makanan yang dapat dibuat atau dihasilkan dari bahan dasar jagung ini,jagung untuk masyarakat Sulawesi Selatan sendiri berada di urutan dua setelah pisang untuk dibuat masakan atau makanan, baik itu dalam bentuk kue, makanan tradisional, campuran untuk sayur dan lain-lain.
Sepintas tampilan barobbo mirip dengan bubur manado. Karena barobbo menggunakan banyak sayuran dan jagung putih yang digunakan sangat mirip dengan nasi. Letak perbedaan keduanya berada pada bahan utama, bubur manado terbuat dari beras sedangkan barobbo terbuat dari jagung.
Barobbo memiliki cita rasa ringan jika dibandingkan dengan makanan khas Sulawesi Selatan lain yang mayoritas kaya bumbu dan terbuat dari daging. Cita rasa yang ringan diperoleh dari bahan-bahan yang digunakan mayoritas sayuran dan tidak memerlukan proses masak yang lama. Di masa lalu, barobbo banyak dimasak pada saat masa panen jagung, biasa dimasak bersama dengan para tetangga dan makan bersama sebagai bentuk syukur atas panen jagung. Mengumpulkan bahan-bahan barobbo, menyiapkan bahan sebelum dimasak sampai makan bersama barobbo yang telah dibuat bersama menjadi harmoni tersendiri bagi masyarakat Sulawesi Selatan. Di masa sekarang, membuat barobbo menjadi salah satu alasan untuk kumpul bersama keluarga.
Bahan-bahan yang digunakan untuk barobbo antara lain berbagai macam sayuran seperti kangkung, bayam, daun kacang hijau (“raung bue” Bugis), labu kuning, gambas/oyong, dan lainnya. Bumbu yang dihaluskan ada bawang merah, bawang putih, merica, masyarakat di Bulukumba menambahkan kemiri sebagai bumbu tambahan. Jagung yang digunakan adalah jagung putih dan jagung manis, awalnya barobbo hanya menggunakan jagung putih namun dengan berkembangnya selera dari masyarakat dan jagung manis yang lebih mudah ditemukan daripada jagung putih. Membuat masyarakat menambahkan beras kedalaman air rebusan jagung manis agak kuah dari barobbo bisa kental seperti bila menggunakan jagung putih.
Bahan barobbo dicuci bersih kemudian, jagung diiris tipis seperti akan membuat perkedel. Hal ini dilakukan agar jagung lebih cepat matang. Kemudian jagung dimasak dengan air secukupnya dengan sedikit beras dan bumbu yang dihaluskan. Semua sayuran dipotong dan dimasukkan kedalam jagung yang telah matang sambil diaduk tambahkan garam dan penyedap. Di Palopo masyarakat menambahkan santang encer setelah memasukkan sayuran, untuk mendapatkan rasa lebih gurih. Di beberapa daerah di Sulawesi Selatan menambahkan udang, ikan, ayam kedalam barobbo sebagai pelengkap, ada yang mencampur sebelum barobbo matang ada juga setelah matang, supaya orang yang makan dapat memilih sendiri pelengkap yang mereka inginkan. Untuk penyajian barobbo biasa dengan jeruk nipis dan sambal.
Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak, Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman)...
Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembongb berwarnaungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok dan pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belaka...
Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN : terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembong berwarna ungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok ataupun pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR : sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH : Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghad...
aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan
Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang