Seni Pertunjukan
Seni Pertunjukan
Seni Tradisi Bali Mengwi, Badung, Bali
Tarian Baris Kraras

Tari Baris Kraras merupakan tarian tradisional yang berasal dari Bali, tepatnya dari Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung, Bali.  Tarian ini termasuk tari wali, yaitu tarian upacara atau tarian sakral yang ditampilkan dalam upacara adat dan agama Hindu di Bali.  Tarian ini biasanya dipentaskan di area terdalam suatu pura (jeroan).  Tarian Baris Kraras merupakan tari Wali yang dipentaskan dalam upacara Piodalan atau Pujawali atau Aci Tulak Tunggul di Pura Taman Ayun yang jatuh pada hari Selasa Kliwon wuku Medangsia atau setiap 210 hari (enam bulan).

Tari Baris adalah tarian yang menggambarkan ketangkasan pasukan, sesuai dengan namanya baris yang berasal dari kata bebaris yang dapat diartikan sebagai pasukan.  Oleh karena itu, tarian ini menggambarkan ketangkasan pasukan prajurit.  Hal unik dari tarian ini adalah iringannya menggunakan musik vokal dan busana yang digunakan terbuat dari pelepah pisang dan daun pisang tua (kraras) yang dihiasi dengan hiasan-hiasan dari kulit babi, daging babi, satai lilit, dan hiasan muka dari kapur yang dibasahi.  

Secara umum, makna dari tarian ini adalah untuk menjaga keharmonisan alam semesta (Bhuana Agung) dari berbagai bencana karena dahulu kala timbul suatu permasalahan, yaitu bendungan telaga Taman Ayun mengalami kebocoran dan setelah diperbaiki tetap bocor kembali.  Raja Mengwi Cokorda Nyohman Mayun akhirnya memohon ke hadapan Bhatara di puncak Bukit Pangelengan dengan melakukan pertapaan brata yang sangat teguh dan dalam pertapaannya, Raja Mengwi bertemu dengan seorang pria berpakaian serba aneh, yaitu memamkai daun pinsag kering (kraras), lalu berkata, ” Ai, cucuku Raja Mengwi, apa tujuan cucuku, datang menghadap ke tempat ini? katakanlah dengan kesungguhan dan kejujuran”.  Raja Mengwi pun menjelaskan maksud tujuan kedatangannya dan orang tersebut memberikan petunjuk, yaitu “Bendungan/tanggul itu kuat, tetapi belum ada dasar “padagingan“, sehingga terjadilah seperti sekarang ini.  Nantinya ada suatu pertanda “padagingan” itu akan ada dan terbukti, yakni ada manusia yang tenggelam, setelah itu lakukanlah upacara Pamrayascita Bhumi dan mempersembahkan tarian seperti yang cucu saksikan sekarang ini. Jika hal itu telah dilaksanakan dengan baik, tanggul kuat, air mengalir dan sawah yang ada, yang dapat aliran air dari telaga, akan menjadi subur dan terhindar dari hama.  Namun ingat sampaikan kepada masyarakat sekitarnya, jika ada orang yang kawin, belum diupacarai tidak boleh lewat di wilayah itu, jika melanggar akan mendapat kutukan dari penghuni bendungan tersebut.  Rupa-rupanya atas dasar itulah di tanggul/bendungan telaga Taman Ayun, setiap ada upacara Piodalan di Pura Taman Ayun, dipersembahkanlah tarian Baris yang memakai pakaian dari daun kraras dan dilengkapi dengan upacara Pakelem.
Menurut ceritra yang dituturkan oleh Guru Soka dari Banjar Munggu Mengwi, seorang penari Topeng, sebelum dilaksanakan upacara tersebut setiap 6 bulan, ada saja yang tenggelam di telaga Taman Ayun, sedangkan sawah yang mendapat aliran air dari telaga Taman Ayun, akan mengalami gagal panen dan diserang oleh hama.  Oleh karena itulah diadakan upacara “Aci Tulak Tunggul” di tempat itu.
 
Sumber :

Ruastiti, Ni Made. 2018.  The Meaning of Baris Kraras Dance Performance at Mengwi, Badung, Bali in the Global Era. Dalam http://www.ijhssnet.com/view.php?u=http://www.ijhssnet.com/journals/Vol_8_No_5_May_2018/12.pdf. Diakses tanggal 5 Agustus 2019

Rahayu, Gita. 2017. “Baris Keraras” Tari Wali untuk Ritual Aci Tulak Tunggul di Pura Taman Ayun Mengwi. Dalam http://mengwi.desa.id/2017/11/10/baris-keraras-tari-wali-untuk-ritual-aci-tulak-tunggul-di-pura-taman-ayun-mengwi/. Diakses tanggal 5 Agustus 2019.

Inouye, Mayumi. 2018. Tari Wali (Jenis Tari Bali / Tari Bali Suci). Dalam https://balitaksu.com/wali-id. Diakses tanggal 5 Agustus 2018.

Anonim. 2018. Tari Baris Kraras. Dalam https://warisanbudaya.kemdikbud.go.id/?newdetail&detailCatat=6533. Diakses tanggal 5 Agustus 2018.

 
Sumber foto : 
 
 
#OSKMITB2018
 

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Tradisi MAKA
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Nusa Tenggara Barat

MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...

avatar
Aji_permana
Gambar Entri
Wisma Muhammadiyah Ngloji
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
SMP Negeri 1 Berbah
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Pabrik Gula Randugunting
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Kompleks Panti Asih Pakem
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja

avatar
Bernadetta Alice Caroline